Yunita Kirnawati

Guru SMA Negeri 1 Tanjungpinang Kepulauan Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web

(Lagi) Anak Tewas di Tangan Ibu Kandungnya

Hari ke-762

#TantanganGurusiana

Isnin, 14 Februari 2022

Zaman sekarang pepatah ‘Kasih ibu sepanjang jalan’ tidak bisa diyakini sepenuhnya benar. Banyak berita pilu beredar di media massa, baik cetak maupun elektronik anak-anak meregang nyawa karena ulah ibu yang melahirkannya. Ibu yang seharusnya menyayanginya dengan sepenuh hati malah tega merenggut hak hidup anaknya.

Sindonews.com, Sabtu (12/02/2022) mengabarkan AR (29) wanita yang tinggal di Kelurahan Lahei 2, Kabupaten Barito Utara tega menggorok leher buah hatinya Afifah Fatiyah (2) dengan Mandau. Usai melakukan tindakan biadabnya, bayi tak berdosa itu dibuang ke Sungai Barito. Sang suami ketika itu sedang bekerja.

RS (6) meregang nyawa ditangan ibu kandungnya setelah disiksa hingga menderita lebam dan pendarahan otak. Kepada petugas kepolisian sang ibu mengaku sering memukul anaknya karena sang anak sering BAB di celana (Kompas.tv, 7 Januari 2022).

Di Simokerto, Surabaya, bocah MTP (4) meninggal dunia setelah kepalanya dibenturkan ke tembok rumah oleh ibu kandungnya AS (24) hingga terjadi pendarahan. Awalnya AS berdalih anaknya jatuh hingga memar ketika iparnya, Indah menanyakan kondisi sang anak. AS ke rumah Indah ingin menitipkan jenazah sang anak. Sang nenek yang tidak terima melihat kondisi cucunya melaporkan AS paa polisi (Tribunnew.com, 11 November 2021).

Dari sekelumit kejadian di atas tergambar sang anak tidak berdaya menghadapi ibunya. Dia pasrah diperlakukan semaunya oleh sang ibu karena dia menganggap ibulah penanggung jawab hidupnya. Kasihan. Ibu tempatnya mengadu malah menajdi malaikat pencabut nyawa.

Masalah seperti ini banyak terjadi di masyarakat kita belakangan ini. Beberapa pakar menyebutnya dengan sindrom Baby Blues.

Pada sebuah artikel di Alodokter disebutkan Baby Blues Syndrom merupakan gangguan psikologis yang dialami wanita setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena secara secara psikologis sang ibu kaget atas perubahan yang terjadi setelah dia melahirkan. Beberapa ibu muda merasa terbebani dan tertekan. Kemudian muncul rasa khawatir dan gelisah yang membuat mood ibu cepat berubah. Dia mudah menangis, marah, cemas tanpa alasan.

Hal ini harus mendapat penanganan yang tepat dari ahlinya. Sang ibu sebaiknya didampingi oleh psikolog atau psikiater. Jika dibiarkan berlarut-larut, keadaan akan memburuk. Tentu saja anak yang tidak berdosa itu yang menjadi korban. Sang ibu bisa tiba-tiba menjadi pemangsa yang siap menerkam anaknya kapan saja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post