KISAH SEORANG GURU DI PEDALAMAN KALIMANTAN
KISAH SEORANG GURU DI PEDALAMAN KALIMANTAN
Outline :
Jika ingin mencapai sesuatu yang kalian impikan, maka kejarlah itu, jangan mudah menyerah walaupun sakit,majulah terus yakin dan berdoalah semua jalan mu akan berjalan lancar,seperti kisahku di bawah ini.
Yunus Lembang .S.Pd.SD
1. Merantau
Semuanya itu diawali pada tahun 1990 saya memberanikan diri untuk meninggalkan kampung halaman dan merantau ke pulau kalimantan. Dengan harapan ingin menjadi seorang pegawai negeri sipil yang berprofesi sebagai seorang guru. Perjalanan menuju ke kalimantan saya tempuh dengan perjalanan dari toraja ke makassar menggunakan bis selama 12 jam . Sementara di perjalanan saya tidak bisa tidur sedikitpun karena penumpang berdesak – desakan. Lagipula bis nya belum semoderen bis yang sekarang ini. Di sepanjang perjalanan supir bis tersebut mampir untuk beristirahat di warung rumah makan yang sudah menjadi langganan para supir bis. Disitulah baru saya bisa meluruskan kaki saya di karenakan penumpang lainnya ada yang turun untuk singgah di warung tersebut ada juga yang turun untuk buang air kecil.
Sesaat itupun saya juga ingin memasuki warung tersebut walaupun saya hanya mampu membeli segelas kopi susu karena jujur uang di dompet saya waktu itu hanya Rp. 110, 000 sisanya hanya di tambahkan dengan sepuing uang receh pecahan Rp.10, saya masih ingat jelas harga kopi susu pada waktu itu seharga Rp.250 per gelas nya, sebenarnya saya lapar waktu itu, hanya saja...saya menginggat perjalanan saya masih jauh sehingga saya harus bisa menghemat uang sebisa mungkin walaupun lapar harus saya tahan.
Ketika mobil akan berangkat dengan suara lantang pak supir mengatakan “ ayok naik! Ayok...” di situlah saya harus menahan lagi rasa nyilu di kaki dan pinggang saya karena orang – orang akan berdempetan lagi di dalam bis ini. Tanpa di sadari keringat yang mengucur di pelipis ini mulai membasahi baju kaos lengan panjang berwarna biru kecoklatanku dengan tangan yang masih menggenggam tas kecil beserta kantong kresek merah yang besar yang di dalamya terdapat beberapa helai baju dan celana serta barang – barang lain nya. Di sepanjang perjalanan aku hanya bisa duduk sambil bersandar menatap kiri kanan ku yang di penuhi orang – orang yang mungkin ingin ikut mengadu nasib di kota orang.
Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 06.00 subuh yang menandakan kota ujung pandang sekarang kota itu di ganti menjadi kota makassar hingga saat ini sudah dekat,ketika bis tersebut akan berhenti di terminal “Panaikang” yang sekarang di tempati kampus UMI Makassar saya pun mulai bersiap siap untuk turun sambil menarik tas dan kantong kresek yang ada di tangan saya. Saya melihat orang – orang pun juga sudah ada yang bersiap siap untuk turun dengan barang – barang yang mereka pegang ada yang membawa koper serta ada yang membawa karung beras yang akupun tidak tahu apa isi dari karung tersebut.
“hmmmm mungkin saja di dalamnya baju – baju serta celana yang sudah dia lipat dengan rapi” gumamku. Sekilas mataku melihat awan yang begitu gelap yang menandakan akan turun hujan.
“Hmmm.... tampaknya akan turun hujan lebat hari ini, ahh..sial di saat aku tidak membawa payung ataupun jacket kenapa harus turun hujan” aku hanya bisa bergumam di dalam hati kecilku ini.
Akupun hanya bisa berteduh di samping toko sembako, ketika sedang asyik berteduh, tiba – tiba seorang wanita paruh baya menghampiriku berkata “ pak..tidak masuk dulu minum teh di dalam sambil menunggu hujan reda?” Tanya nya.
“ohh...tidak perlu,terima kasih bu”sembari aku melemparkan senyum yang hangat kepada wanita paruh baya tersebut, yang ku perkirakan umurnya sekitar 50 an.
Tanpa ku sadari, perutku sudah berbunyi tampaknya aku sedari tadi belum ada makan apapun semenjak menaiki bis tadi. Aku hanya bisa memegang perutku yang kurus ini,iya kurus....karena ku perikirakan berat badanku hanya 55 kg saja.
Akupun berinisiatif untuk membeli sedikit kue biskuit di warung seberang setidaknya bisa mengganjal perutku.
“permisi bu, harga biskuit ini berapa?”tanya ku ,sambil menunjukkan biskuit yang ada di toples.
Lalu ibu itu menjawab “ Rp.500” dengan nada yang ramah.
Tanpa berpikir panjang lagi,akupun langsung saja membayar biskuit itu dan langsung memakan nya saat itu juga.
“emm... biskuit ini enak” tentu saja aku berkata seperti itu,dikarenakan aku sudah sangat lapar. Tidak butuh waktu lama biskuit itupun sudah habis ku makan.
Langit – langit di awanpun mulai menampakkan diri nya yang menandakan hujan akan mulai reda. Seketika aku mulai tersenyum senang setidaknya aku tidak merasa kedinginan lagi. Dan akupun melanjutkan perjalanan ku lagi dengan menaiki taksi.
Setelah mendapatkan taksi, akupun bergegas menaiki nya. ketika di dalam taksi ini, rupanya aku harus bersempit – sempitan lagi dengan penumpang yang ada di sini.
“ahhhh...sempit – sempit lagi kita,” gumam ku dalam hati.
Tapi aku tidak punya pilihan lain selain naik taksi ini,di karenakan taksi ini taksi yang agak murah dan satu – satunya yang akan berangkat ke pelabuhan. Karena kalau ingin menaiki taksi yang lain sudah tentu aku harus mengeluarkan biaya yang agak mahal di bandingkan taksi yang ini. Pada saat itu harga taksi ini hanya Rp.500. Lebih murah di bandingkan dengan taksi yang agak besar meski harus bersempit – sempitan.
Ketika sedang asyik duduk di dalam taksi tersebut, bapak yang di samping ku ini bertanya.
“mau ke mana pak?” dengan senyumya yang lebar serta logat jawa nya yang kental.
“mau ke pelabuhan pak,mau naik kapal”balasku tidak kalah senyum nya dengan bapak ini.
“oh...berarti kita sama yah pak? Saya juga mau ke pelabuhan ini naik kapal ” sekali lagi dia tersenyum.
“iya pak”jawabku sambil memberikan senyum yang tipis
Setibanya di pelabuhan akupun langsung pergi mencari tempat penjualan tiket,rupanya harga tiket untuk kapal ke balikpapan lumayan agak mahal yaitu , Rp.70,000, dan tentu saja aku membeli kelas ekonomi.
Ketika tiket sudah di tangan,dan lagi – lagi aku harus di hadapkan dengan kondisi yang agak ribut di karenakan orang – orang berebut untuk menaiki kapal. Akupun tidak mau kalah, tentu saja aku harus lebih cepat agar bisa mendapatkan tempat di dalam kapal.
Aku mendengar suara riuh riuh orang bahkan berteriak agar bisa di bukakan jalan menuju tangga kapal.
“permisi....permisi!,”begitulah suara orang – orang yang berebut di dalam kapal ini.
Bahkan kresek yang sedari tadi aku pegang di tangan hampir saja robek di karenakan orang – orang yang menyenggol. Dan pada akhirnya aku bisa dapat juga tempat tidur ku di kapal ini,tentu saja itu karena kecepatan ku di dalam berebut tempat, karena kalau tidak tentu saja aku harus tidur di luar tanpa beralasakn tikar seperti orang yang ada di luar itu.
“huffttt untung saja aku lebih cepat beregerak, kalau tidak pasti aku sudah tidur di luar dengan angin yang kencang” bisik ku dalam hati.
Disepanjang perjalanan, aku menikmati indahnya pemandangan di luar kapal tersebut melihat birunya laut serta berbincang – bincang dengan orang – orang yang ada di luar juga.
“ dari mana kita pak? “ tanya seorang lelaki yang ku perkirakan umurnya kurang lebih sama dengan ku.
“ dari toraja pak” jawabku dengan ramah.
Lalu di balas dengan anggukan dari nya.
Tidak terasa sudah 1 hari 1 malam aku berada di kapal ini,dan kapal pun berbunyi yang menandakan kapal ini sudah mau bersandar di pelabuhan balikpapan. Akupun sudah berkemas untuk siap – siap turun dari kapal ini.
Pada akhirnya akupun sudah menginjakan kaki ku di balikpapan “ ahhhh sungguh lega rasanya setidaknya tujuan ku sudah mulai dekat”kataku.
Seperti biasa setibanya di balikpapan tanpa membuang waktu, akupun langsung mencari taksi berikutnya yang menuju samarinda. Tapi untungnya taksi kali ini tidak membuatku bersempit – sempitan lagi duduk nya.
Harganya pun cukup murah hanya Rp.1.500. Di sepanjang perjalanan aku bisa tidur sebentar walau hanya beberapa jam setidaknya aku bisa istirahat. Karena seharian aku tidak ada tidur.
Kupejamkan mata ini menikmati sejuknya angin perjalanan benar – benar membuatku tidur nyenyak. Akupun terbangun dari tidur ku di karenakan perutku yang lapar, tentu saja aku merasa lapar, karena seharian aku tidak ada makan nasi,hanya makan beberapa potongan biskuit yang aku beli di warung tadi.
“aduuhh..lapar sekali” bisikku.
Tiba – tiba saja ada orang di depan ku memberikan sedikit roti, aku sangat berterima kasih kepada bapak tersebut. Mungkin saja dia mendengar bunyi perutku yang keroncongan ini.
“ ini pak ada sedikit roti” katanya dengan nada yang ramah sembari tersenyum lebar
“waah...terima kasih banyak yah pak” kataku, dengan nada yang senang.
Roti itu pun aku makan sampai habis tidak lupa aku membawa minuman di botol yang sudah aku siapkan dari kampung toraja.
Perutku kali ini tidak bunyi lagi, lega rasanya bisa mengganjal perut yang keroncongan.
Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam, akhirnya akupun sudah sampai di kota samarinda.
Tidak lupa aku mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan karena bisa sampai di samarinda dengan selamat.
Akhirnya....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar