STAY AT HOME THEN WRITING
Sesungguhnya aku tak ingin mengingat masa itu. Ketika semangat mengajar begitu tinggi di sekolah tercinta, tapi pemerintah mengharuskan semua harus stay at home. Guru harus work from home. Sekolah dilaksanakan secara online, laporan belajar dari rumah wajib disetor.
Kebanyakan guru memilih berkomunikasi dengan siswa melalui WA. Betapa mirisnya menyadari bahwa dengan begitu maka hasil belajar akan sangat mengecewakan namun bila harus zoom meeting atau gmeet akan membebani siswa dalam hal pembelian kuota. Lalu bagaimana solusinya.
Pemerintah mengupayakan pembagian kuota berdasarkan data dapodik namun itupun tak berjalan mulus, banyak sekali kendala terjadi. Aku melihat pembelajaran akhirnya berjalan apa adanya hingga beberapa waktu lamanya terjadilah lost learning. Generasi rebahan tak mampu bawa perubahan.
Stress? Tentu saja. Healingnya gimana? Let's writing. Hikmah itu selalu ada dibalik musibah. Inilah saatnya mengikuti pelatihan menulis online dan menghasilkan buku secara bersama (antologi). Tawaran ini menjamur. Biaya ngga seberapa sudah bisa memiliki buku ber-ISBN. Hanya membuat tulisan 500-600 kata, lalu dikurasi bila lolos dibukukan.
Keseruan menulis ini telah membuat ketagihan. Sejak buku pertama Mendidik Saat Pandemi, Literasi Keluarga, Literasi Masyarakat, Kasih Guru Tak Terbilang, Warna Kasih Ibu, Alhamdulillah Sah, Syandana Ayah Bunda, Menantang Harapan Mewujudkan Impian, Satu Buku Sejuta Cerita, Mother Love and Hug, Dear Aku yang Baru, Menggapai Impian Cita di Langit Karakter, Menakar Kasih Dalam Dunia Literasi, Satukan Karya Menerjang Badai. Semua biaya itu akhirnya terbayarkan dengan satu buku pemenangan Harmoni Budaya dalam Butta Panrannuangku dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Tantangan berikutnya aku menulis buku solo Puisi dan Lagu Kimia. Selanjutnya buku Kurangkai doa dalam Puisi. Banyak guru melakukan hal yang sama dan memiliki lebih banyak karya. Seperti virus, ini pun menular. Bedanya virus berbahaya sedangkan menulis tentu bermanfaat khususnya para guru yang bergelut dengan ilmu. Kini pembelajaran sudah normal bahkan dibingkai dalam Kurikulum Merdeka yang memberi ruang seluas-luasnya bagi siswa dan guru untuk berkarya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap,,