Yupriana Asis, M.Pd

I'm a teacher, that's why I'm happy...

Selengkapnya
Navigasi Web

METAMORFOSA CINTA

Kegagalan cinta itu pasti terjadi dan akan dialami oleh mahluk yang bernama manusia. Mencoba dan gagal adalah hal yang lumrah sebagai hukum alam yang harus dilalui. Sebagaimana manusia purba yang mengalami evolusi sepanjang zaman berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki maka demikian pula urusan cinta. Evolusi yang terjadi dalam satu siklus kehidupan karena lebih singkat maka lebih tepat untuk diberi istilah metamorfosa. Bagaimana bentuk yang sederhana seekor ulat setelah bermetamorfosa akan menjadi kupu-kupu yang indah.

Begitulah seharusnya rasa cinta yang diberikan oleh sang pencipta. Manusia menyikapinya sangat tergantung dari kematangan mentalnya. Para remaja yang masih lugu dan tak begitu paham arti cinta seringkali terjebak dalam masalah ini dan di sinilah awal dari sebuah kegagalan. Dalam teori belajar sebenarnya tak mengenal istilah gagal karena selalu ada cara untuk memperbaiki kesalahan agar selanjutnya dapat berproses dengan lebih baik lagi. Seorang yang takut jatuh cinta karena takut patah hati belum bisa dianggap memiliki kematangan dalam hal ini.

Menangani patah hati tentu saja bukanlah hal yang mudah namun bukan pula sesuatu yang bisa membuat kehidupan itu hancur. Justru sebaliknya patah hati sesungguhnya adalah pelajaran penting yang harus dilalui hingga manusia normal memiliki daya adaptasi yang kuat dalam menghadapi masalah-masalah selanjutnya. Dari kekecewaan karena berharap pada mahluk lain selanjutnya akan berubah menjadi kepercayaan yang tinggi pada diri sendiri. Kemandirian ini hanya akan dimiliki oleh orang-orang yang percaya akan adanya Dzat yang maha penolong dalam hidupnya.

Kemuliaan cinta akan diraih oleh manusia yang telah memahami arti cinta sebagai karunia sang pencipta. Seorang motivator pernah berkata bahwa cinta itu adalah menghargai orang yang dicintainya. Cinta adalah laksana mentari yang menyinari dunia hanya memberi tak harap kembali. Cinta sepanjang jalan dari seorang ibu tak mengharap balas. Dalam konteks ini mana mungkin ada rasa kecewa karena ketika ia memiliki rasa cinta maka yang dilakukannya adalah memberi penghormatan pada yang dicintainya. Apabila suatu ketika cinta itu hilang maka ia meyakini bahwa yang abadi dari cinta adalah kenangan yang membuat hidupnya lebih bermakna saat ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post