Di suatu siang yang panas, bu Cantika, wakasek urusan kesiswaan yang memang cantik itu disibukkan oleh beberapa kasus siswa; mulai dari siswa lompat pagar sekolah di jam istirahat, siswa ketahuan merokok di WC sekolah, hingga siswa berkelahi di kantin hanya gara-gara berebut semangkok soto ceker.

Kepala bu Cantika mulai mumet ketika salah satu orang tua ngotot membela anaknya. Menurut dia, melompat pagar sekolah terpaksa dilakukan anaknya karena gerbang sekolah dikunci padahal anaknya ingin jajan di luar. Komunikasi berjalan alot karena bapak tersebut tidak mau mengakui anaknya telah melanggar peraturan sekolah.

Di tengah perdebatan tersebut, ponsel bu Cantika berdering berkali-kali. Dia menghentikan pembicaraan sejenak dan mengangkat telpon. Di ujung sana seseorang menangis minta dijemput ke kantor polisi. Dia ditangkap karena kasus narkoba. Insting bu Cantika mengatakan itu perbuatan siswa yang lompat pagar. Ketika bu Cantika berpura-pura ke WC, dia mendapati siswa tersebut sedang cekikikan merasa berhasil mengerjai gurunya. Alhasil bapaknya merasa tidak enak hati, langsung mengurus kepindahan sekolah anaknya.