YUSMAINI

Saya sekarang bertugas di SDN 13/IV Tanjung Pinang Jambi Timur Kota Jambi, Propinsi Jambi. Seorang putri daerah asli Jambi. Sudah mengabdi pada pada dunia pendi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rumah Kosong
gambar: blogspot.com

Rumah Kosong

Rumah Kosong

# Tagur (359)

Hari terang benderang siang itu. Langit bersih dan cerah setelah semalam 'diguyur' hujan. Lepas mata memandang ke cakrawala nan membiru. Besar rasa syukur ke hadirat Yang Kuasa begitu indahnya alam buatanNya. Saat itu Mury baru 'rehat' sejenak selepas membersihkan ruang kerjanya sendirian tanpa teman. Hari itu giliran dia piket.

Agak terasa berat sih, biasanya bergotong royong bersama para teman. Kali ini lagi-lagi harus sendirian Karena pembatasan tenaga kerja. Zona merah kembali melanda, terpaksa mengikuti aturan ketat.

Netranya memandang ke lingkungan sekitar. Ruang kerjanya berada di lantai dua. Tampak semua terlihat yang di atas dan bawah gedung. Kawasan cukup padat penduduk. Pandangannya tertuju pada sebuah rumah yang berada tepat di samping pagar gedung tempat dia bekerja. Sebuah rumah tua, kesan mewah dan megah di zamannya masih membekas, sedikit bergaya bangunan Belanda kuno. Lingkungan asri masih menghijau namun sudah tampak tak terawat.

Rumah itu kini kosong tak berpenghuni. Sesekali terlihat ada yang membersihkannya. Juga 2 ekor 'guguk' besar bak satpam di rumah itu yang siap menggonggong pada orang yang tak dikenal. Satu berbulu hitam dan satu lagi coklat.

Mury yang sangat mengenali lingkungan itu sempat bergumam, "Hm... kenapa ya, setiap yang tinggal di rumah itu pasti tak bertahan lama." Orang pertama yang memiliki rumah itu adalah seorang ternama di kampung itu dahulunya. Mempunyai keluarga besar. Ramai sekali dahulu anggota keluarga di rumah itu. Entah mengapa tengah anak-anaknya beranjak dewasa, rumah itu harus terjual. Keluarga mereka jadi ''kucar-kacir" berantakan.

Kemudian rumah itu dibeli oleh orang lain. Tak berapa lama pula rumah itu kini ditinggalkan oleh penghuninya begitu saja. Belum ada penghuni baru hingga saat ini. Sayang sekali rumah itu. Tetangga sekitar tak banyak yang tahu ada apa sebenarnya dengan rumah itu. Sesekali Mury menatap ke rumah itu seakan ada 'aura' lain.

Tetiba 'bulu kuduk' Mury terasa mendingin. Ia lirik jam tangannya sudah menunjukkan setengah dua belas. Mury segera menutup ruang kerjanya dan bergegas turun ke lantai bawah. Hampir saja ia terpeleset di anak tangga terakhir.

"Hati-hati, Mbak, kenapa buru-buru!?" pekik Pak Satpam dari pos penjagaan.

"Eh, oh, iya, Pak." Mury mencoba menyembunyikan perasaannya.

Jambi, 18 Juli 2021.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bun ceritanya. Menunggu selanjutnya.

18 Jul
Balas

Terima Kasih sudah berkunjung.

18 Jul

Wah ngeri-ngeri asyik bunda.

18 Jul
Balas

Ya, Bu, terima kasih sudah mengikuti.

18 Jul

Cerita yg bikin penasaran Bunda. Ditunggu kelanjutan ceritanya. Sukses selalu

18 Jul
Balas

Terima kasih, Bund.

18 Jul



search

New Post