Momen Haru di Awal Ramadan
Idealnya Ramadan disambut penuh sukacita karena di bulan suci tersebut semua amal baik dilipatgandakan pahalanya.
Namun, kadang teori dengan praktek tidak seiring jalan. Niat hati ingin bergembira tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Mendengar lantunan takbir air mata meleleh tanpa disadari. Ingin rasanya menjalankan ibadah ini bersama kedua orang tua tetapi Allah berkehendak lain. Empat puluh tahun lebih saya menjalani Ramadan tanpa ayah. Bahkan pusaranya pun tak bisa saya kunjungi. Melihat orang melakukan ziarah ke makam orang tuanya, saya hanya bisa mengelus dada yang tiba-tiba terasa berat dan sesak. Subhanallah, rindu ini sungguh menyakitkan.
Ungkapan ini tidak bermaksud menyesali takdir, tidak sama sekali. Ini hanya ekspresi kerinduan seorang anak pada orang tuanya.
Semoga Allah melapangkan kubur ayah saya, melipatgandakan pahala atas semua amal saleh yang pernah dilakukan semasa hidup, dan menempatkannya bersama orang-orang beriman di surga-Nya. Aamiin
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selalu keren Bun
Aamiin. Semoga terkabul doanya. Salam literasi.