Yunita Kirnawati

Guru SMA Negeri 1 Tanjungpinang Kepulauan Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kemudahan di Balik Keterbatasan (Tagur H-792)

#TantanganGurusiana

H-792

Rabu,16 Maret 2022

Kata-kata motivasi 'Di balik kesulitan selalu ada kemudahan' mungkin sering kita dengar. Saking seringnya malah terkesan membosankan. Istilah anak sekarang ‘basi’, ‘garing’, atau apa lah namanya. Intinya kata-kata tersebut sudah tidak enak mampir di telinga (bagi sebagian orang).

Apakah betul kata-kata motivasi di atas sudah basi dan tidak bisa dimakan lagi? eh! digunakan lagi?

Jika anda menjawab ‘ya’, anda salah besar.

Semua kita menyadari, setiap perjuangan memiliki tantangan, melalui lika-liku, dan kadang terinjak kerikil tajam yang membuat kaki kita luka dan perih. Apakah perjuangan harus terhenti karena hal itu? Tentu tidak. Perjuangan harus dilanjutkan karena kehidupan tidak berhenti sampai disitu.

Coba perhatikan gambar-gambar berikut.

Sebuah video pendek saya temukan di akun instagram @birunyarinaa. Video itu menunjukkan seorang batita yang memiliki keterbatasan sedang menangis. Barangkali dia lapar. Saya kaburkan wajahnya menghindari komplain di belakang hari terkait tulisan ini.

Kondisi si anak sungguh menyentuh relung kalbu. Yang ada dalam pikiran saya ketika menonton video tersebut, tentu sang ibu perlu stamina prima merawat sang anak karena kondisinya. Tentu sang ibu harus meluangkan waktu ekstra untuk anak difabelnya.

Namun perkiraan saya terbantahkan oleh gambar ini. Si anak tidak mau meyerah dengan kondisinya. Dia berusaha agar bisa melakukan aktifitas makan sendiri. Sang ibu memperhatikan dari depan tanpa memberi bantuan. Bukan karena tega tetapi dia berharap si anak bisa memaknai arti perjuangan. Dia melatih anaknya mandiri.

Di gambar ketiga, si anak berhasil menyuap makanan dibantu oleh organ tubuh lainnya, yaitu kaki. Samg ibu yang berada di hadapan si anak memberi apresiasi dengan bertepuk tangan.

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah ini, sebuah awal biasanya sulit. Latihan dan pembiasaan membuat kesulitan dan tantangan bisa diatasi, demikian juga dengan menulis a.k.a menghasilkan buku. Sering menulis melatih memori untuk belajar memilih diksi yang sesuai. Lambat laun kesulitan itu tidak ditemukan lagi.

Sumber gambar: hasil tangkap layar video pendek di akun instagram @birunyarinaa, 06/03/2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam literasi

16 Mar
Balas

Salam literasi, Bu

16 Mar

Keren dan mantap ulasannya Bu... Salam literasi ...Pembiasaan menulis membuat kita jadi terbiasa tanpa alpha

17 Mar
Balas

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini, bu Nur. Salam sehat selalu. Salam literasi.

17 Mar

Keren dan mantap ulasannya Bu... Salam literasi ...Pembiasaan menulis membuat kita jadi terbiasa tanpa alpha

17 Mar
Balas

Tulisan yang KerenHe he he analogi dalam bahasa Indonesia. Membandingkan dua hal yang berbeda namun, memiliki kesamaan.

18 Mar
Balas

Jatuah ka dalam aia mato.....speechless

17 Mar
Balas

Sama, bucan.

17 Mar

Dahsyaat

17 Mar
Balas

Terima kasih, pak Dokter.

17 Mar

Ulasan yang lugas dan mantap! Salam literasi.

17 Mar
Balas

Terima kasih, Pak.Salam literasi dan salam Pramuka!Salam satu alumni Jamnas 1991

17 Mar



search

New Post