Yupriana Asis, M.Pd

I'm a teacher, that's why I'm happy...

Selengkapnya
Navigasi Web

SELAMAT DATANG DI SEKOLAH BARU

Akhirnya aku harus pindah mengajar ke sekolah yang membutuhkan guru kimia. Inilah saatnya fokus di bidang yang telah kutekuni selama 3 tahun. Tempat pertama yang kucari di sekolah itu adalah Laboratorium Kimia. Wow, alat-alat dan bahan-bahannya lengkap dan masih banyak. Konon, bantuan selalu datang tapi guru-guru enggan menggunakan. Maklum zat-zat kimia banyak yang bersifat racun.

Ke gudang zat paling belakang kutemukan botol putih berisi logam Na yang direndam dalam minyak tanah. Amanlah, karena kalau tidak, pasti akan rusak teroksidasi. Logam reaktif ini yang bikin mata dosenku jadi juling karena ledakannya mengenai mata. Jadi aku harus hati-hati.

Masih dalam ruangan sempit, kuambil kaleng bekas lalu kuisi air, Na kupotong lebih kecil agar ledakannya tak berbahaya. Segera kucelup ke dalam air, tapi lupa mengelap minyak tanahnya. Nampak tak ada reaksi. Aku mendekat sedikit. "Tarr", tiba-tiba meletus. Untung nggak kena mata, cuma rok panjangku bolong-bolong, dan di dagu terkena hingga ada noda hitam. Aduh, untung saja. Resiko jadi guru kimia harus selalu hati-hati dan membaca semua label zat.

Esoknya datang seorang siswi ke lab kimia. "Ada yang bisa ibu bantu?, tanyaku. "Bisakah ibu membimbingku untuk lomba siswa teladan tingkat provinsi?" tanyanya. Namanya Mita. Dia terlihat antusias dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. "Oh ya, mau buat karya tulis bidang kimia ya", tanyaku pula. "Iya Bu, reaksi kimia zat-zat sangat menarik untuk ditampilkan," jawabnya. "Gimana kalau kamu buat media 'Pohon Reaksi', dari satu zat bisa menghasilkan banyak reaksi yang berbeda dan unik", usulku.

Mita selain cerdas, tekun pula. Tak butuh banyak penjelasan ia mampu wujudkan karya dan menulisnya. Ia pun berlatih presentasi hingga fasih dan lancar. Apakah siswa-siswi di sekolah ini memang seperti ini? Ternyata tidak juga. Beberapa malah sebaliknya. Malas dan acuh tak acuh. Sering bolos dan bikin onar.

Selamat datang di sekolah baru, di sini tampaknya tantangan lebih bervariasi.

Aku lalu ke perpustakaan membaca sebuah buku tekhnik mengajar. Judulnya Quantum Teaching. Orkestra seorang guru di ruang kelas mampu melejitkan prestasi siswa menjadi sejenius Albert Einstein.

Buku itu sangat menarik dan menjadi rujukanku untuk menemukan model pembelajaran yang menyenangkan. Ketika siswa lebih tertarik menonton televisi ketimbang belajar maka aku membuat setiap pertemuan yang meriah ala acara televisi. Beberapa program TV populer kuhadirkan di ruang kelas. Para siswa enjoy dan have fun. Tak terasa ia larut dalam materi pelajaran sambil merasakan sensasi hiburan dari tontonan favoritnya.

Sesungguhnya dalam tantangan itulah bersembunyi inovasi. "Menerima tantangan tanpa mengeluh akan mengantarkanmu untuk menemukan solusi lebih cepat". Tak ada celah untuk merasa gundah, bahkan seringkali ada kejutan indah penghapus lelah. Alhamdulillah, Mita meraih juara 3 tingkat provinsi. Next, we will try again...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post