Aku dan sekitar 20 orang temanku memutuskan untuk menghabiskan liburan di daerah wisata Malino. Udara dingin yang menusuk tulang dan kabut yang sering turun menambah kesan eksotis perjalanan kami. Villa yang kami sewa cukup terpencil, berada di lembah dengan jalanan terjal menurun. Suasana sepi di sekitar villa membuat kami merasa seperti memiliki tempat itu sendiri.

Liburan kami lalui dengan riang. Bernyanyi, makan bersama, dan bercengkrama sambil menikmati pemandangan berkabut. Namun, ada satu temanku, Rina, yang sejak awal sudah merasa tidak nyaman. Dia mengaku merasakan energi negatif begitu menginjakkan kaki di villa itu. Wajahnya tampak pucat, dan tubuhnya terasa lemas tanpa sebab yang jelas.

Namun, sesuatu yang aneh terjadi di tengah malam. Rina yang sejak sore tampak tidak enak badan, tiba-tiba berubah. Dia menjadi ceria, tertawa-tawa sendiri, lalu mengajak beberapa teman begadang sambil bernyanyi dengan suara yang terdengar lebih nyaring dari biasanya. Ada yang mengira dia hanya terlalu senang atau mungkin sedang berusaha melawan rasa takutnya sendiri.

Saat menjelang subuh, keadaan berubah drastis. Rina mengaku mendengar suara-suara aneh. Lolongan anjing dari kejauhan terdengar semakin mendekat. Tubuhnya menggigil hebat, matanya nanar, seperti melihat sesuatu yang tidak bisa kami lihat. Kami berusaha menenangkannya, memberinya selimut, dan mengajaknya beristighfar. Dia mengaku mencium bau kapur barus yang kadang muncul dan kadang hilang.

Aku pun mengalami sesuatu yang ganjil. Saat berada di dapur, aku mencium bau yang sangat tajam, seperti ada kabel listrik yang korslet. Aku mengatakan hal itu ke teman-teman, tapi tak ada yang terlalu menghiraukan. Baru kemudian, seorang teman bercerita bahwa di dapur itu ada sesuatu yang menyerupai kuburan. Lantainya tidak ditembok seperti ruangan lain, hanya ditutupi batu-batu dan terdapat sebuah nisan tua di sudutnya.

Aku tertegun. Tanpa sadar, aku sering berwudhu di dapur itu karena ada kran di situ dan dekat dengan wastafel. Bahkan, beberapa kali aku menyikat gigi di sana. Seketika, bulu kudukku meremang membayangkan kemungkinan bahwa aku selama ini berada di dekat sesuatu yang tidak seharusnya ada.

Saat kami kembali dari liburan, aku kembali membuka video TikTok dari pemilik villa tersebut. Saat pertama melihatnya, video itu terasa biasa saja, bahkan terkesan menarik. Namun, kini rasanya berbeda. Ada aura menyeramkan yang menyelubungi setiap sudut villa dalam video itu. Suara pemiliknya yang menjelaskan bagian-bagian villa kini terdengar ganjil, seperti ada sesuatu yang berbisik di latar belakangnya.

Kami pun mulai menyusun potongan-potongan kejadian aneh yang kami alami. Apakah benar ada sesuatu di villa itu? Ataukah ini hanya sugesti yang datang terlambat setelah kami menyadari keberadaan kuburan di dapur? Entahlah, tapi satu hal yang pasti—kami tidak ingin kembali ke villa misterius itu lagi.