Hidup kadang terasa bagai dejavu. Pernah berada di tempat sama kemudian beberapa tahun kemudian kejadian lagi di tempat sama dan momen yang sama pula. Atau ada orang yang baru pertama kali ke suatu tempat tetapi dia merasa tidak asing dengan tempat tersebut.

Beberapa orang berpendapat dejavu tidak hanya berhubungan dengan tempat tetapi bisa juga momen, seperti yang dialami pak Kurdi, tetangga saya.

Pak Kurdi merupakan teman kuliah saya. Kami satu almamater dari salah satu PTN di pulau Sumatera. Dulu pak Kurdi tidak ingin kuliah di sana. Dia ingin kuliah di pulau Jawa. Berbekal keyakinan tinggi, Kurdi meletakkan PTN impiannya di pilihan pertama dan PTN yang kelak menjadi almamaternya di pilihan kedua. Ketika pengumuman UMPTN, Kurdi bersorak gembira. Sejurus kemudian wajahnya nampak kecewa. Kurdi ternyata lulus di pilihan kedua. Dengan hati bimbang Kurdi berangkat untuk mendaftar ulang. Karena tidak ingin melihat ibunya kecewa, Kurdi mendaftar ulang dan alhamdulillah dia tamat tanpa kendala berarti. Sekarang Kurdi sudah menjadi pegawai negeri dengan posisi yang bagus.

Hampir 35 tahun berlalu. Hari ini anak Kurdi menerima hasil SPAN-PTKIN. Wajah yang awalnya gembira berubah muram dan galau karena sang anak lulus di pilihan kedu. Kurdi bagai melihat dirinya yang dulu. Dia tidak bisa berkata-kata karena saat itu pun siapa saja tidak dapat menenangkan Kurdi dari kegalauannya. Persis seperti apa yang dilihat di depan matanya saat ini.