#TantanganGurusiana

Jumat, 18 Maret 2022

Pembicaraan tentang harga minyak goreng menjadi trending topik alias topik yang sangat hangat hari ini hampir di semua kalangan, mengalahkan hangatnya sepiring goreng pisang yang baru diangkat dari wajan.

Bu Susi, seorang sosialita di kampung Tornado sebenarnya tidak suka memasak. Namun, sejak dia ikut arisan panci yang bisa berbunyi ketika masakan sudah matang, hobinya berubah. Awalnya dia suka bersolek dan merumpi, sekarang lebih suka di dapur mencoba berbagai macam resep masakan dengan panci barunya.

Hari ini bu Susi uring-uringan karena harga minyak goreng lebih mahal dari harga BBM, naiknya lebih dari seratus persen. Harga satu liter minyak goreng merek Fufunene yang biasa dipakai bu Susi sebelumnya sebelas ribu rupiah. Hari ini matanya terbelakak melihat harga minyak goreng bermerek sama dan memiliki berat sama menjadi dua puluh tiga ribu rupiah. Bu Susi mencak-mencak, mengangkat roknya tinggi-tinggi saking emosinya. Beruntung sang suami segera datang. Dia menahan tangan bu Susi agar berhenti menaikkan roknya. Jika tidak dicegah, bisa-bisa... ah! Bikin malu! Suami bu Susi kemudian menggamit tangannya untuk segera ke mobil.

Di luar supermarket, bu Susi melihat serombongan emak-emak membawa spanduk yang berisi keluhan dan permintaan harga minyak goreng diturunkan. Karena tidak ada tanggapan, mereka memaksa masuk ke supermarket dan memborong semua stok minyak goreng. Tiba-tiba dari kejauhan empat wanita berpakaian glamor mendekati mereka dan mengambil paksa minyak goreng yang berada di keranjang mereka. Perkelahian tidak dapar dihindari. Tarik-menarik di antara mereka seperti lomba tarik tambang. Petugas keamanan supermarket tidak dapat berbuat apa-apa. Awalnya dia melerai tetapi wajahnya terkena cakaran seorang. Perkelahian dan perdebatan itu baru berakhir tatkala aparat kepolisin datang.