Yunita Kirnawati

Guru SMA Negeri 1 Tanjungpinang Kepulauan Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ibuku Wanita Terhebat

Ibuku Wanita Terhebat

Meski ibuku bukanlah seorang wanita karir yang mampu menyediakan materi apa saja untuk anak-anaknya, ia memiliki semua yang tidak dimilki oleh seorang wanita karir. Ia memiliki waktu 24 jam untuk kami, selalu memeluk disaat kami terpuruk, selalu memperhatikan makan minum kami, dan selalu penuh kasih mengurus kami hingga dewasa.

Ibuku tidak berpendidikan tinggi. Sekolahnya hanya sampai SD karena dari kecil ia sering sakit-sakitan. Ia menjalani masa remaja dengan mengikuti kursus menjahit. Usia 19 tahun melalui proses perjodohan, ibu menikah dengan pemuda dari kampung sebelah. Pemuda yang dulu mengajarnya mengaji di surau. Jodoh memang tak kemana. Pemuda yang berpangkat kopral itu bersanding dengan sang gadis sederhana di pelaminan.

Ternyata jodoh itu hanya seumur jagung. Usia lima tahun tahun perkawinan sang kopral gugur di medan perang (Timor Timur) pada tahun 1978, meninggalkan dua buah hati perempuan berusia empat tahun dan satu tahun delapan bulan.

Betapa hancur hati ibu. Usia 24 tahun ia sudah menjanda. Namun, nasib tidak boleh terus ditangisi karena yang pergi takkan kembali. Dengan dukungan kakek dan nenek, ibu membesarkan kami.

Ibu mengurus kami dengan baik meski tidak pernah bertanya tentang pelajaranku karena ia tidak paham. Aku bertekad membahagiakan wanita terbaik di dunia itu dengan belajar sebaik-baiknya. Alhamdulillah, juara satu selama 6 tahun di SD selalu kupersembahkan padanya. Ibu tidak menyangka. Kulihat air mata meleleh di sudut matanya.

Waktu aku kelas satu SMP, sebuah momen lucu dan mengharukan terjadi. Pada saat penerimaan rapor, orang tua para juara dipanggil ke lapangan untuk menerima bingkisan. Ketika namaku dipanggil sebagai juara tiga, ibu diam saja. Panggilan ketiga ia baru maju. Sesampai di rumah ibu bercerita, “Tadi ibu tak yakin, takut salah dengar. Apa betul yang dipanggil anak ibu? Apa iya anak kampung bisa bersaing dengan anak-anak kota yang pintar itu?”. Sudut matanya kembali basah.

Perjalanan hidup penuh lika-liku. Cibiran dan gunjingan menyayat hati sering singgah di telinga ibu. Namun, ia tetap tegak berdiri, terus berjalan meski kadang tertatih. Aku ingin marah pada pemilik mulut tidak bertanggung jawab itu tetapi ibu senantiasa menasehatiku agar tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ibu begitu ikhlas menjalani semuanya. Bertahun-tahun hidup dipandang sebelah mata tetapi ia tetap tangguh bagai batu karang. Aku bersyukur dilahirkan oleh wanita sebaik itu.

Memasuki bangku kuliah, selentingan gunjing sampai ke telingaku bahwa aku anak yang sok, ingin kuliah padahal ibuku tidak punya uang. Hatiku sedih tetapi ibu menguatkanku, “Jangan sedih, tunjukkan kita memang layak mendapatkannya”. Alhamdulillah selama kuliah aku mendapat beasiswa. Semangatku bangkit karena ibu.

Kini aku sudah berkeluarga. Aku merasakan betapa tidak mudahnya menjadi seorang ibu apalagi berhati ikhlas seperti ibuku, wanita yang selalu memandang hidup dari sisi baiknya, wanita yang sering diperlakukan tidak adil oleh lingkungan tetapi masih bisa tersenyum.

Desember 2019 aku diwisuda. Kupersembahkan gelar Magister Manajemenku untuk ibu. Ia yang paling layak menerimanya karena memiliki ilmu yang bahkan lebih tinggi dari gelar itu. Ibu mengajarkan banyak hal tentang kehidupan yang tidak kudapat di majelis ilmu mana pun. Aku malu mendegar ibu berkata, “Meski ibu hanya sampai SD, anak ibu jadi Master”. Air mataku mengalir deras. Ibu adalah Profesor Doktor bagiku. Tanpa belaian ibu entah apa jadinya aku.

Kini ibuku sudah berusia 66 tahun. Tidak ada alasan bagiku untuk tidak membahagiakannya. Meski kupenuhi apa yang ibu minta, belum ada apa-apanya dibanding pahit getir ibu membesarkan kami seorang diri. Bagiku, ibu adalah wanita terhebat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa tulisan tentang ibu nya, ibu yang tak kenal lelah demi anak-anaknya.

10 Jan
Balas

Ibu memamg Prof buat kita, wanita tiada bandingnya.

09 Jan
Balas

Inspiring. Terharu bu....mantao. semoga menang lagi...aamiin

08 Jan
Balas



search

New Post