BIAR TUHAN YANG MENYELESAIKAN 1
Sejak setahun virus Covid 19 melanda negeri ini, keadaan ekonomi keluarga Bu Ani semakin sulit. Suaminya yang seorang buruh bangunan sudah lama tidak mendapatkan pekerjaan, dia yang selama ini mencoba membantu meringankan beban sang suami dengan bekerja sebagai tukang gosok pada tetangganya juga kena imbasnya. Banyak yang menolak memakai tenaganya kembali karena merekapun terkena dampak dari wabah ini, hanya satu dua orang yang masih mau itupun hanya sesekali, tidak rutin seperti dulu.
Bu Ani menghela napas berkali-kali, seakan ingin melepaskan beban yang sangat berat lewat hembusannya. Matanya tak lepas memandang sayur bunga kates tumis, peneman nasi putih yang masih mengepulkan asap dan mengeluarkan sedikit bau apak pertanda itu adalah beras murah yang sudah lama. Hanya makanan itu yang bisa ia disajikan untuk pengganjal perut keluarganya hari ini.
“Pak, beras sudah habis, ibu tak megang uang, apa bapak punya simpanan?” Bu Ani membuka percakapan sambil menemani suaminya makan siang.
Pak Nono hanya diam, sambil tetap melanjutkan makannya. Melihat suaminya hanya diam dengan wajah yang muram, Bu Ani sudah paham jawabannya.
“Oya Pak, singkong di belakang sepertinya sudah bisa dipanen, nanti dicabut ya, mau ibu rebus untuk sarapan besok pagi!” yang dijawab dengan anggukan oleh Pak Nono.
Sekeliling rumah mungil milik mereka memang dipenuhi dengan berbagai sayuran, sehingga nampak asri dan terawat, Pak Nono dan bu Ani, rajin bercocok tanam karena berasal dari keluarga petani dan dari dulu hidup di bawah garis kemiskinan sehingga mengajarkan mereka agar hidup hemat dengan memanfaatkan halaman rumahnya yang tidak luas, hasilnya lumayan untuk membantu memenuhi kebutuhan dapur, apalagi ketika Pak Nono dan Bu Ani sedang tidak mendapat pekerjaan.
Walaupun hidup di dalam garis kemiskinan mereka adalah tipe pekerja yang rajin dan ulet berusaha. Bu Ani pernah bercerita kerasnya kehidupan masa kecilnya membuat dia lebih berhati hati, apalagi ada trauma masa kecil yang berhubungan dengan uang, sangat membekas sampai sekarang. Dari situlah ia bertekad untuk menyimpan sebagian penghasilan mereka untuk berjaga-jaga dan berusaha giat, memanfaatkan halaman dengan menanam berbagai jenis sayuran serta hidup sederhana.
Namun simpanan itu telah habis dipakai untuk menutupi kebutuhan mereka selama masa covid ini.
Bersambung
***
Meral, Rabu 050521
#H94T97
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mbak. Isinya belum tertuliskan.
Hehe iya bun, terimakasih sudah mampir sukses selalu bunda
Kemalaman y....
Iyess