Mengajar sepenuh hati
Tanteku seorang guru SD di salah satu SD negeri di kota Padang. Beliau anak seorang anggota TNI, didikan ayahnya yang tegas telah menjadikannya guru yang disiplin. Kalau mau acara pesta dikampung mesti menyesuaikan dengan hari libur beliau, kalau tidak ya beliau tidak akan datang. Hehehe.
Suami Tante merupakan keluarga besar, beradik kakak 9 orang, sementara beliau anak ketiga. Jadi banyak acara pernikahan yang berlangsung setelah pernikahan beliau tentunya, pernikahan adik-adiknya, sepupu-sepupunya, bahkan ponakan-ponakannya. Alhamdulillah Tante selalu menyempatkan pulang ke kampung suaminya melihat dan membantu mensukseskan acara tersebut. Setelah acara selesai, biasanya minggu malam atau Senin pagi setelah shalat subuh pulang ke Padang untuk menunaikan tugasnya mengajar.
Tanteku memang tidak membiasakan libur sekolah karena acara keluarga, dari kecil aku tandai itu. Aku sering menginap di rumah Tante, aku perhatikan Tante sibuk menyiapkan segala administrasi sekolah dengan tangannya. Duduk diruang tamu dengan sebuah meja kecil dan segala perlengkapan alat tulis seperti penggaris, pena merah, dan lainnya. Beliau asyik menulis dibuku besar dan buku kecilnya.
Pernah dulu diawal pernikahannya, Tante ikut membantu suaminya berjualan di sekolahnya. Kebetulan suami Tante menjual bahan pakaian. Dengan senang hati dibawalah beberapa potong bahan tersebut ke sekolah. Ternyata ayah Tante memperhatikan kebiasaan barunya tersebut, lalu ayah tante dengan tegas melarang beliau jualan. Katanya " kamu mau mengajar atau jualan? Kalau mengajar fokuslah mengajar jangan campur dengan yang lain, mengajarlah sepenuh hati" setelah itu Tante tak pernah lagi membawa bahan jualan suaminya ke sekolah dan menyerahkan kembali bahan pakaian tersebut kesuaminya.
Tanteku memang tak mahir komputer, tetapi beliau bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya, beliau mau mengganti lelah temannya yang bersedia membantu menyelesaikan tugasnya. Bukan berarti lepas tangan begitu saja, beliau tetap mendampingi dan mengawasi tugas tersebut sampai benar-benar tuntas dan memuaskan. Beliau dengan cekatan memperhatikan langkah setiap langkah tugas tersebut sehingga walaupun orang lain mengerjakan tetapi beliau paham apa prosesnya.
Sampai suatu waktu ada sahabatnya yang membantu mengurus kenaikan pangkat, beliaupun bisa naik pangkat dengan segala keterbatan. Ya, banyak orang sekitarnya yang menyayangi tidak hanya sesama rekan kerja, murid-muridnyapun sama. Ketika pemilihan guru terbaik disekolah, banyak siswa yang memberikan suara kepadanya. Bahkan walimurid beliau sering memberikan hadiah, ketika muridnya tamat sekolah saking senangnya mendapati keberhasilan anak-anaknya.
Sewaktu zaman UN dulu, banyak siswa beliau yang mendapatkan nilai 100 dan yang paling membuat beliau senang adalah sekolahnya mendapatkan nilai terbaik di gugusnya. Melihat perjuangan beliau mempersiapkan siswanya aku benar-benar salut, beliau rela pulang sore setiap hari untuk menambah jam pelajaran. Bersyukur suami Tante tidak pernah komplen dan bahkan mensupport kegiatan Tante. Ma syaa Allah.
Beruntungnya Tante memiliki Ayah yang tegas dan disiplin serta suami yang pengertian dan bertanggung jawab. Ma syaa Allah. Semoga Tante sehat-sehat selalu dan terus bersemangat mengajar, walau terkadang lelah menyapa dipenghujung masa pengabdian. Aamiin..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar