Yunita Kirnawati

Guru SMA Negeri 1 Tanjungpinang Kepulauan Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web

Berhentilah Menghujat, Mari Mendoakan

Hari ke-760

#TantanganGurusiana

Sabtu, 12 Februari 2022

Naiknya angka kasus Covid-19 di Tanjungpinang berapa waktu belakangan, membuat pejabat terkait segera mengambil kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. Salah satu langkah yang ditempuh oleh Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang dan Dinas Pendidikan Provinsi adalah kembali merumahkan siswa. Untuk level SMP ke bawah, siswa kembali belajar daring hingga akhir Februari 2022.

Hal ini merupakan sebuah pukulan bagi seluruh warga sekolah terutama bagi para guru. Baru beberapa saat menikmati kehidupan sekolah yang nyaris normal. Baru beberapa saat menikmati chemistry bersama anak didik tiba-tiba kembali menjalani Pembelajran Jarak Jauh (PJJ). Meski berat, PJJ harus dilakukan demi kesehatan semua warga sekolah.

Namun, dibalik hal yang menyedihkan ini ada saja kalimat atau ujaran bernada sinis kepada guru. Sebuah postingan warganet di salah satu fanpage kota Tanjungpinang tertulis ‘Online lagi. Kapan anak-anak kami bisa pintar?’.

Kalimat itu langsung disambut oleh berbagai umpatan yang kurang etis dan tidak sopan. Sungguh tidak sopan! Beberapa kalimat berbunyi; ‘Enaklah guru makan gaji buta. Awak susah siang malam kerja hanya untuk beli kuota. Guru sedap je duduk di rumah terima gaji’. Ada lagi yang tidak kurang sengitnya, ‘Kenapa anak-anak kami harus belajar online? Kedai kopi ramai, pasar ramai, bandara ramai. Ini alamat emak bapak die lagi yang sekolah ni. Bikin tugas segala’.

Hmm.. Tidak kuat rasanya membaca komentar-komentar pedas itu. Namun, hati penasaran ingin tahu reaksi masyarakat atas pemberlakuan kembali PJJ.

Wahai saudara-saudaraku, para anggota masyarakat, dan para warganet. Tidak ada yang ingin kondisi ini terjadi, termasuk kami para guru. Kami lebih senang anak-anak belajar di sekolah karena bisa memantau anak secara langsung. Kami bisa lebih leluasa melihat apakah anak sudah paham atau belum materi pelajaran ketimbang mereka belajar daring. Kami tahu alasan gangguan sinyal atau kamera rusak terkadang hanya alasan mereka saja padahal sedang melakukan kegiatan lain di saat kami mengajar. Jadi berhentilah menghujat, berhentilah menghakimi dengan ujaran-ujaran yang tidak pantas. Mari kita sama-sama berdoa. Semoga keadaan segera membaik dan anak-anak kembali lagi ke sekolah seperti sebelumnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap, Buuu....

12 Feb
Balas

Terima kasih, Bu.

12 Feb

Kepri menaikkan bak anak tangga yang menuju ke puncaknya Salam sehat selalu Bu Yuni

12 Feb
Balas

Salam sehat selalau, bu Nur.

12 Feb

Benar Bu. Tulisan ini mewakili suara hati kita para guru. Kata-kata sumbang itu juga ada di tempat saya bahkan mungkin di banyak daerah lain.

15 Feb
Balas

mantap ulasannya Bunda

12 Feb
Balas

terima kasih, Bu

13 Feb

Aamiin ya Allah..semoga kembali normal.lagi ya bunda.dan jauhkan dr segala penyakit

15 Feb
Balas

Benar Bund. Kam juga kembali PJJ karena ada yang terpapar. Kita sama2 berdoa agar bisa PTM lagi

14 Feb
Balas



search

New Post