Menjadi Guru Tak Niat
Suatu pagi di kelas X IPA 1 terdengar suara riuh hingga ke ruang Majelis Guru. Madame Rosana yang hari itu bertugas sebagai guru piket segera mengecek jadwal pelajaran, ternyata jam pelajaran pak Joko, guru Kimia
"Assalamualaikum, belajar sama siapa, Nak? Gurunya mana?", tanya Rosana memastikan.
"Pak Joko, Madame. Sudah tiga kali berturut-turut kami tidak belajar", jawab Ketua Kelas.
"Coba cek LMS atau GCR, mungkin ada tugas", kata Rosana.
"Gak mungkin, Madame. Mana sempat bapak itu ngasih tugas, sibuk nyabung ayam", kata seorang anak di kursi belakang.
"Hush! Jangan bilang-bilang! Nanti bapak itu marah tahu", ujar siswa lainnya.
Rosana terkejut mendengar jawaban siswa tersebut. Dia bergerak ke kursi belakang ingin mendengar konfirmasi ucapan siswa tersebut.
"Maksud kamu apa, Nak? Coba jelaskan pada Madame", pinta Rosana.
"Gak ada maksud apa-apa, Madame. Maaf", ujar si anak seperti menutupi sesuatu.
Rosana yang dipercaya sebagai Waka Kurikulum setiap hari dibuat pusing oleh ulah pak Joko. Dia sering bolos mengajar tanpa berita.
Sekitar 30 menit kemudian pak Joko datang dengan tergesa-gesa. Wajahnya kusut seperti kurang tidur dan tidak mandi. Dia datang sebentar ke ruang Majelis Guru kemudian masuk ke ruang Kepala Sekolah. Belum cukup semenit, dia meninggalkan ruangan tersebut karena Kepala Sekolah tidak di tempat.
Di ruang piket Rosana duduk merenung. Kalimat siswa tadi menimbulkan rasa penasaran di benak Rosana. Dia sengaja menunggu siswa tadi pulang sekolah.
"Nak, Madame ada perlu sama kamu. Bisa ke ruang Majelis Guru?", ujar Rosana.
Dengan takut dan ragu siswa itu berdiri mematung. Setelah Rosana memastikan bahwa siswa tersebut akan baik-baik saja, dia mau masuk.
"Silahkan duduk", ujar Rosana mengawali percakapan.
"Madame tertarik dengan kata 'sabung ayam' tadi. Bisa diceritakan?", Rosana langsung ke topik pembicaraan.
"Maaf, Madame. Saya keceplosan", jawab siswa bernama Budi itu.
"Kamu aman kok. Ceritakan apa yang kamu tahu sama Madame", kata Rosana meyakinkan.
"Baiklah, Madame. Saya sering melihat pak Joko ikut sabung ayam di rumah tetangga saya. Beberapa kali dia menang taruhan tetapi lebih sering kalah. Pernah pak Joko duel sama penantangnya karena dia tidak terima kalah", ujar Budi tersendat-sendat.
Rosana sudah menduga pasti ada sesuatu yang tidak wajar dengan kehidupan pak Joko. Ternyata judi!
"Baiklah, nak Budi. Kamu boleh pulang. Terima kasih ceritanya ya", ujar Rosana.
"Tapi Madame janji jangan bilang dapat cerita dari saya, ya. Nanti pak Joko marah", ujar Budi takut.
Rosana mengangkat jempolnya sebagai ungkapan setuju dengan permintaan Budi.
Setelah Budi keluar dari ruangan, Rosana mengecek buku kehadiran guru. Pak Joko mencetak angka terbanyak sebagai guru yang sering bolos. Andai datang ke sekolah, dia bukan ke kelas tetapi mencari Kepala Sekolah atau Bendahara Koperasi untuk meminjam uang. Padahal pak Joko penerima uang sertifikasi guru. Rosana bingung, apa motivasi pak Joko waktu dilantik menjadi PNS Guru? Mengapa tega meninggalkan kelas berkali-kali tanpa rasa bersalah? Tidakkah dia ingat bahwa kelak dia akan diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Astaghfirullahl Adhi. Semoga tidak ada guru seperti pak Joko. Selamat menjalankan ibadah puasa, bu,
Aamiin. Selamat menjalankan ibadah puasa, Bu.
Mantap bunda ulasannya, salam literasi bunda,Ijin follow, jika berkenam follow back
Terima kasih, bu.Siap follow