Pawang Hujan
Sudah sepekan desaku dilanda hujan. Meski intensitasnya sedang, cukup membuat para kepala keluarga pusing karena pakaian tidak kering. Laundry Idola yang hanya satu-satunya di desaku menolak pelanggan mengantarkan cuciannya karena sudah overload. Akibat hujan terus menerus, penjual rujak makin kewalahan melayani ibu-ibu tua yang mendadak suka buah-buah asam.
Tersebutlah mbak Jiwo, seorang pawang hujan terkenal dari kampung sebelah. Dia sering berhasil mengalihkan hujan. Sebenarnya dia spesialisasi pawang hujan sunatan. Konon kabarnya sisa daging itu dilempar ke atas atap untuk menolak hujan.
Mbak Jiwo datang ke desaku dengan dalih peduli dan kasihan dengan penduduk yang hampir seluruhnya sepuh. Segala persiapan dilakukan, semua kebutuhan ritual disediakan. Mbak Jiwo memulai tapa singkatnya. Mulutnya komat-kamit. Awan yang berwarna putih meskipun hujan, berubah menjadi kelabu. Cuaca makin kelam. Hujan makin deras. Penduduk panik. Semua kabur ke rumah masing-masing. Mbak Jiwo tiba-tiba teringat secuil daging belum dilempar ke atap sebagai syarat ritual.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih, pak Dede.Salam literasi.
Pentigrafnya keren
Terima kasih, bu Risma
Hehehe mbah Jiwo masih temanan dengan mbak Rara kah Bu? hehehehe
Hihihi saudara jauh, Bu.
Pentiqraf yang keren bu cantik, salam sehat dan sukses selalu
Hehehe Mba Jiwo lali rupanya.
Lali, dibuat gorengan kerupuk kulit, Bu.
Hahaha.. Mbak Jiwo pelupa juga ya. Keren twistnya. Sukses selalu Bunda
Bagus Bu pentigrafnya, mbah Jiwo lupa.. Semoga selalu sehat dan sukses
Terima kasih, Bu. Salam sukses