Yunita Kirnawati

Guru SMA Negeri 1 Tanjungpinang Kepulauan Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web

Darurat Membaca di Zaman Modern

Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Barkah. Dia segera meraihnya dan membaca dengan seksama. Sejurus matanya terbelalak. Amir yang duduk di sebelahnya penasaran dan bertanya apa yang terjadi.

Barkah memperlihatkan sebuah foto kepada Amir. Keduanya bergidik ngeri. Di sebuah grup sosial media dikirim berita kemalangan. Seorang wanita berusia 30an tahun (sebut saja Mawar) mengalami luka bakar 90 persen. Hanya tersisa rambut yang selamat dari jamahan api.

Di keterangan foto tertulis berawal dari hajatan tetangga, Mawar ikut membantu di dapur. Seorang wanita lain (sebut saja Melati) memasukkan minyak tanah ke dalam kompor. Kemudian menyalakannya. Seketika api menyambar wajah dan badan Mawar bagian depan. Ternyata minyak tanah tersebut bercampur bensin. Melati terkejut. Mawar berlari menjauh tetapi kakinya tersandung. Terpal yang menutup area memasak ikut terbakar dan meleleh. Naasnya terpal tersebut jatuh ke tubuh Mawar yang menyebabkan luka hingga 90 persen.

Informasi gambar tersebut demikian jelas. Barkah dan Amir tidak bisa berkata-kata saking ngilu membayangkan kejadiannya. Namun yang membuat mereka kesal adalah beberapa komentar di bawah foto tersebut.

"Astaghfirullah, kenapa dia? Dimana kejadiannya? Kapan?"

"Waduh ngeri. Dimana ini, Bro? Semoga cepat sehat ya,"

"Info dong, dimana kejadian ini? Ada apa dengan korban?"

Itu beberapa contoh komentar pembaca. Padahal di keterangan gambar nama, tempat, waktu, dan kronologis peristiwa ditulis dengan jelas.

Menyedihkan! Di era modern ini (era dimana arus informasi masuk dengan cepat) masih ada orang memiliki budaya malas membaca. Mereka lebih senang berkomentar tanpa mau tahu asal usul kejadian. Sebagian dari mereka lebih suka berbalas komentar dan mendadak menjadi analis handal.

Agar tidak mengalami kejadian memalukan di atas (berkomentar tanpa membaca terlebih dahulu), mari budayakan gemar membaca. Banyak hal penting terlewatkan sia-sia jika kita malas membaca. Membaca itu bermanfaat untuk kesehatan otak. Ahli kesehatan mengatakan banyak membaca menghindarkan manusia dari kepikunan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post