Yupriana Asis, M.Pd

I'm a teacher, that's why I'm happy...

Selengkapnya
Navigasi Web
MEMBUAT ALAT UJI ‘CINTA’ ELEKTROLIT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

MEMBUAT ALAT UJI ‘CINTA’ ELEKTROLIT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENDAHULUAN

Dominasi persepsi dan kesan bahwa belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah kegiatan belajar yang cenderung membosankan perlu segera diakhiri. Karena itu, Guru IPA khususnya kimia dituntut untuk terus menciptakan inovasi dan kreatifitas dalam rangka menghadirkan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Sebagai alternatif, memasukan unsur “cinta dengan segala romantika“ diharapkan dapat memikat hingga ke level “menggoda“ syaraf-syaraf keingintahuan pelajar Indonesia. Melalui pembuatan alat uji ‘cinta’ elektrolit, maka ditemukan realita bahwa larutan elektrolit adalah bukti diterimanya cinta sementara larutan non elektrolit merupakan kenyataan pahit ditolak cintanya. Dalam penerapannya digunakan model pembelajaran Project Based Learning sekaligus pendekatan saintifik.

Guru sebagai tenaga pendidik yang secara langsung terlibat dalam proses belajar mengajar, memegang peranan penting dalam menentukan prestasi belajar yang dicapai oleh siswanya. Dalam menjalankan tugas mengajar guru dapat memaksimalkan kemampuannya dengan menjadi guru super. Mengajar dengan super membutuhkan energi, fisik, emosi, dan mental yang sangat tinggi (Johnson: 2009). Guru profesional harus memfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman, keterampilan dan pengetahuan tentang keguruan. Guru profesional harus mengetahui subtansi keilmuan yang ditekuninya. Guru harus banyak mengakses berbagai ilmu agar pengetahuannya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa (Mahfudz, 2011). Penguasaan materi oleh guru tidak kalah pentingnya. Jika guru mampu menguasai materi pelajaran secara komprehensif, tentu akan mampu memberikan contoh, analogi, ataupun ilustrasi yang beragam sesuai dengan konteks, serta dapat menyesuaikan dengan latar belakang siswa (Hajar, 2011).

Salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh guru adalah kemampuan dalam memilih sekaligus menggunakan alat atau bahan ajar yang paling sesuai dengan materi yang akan diajarkan, karakteristik siswa atau bahkan kearifan lokal yang dimiliki daerah masing-masing. Media pembelajaran ini menjadi sangat penting karena tidak hanya memperlancar proses interaksi antara guru dan siswa agar proses belajar menjadi semakin maksimal. Masih banyak lagi manfaat yang lain yaitu proses pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Waktu yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar dapat dikurangi sehingga kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

Realita dunia pendidikan di tanah air menampakkan fenomena banyaknya guru yang kurang memanfaatkan Alat Peraga Pembelajaran (APP). Berdasarkan observasi dan data jurnal guru di SMA Negeri 1 Takalar yang mencatat kehadiran guru, metode dan alat bantu yang digunakan, masih banyak yang monoton dalam mengajar. Sebagian besar belum menggunakan alat bantu dan lebih memilih menggunakan metode ceramah atau menggunakan LKS tanpa variasi. Proses belajar menjadi sangat membosankan apalagi pada materi-materi pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Menurut pengamatan penulis, masih banyak siswa yang merasa tidak nyaman belajar, tidak menikmati proses pembelajaran bahkan mereka sangat senang jika bel berbunyi tanda pelajaran berakhir atau sekolah diliburkan karena rapat guru-guru. Hal ini membuktikan bahwa proses belajar mengajar belum mampu menarik minat siswa. Guru belum banyak menggunakan APP yang memudahkan siswa dalam menyerap pelajaran.

Salah satu materi yang kompetensi dasarnya menuntut dilakukannya praktikum sehingga dibutuhkan APP adalah Elektrolit dan Non Elektrolit. Dalam pembelajaran materi ini siswa dituntut untuk merancang percobaan untuk menguji larutan. Penulis dalam pembelajaran materi ini akan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning. Ini adalah model pembelajaran yang disarankan dalam Kurikulum 2013.

Biasanya guru mengajar dengan metode eksperimen dengan alat-alat sederhana dan dirangkai seadanya. Dalam tulisan ini akan dirancang suatu contoh kerja proyek pembuatan APP dengan sentuhan yang sesuai dengan dunia remaja dengan tujuan menarik minat dan menganalogikan materi ini dengan kehidupan sehari-hari. Ide ini dilatarbelakangi oleh falsafah Quantum Teaching yaitu memasuki dunia siswa lalu mengantarkan siswa memahami pelajaran. Pelajaran akan diterima dengan baik dan menyenangkan sehingga tersimpan dalam memori jangka panjang (Mahfudz, 2011).

KAJIAN PUSTAKA

Tuntutan keberhasilan pendidikan yang tinggi tersebut harus didukung oleh kompetensi guru yang bermacam-macam. Mulai dari guru sebagai mediator dan fasilitator, guru sebagai pembimbing dan motivator, guru sebagai innovator, peneliti dan pemimpin sampai pada guru sebagai pendorong kreativitas. Sebagai mediator guru harus memilih media misalnya APP yang tepat berdasarkan kemampuan dan keberagaman peserta didik. Penggunaan media yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif peserta didik. Media pendidikan berguna untuk menumbuhkan semangat belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan serta kenyataan, dan memungkinkan peserta didik belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya (Zahroh, 2015). Sesuai dengan teori terbaru dalam dunia pendidikan, guru harus dapat membantu siswa merangsang kedua belahan otaknya agar keduanya dapat berfungsi dengan baik (Saleh, 2011)

Guru professional menguasai model-model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang disebut scientific method dan tergolong pembelajaran induktif adalah belajar berbasis proyek atau Project based Learning (PjBL). Model ini digunakan untukmeningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi (analisis, evaluasi, sintesis/kreatif). PjBL memperdalam pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dengan cara membuat karya atau proyek yang terkait dengan materi ajar dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa.

Tahap pertama pembelajaran adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa dan materi ajar yang harus dikuasai. Selanjutnya siswa dikelompokkan untuk membuat rencana dan rancangan untuk menjawab pertanyaan yang diidentifikasi. Kemudian mereka mengerjakan proyek dan berusaha memahami konsep serta prinsip yang terkait dengan materi ajar secara mendalam. Tahap terakhir adalah menampilkan atau memamerkan proyek yang telah dibuat pada khalayak ramai. Tahapan ini merupakan penghargaan bagi siswa dan pihak-pihak yang membantu dalam mengerjakan proyek. Peserta diberi kesempatan untuk menjelaskan tentang proses pembuatan proyek, deskripsi dan manfaat dari proyek yang dibuat. Tahapan PjBL (Abdullah, 2014) secara umum digambarkan sebagai berikut:

1. 1. Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi dan kompetensi yang akan dicapai

2. 2. Siswa mengidentifikasi permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji. Pertanyaan juga dapat diajukan oleh guru

3. 3. Kelompok membuat rencana proyek terkait dengan penyelesaian permasalahan yang diidentifikasi

4. 4. Kelompok membuat proyek atau karya dengan memahami konsep atau prinsip yang terkait dengan materi pelajaran

5. 5. Guru atau sekolah memfasilitasi pameran atas pekerjaan / karya yang dihasilkan oleh siswa

Model Pembelajaran Project Based Learning akan digunakan dalam proyek pembuatan alat uji ‘cinta’ elektrolit. Kompetensi dasar yang dipilih adalah merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit. Indikator yang ingin dicapai adalah menganalisis sifat larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.

1. Merancang percobaan pengujian daya hantar listrik berbagai larutan.

2. 2. Mempresentasikan hasil rancangan.

3. Melakukan percobaan

4. Mengolah dan menganalisis data hasil percobaan dan menyimpulkannya.

5. 5. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan hantaran listriknya.

6. Menyajikan laporan hasil percobaan.

7. 7. Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik terkait dengan ikatan kimia yang terdapat dalam zat elektrolit tersebut.

8. 8. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.

lis

PEMBAHASAN

Pertama-tama guru memaparkan topik Guru yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi dan kompetensi yang akan dicapai. Lalu siswa mengidentifikasi permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji. Pertanyaan juga dapat diajukan oleh guru. Selanjutnya siswa bekerja berkelompok untuk membuat rencana proyek terkait dengan penyelesaian permasalahan yang diidentifikasi. Siswa akan membuat rancangan alat uji ‘cinta’ elektrolit.

1. Sketsa/Rancangan Alat

(Gambar 1)

2. Alat & Bahan yang Diperlukan

Alat:

Papan 1 buah

Tripleks 1 buah

Balok Penyangga 1 buah

Botol bekas kemasan minuman 1 buah

Baterei 1 buah

Elektroda dari batang pensil 1 buah

Kabel listrik 1 buah

Bola Lampu 1 buah

Bahan:

Larutan cuka 100 ml

Larutan garam dapur 100 ml

Larutan Gula 100 ml

Larutan Alkohol 100 ml

Air Suling 100 ml

Larutan NaOH 100 ml

Larutan HCl 100 ml

3. Cara kerja alat

Alat yang telah dirancang dengan model yang dikaitkan dengan hal-hal yang menarik dalam kehidupan sehari-hari ini ditujukan untuk memahami kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai. Rangkaian alatnya adalah elektroda dan lampu dirangkai secara seri dengan sumber arus searah dari baterei. Elektroda lebih dekat ke kutub negatif dan lampu lebih dekat ke kutub positif. Cara kerja alat sama saja dengan alat uji elektrolit seperti biasanya. Hanya saja ada analogi yang diharapkan bisa menarik perhatian siswa yaitu dengan adanya kata ‘cinta’. Memulai suatu pembelajaran yang baru dengan sesuatu yang eksotik selanjutnya akrab kemudian pembelajaran akan menjadi luar biasa (Jensen, 2011)

Larutan-larutan yang diuji akan dikategorikan sebagai larutan elektrolit (diterima cintanya) dan larutan non elektrolit (ditolak cintanya). Mula-mula larutan yang akan diuji dimasukkan dalam wadah lalu elektroda dicelupkan ke dalam larutan. Larutan-larutan yang tergolong elektrolit kuat akan menimbulkan gelembung gas dan membuat lampu menyala, sedangkan larutan-larutan yang tergolong non elektrolit tidak dapat menimbulkan gelembung-gelembung gas dan lampu tidak menyala. Larutan-larutan yang dapat menimbulkan gelembung-gelembung gas saat diuji tapi tidak membuat lampu menyala dikategorikan sebagai elektrolit lemah. Untuk menarik perhatian siswa larutan elektrolit lemah dianggap masih malu-malu sehingga cintanya belum diterima.

Setelah melakukan pengujian beberapa jenis larutan, siswa harus mengkaji mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa-senyawa yang telah dipelajari sebelumnya dalam pokok bahasan ikatan kimia

KESIMPULAN

Alat uji ‘cinta’ elektrolit yang dirancang dan dibuat oleh siswa melalui tugas Proyek dengan model pembelajaran Project Based Learning dapat menarik perhatian siswa untuk mengidentifikasi daya hantar listrik berbagai jenis larutan dengan cara yang lebih berkesan sehingga akan tersimpan dalam memori jangka panjang

SARAN

Guru mata pelajaran IPA khususnya bidang studi kimia sebaiknya melakukan inovasi-inovasi dalam membuat APP sehingga pembelajaran kimia yang dianggap sulit dan membosankan bisa lebih menarik buat siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, R. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hajar, I. 2011. Memaksimalkan hasil belajar dengan hipnoterapi. Yogyakarta: Diva

Press.

Jensen, E. 2011. Pembelajaran berasis otak. Jakarta: PT. Indeks.

Johnson, L. 2009. Pembelajaran yang Kreatif dan Menarik. Jakarta: PT. Indeks.

Mahfudz, A. 2011. Be a good Teacher or Never. Bandung: Nuansa Cendikia

__________. 2012. Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media.

Saleh, M. 2011. Belajar dengan Hati Nurani. Jakarta: Erlangga

Zahroh, A. 2015. Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi Profesionalisme Guru. Bandung:

Yrama Widya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju sekali dengan, "Guru harus banyak mengakses berbagai ilmu agar pengetahuannya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa." Mantap bu.

10 Jul
Balas

Cinta Elektrolit....Subhanallah, kreatif bu, pastinya anak-anak suka ya...pembelajaran jadi menyenangkan.

09 Jul
Balas

berusaha menarik perhatian siswa dengan nuansa romantisme remaja yang galau menanti cinta diterima atau tidak..

10 Jul
Balas



search

New Post