Yunita Kirnawati

Guru SMA Negeri 1 Tanjungpinang Kepulauan Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jika DIA Berkehendak

Suatu hari di sebuah Kantor Catatan Sipil.

Mugi, seorang petugas kebersihan sudah menunggu selama dua setengah jam di kantor tersebut untuk mengurus Akte Kelahiran putranya yang kini berusia enam tahun. Mugi bukan tidak tidak peduli tetapi karena kondisi dia baru bisa mengurus surat tersebut.

Waktu menunjukkan pukul 10 pagi tetapi belum ada aktifitas di loket pengurusan Akte Kelahiran. Ketika Mugi bertanya ke pegawai yang kebetulan melintas, dia menyarankan menunggu karena dia tidak berwenang di bagian tersebut. Ponsel jadul Mugi dari tadi berbunyi krangkring-krangkring. Dari sudut sana terdengar suara gusar.

"Bagaimana, Mas? Sudah datang pegawainya? Suratnya diperlukan sekarang. Kalau tidak bisa, minta Surat Keterangan saja dulu. Atau anakmu tidak bisa mendaftar sekolah," ternyata suara istri Mugi.

"Sabar, Dik. Petugasnya belum datang. Aku harus menunggu toh. Sabar ya. Minta waktu sama panitia pendaftarannya. Semoga ada dispensasi," jawab Mugi.

"Sudah ditunggu dari tadi, Mas. Aku ndak enak sama petugasnya. Nunggu berkas anak kita saja lho. Kemarin sudah minta dispensasi. Masak hari ini minta lagi," ujar istri Mugi.

Meski tidak sekolah tinggi, Mugi paham bahwa kelengkapan administrasi merupakan syarat utama mendaftar sekolah. Anaknya terancam tidak diterima karena persyaratannya tidak lengkap. Dia berbicara seperti itu hanya untuk menenangkan istrinya. Padahal dia juga gusar.

Tiga puluh menit kemudian, pegawai Disduknya datang. Dengan percaya diri Mugi menghampirinya.

"Selamat pagi, Mas. Saya mau mengurus Akte Kelahiran. Kemarin saya ke sini tetapi bagian pelayanan tutup karena ada kegiatan," ucapnya.

"Bapak bisa lihat tidak saya baru sampai? Di jalan macet. Saya belum sempat sarapan. Bapak enak saja minta didahulukan," jawab pegawainya ketus.

Ketika Mugi akan meluruskan kesalahpahaman itu, sang pegawai meletakkan tulisan "Istirahat" di loket. Kemudian dia keluar dengan alasan pergi sarapan dulu.

Tidak lama istri Mugi menelpon. Dia menyampaikan pendaftaran sudah ditutup. Dia dianggap tidak serius mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut karena berkas yang ditunggu tidak kunjung dilengkapi.

Mendengar kabar itu Mugi sedih. Terbayang wajah kecewa anaknya karena tidak bisa bersekolah di tempat yang dia impikan. Mugi bertanya dalam hati mengapa dia harus menerima perlakuan itu padahal dia tidak berbuat salah pada orang itu.

Mugi mengendarai motornya dengan perasaan tidak menentu. Apa yang akan dijawabnya nanti jika anaknya bertanya atau protes. 'Maafkan bapakmu, Nak. Bapak sudah mengecewakanmu', batinnya sambil menyeka matanya yang basah.

Setelah berjalan sekitar satu kilometer, Mugi melihat keramaian. Nampak petugas kepolisian sibuk mengurai kerumunan itu. Mugi berhenti sejenak melihat apa yang terjadi. Dia tertegun melihat wajah seorang laki-laki berpakaian ASN dengan tangan digari. Wajah itu sungguh tidak asing. Dia yang memarahi Mugi tadi pagi. Salah seorang di kerumunan itu berkata ASN itu tertangkap tangan sedang melakukan transaksi narkoba di sebuah parkiran rumah makan.

Mugi tiba-tiba teringat khutbah Jumat lalu. Jika Allah berkehendak, DIA bisa menghinakan orang dalam sekejap. DIA juga bisa menaikkan derajat orang itu dalam sekejap. Jadi sesama ciptaan Allah tidak boleh dzalim.

Teeeet. Klakson mobil mengejutkan Mugi. Ternyata lampu rambu sudah hijau. Dia pun bergerak pulang dengan perasaan bersalah pada anak dan istrinya.

Sesampai di rumah, Mugi disambut gembira oleh anaknya. Mugi berpikir barangkali anaknya belum diberitahu jika dia tidak jadi masuk sekolah yang diinginkan. Namun, kabar yang disampaikan istrinya membuat Mugi serasa tak percaya. Allah memberi kemudahan. Mugi boleh melengkapi Akte Kelahiran ketika masuk sekolah. MasyaAllah...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap sekali ulasannya Bu.

16 May
Balas

Keren sekali ulasannya

17 May
Balas



search

New Post