Yusmanita, S.Pd.SD

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BIAR TUHAN YANG MENYELESAIKAN 2
By.MasYoko22

BIAR TUHAN YANG MENYELESAIKAN 2

“Bu, besok masak nasi ya, kan sudah dua hari makan singkong rebus terus,” ujar Supri anak sulung Bu Ani yang berumur 8 tahun.

“Nak, sekarang adanya singkong, kita makan apa yang ada ya,” jawab bu Ani.

“Tapi abang bosan bu, masak iya dua hari makan singkong melulu, abang tetap merasa lapar kalau tidak ada nasinya,”

“Iya bu, adek juga pingin makan nasi sama telor dadar, sudah lama ibu tak masak telor, boleh ya bu,” Yono anak kedua Bu Ani ikut menimpali.

“Nanti ya, kalau bapak dan ibu ada rizkinya, abang dan adek jangan lupa berdoa agar bapak dan ibu dapat kerja lagi, sekarang kita makan singkong dulu ya,”

Kedua anak itupun melanjutkan sarapan pagi dengan singkong rebus, nampak mereka makan dipaksakan karena tidak berselera. Bu Ani menatap sedih, kedua anaknya tidak cerewet dalam hal makanan, hanya harus ada nasi sebagai makanan pokok karena sudah dibiasakan dari kecil agar kenyang dan tidak selalu minta jajan.

“Hm, sebaiknya aku ke rumah Bu Yati, semoga kali ini dapat,” bu Ani bergumam sendiri.

Ia pun bergegas pergi menuju rumah Bu Yati yang terletak di gang sebelah rumahnya.

“Assalamualaikum, Bu Yati,”

“Assalamualaikum,”

“Assalamualaikum,”

Setelah memberikan salam untuk ketiga kalinya baru ada jawaban dari dalam rumah.

“Waalaikumsalam, ada apa Bu Ani ?”

Bu Yati muncul dari pintu dengan muka kurang bersahabat.

“Maaf mengganggu Bu Yati, tapi bolehkah saya masuk sebelum bicara ?“

Setelah duduk, bu Ani menjelaskan keperluannya kepada bu Yati.

“Begini bu, saya datang untuk meminta uang saya yang dipinjam ibu dua tahun yang lalu,”

“Hutang yang mana, kamu jangan mengada ada Bu Ani,”

“Dulu saat meminjam Bu Yati bilang, untuk angsuran kredit motor Andi yang sudah jatuh tempo, ingat?”

“Saya juga pernah minta setahun yang lalu, tapi bu Yati bilang belum ada uang, nah ini sudah yang kedua kalinya saya ke sini, saya benar benar lagi butuh bu,” Bu Ani menjelaskan panjang lebar.

“Halah, uang 2 juta aja, kapan-kapan saya bayar, sudah saya mau pergi dulu,”

Bu Yati segera beranjak dari duduknya hendak berlalu, namun tangan bu Ani segera menahannya.

“Tolonglah bu, saya benar benar lagi butuh,”

“Iya iya, sebentar saya ambil,” bu Yati segera masuk ke dalam kamar kemudian kembali dan meletakkan 3 lembar uang seratus ribu di atas meja dengan kasar.

“Nih ambil, sekarang kamu cepat pulang, saya mau pergi ada keperluan,”

Bu Ani terpaku melihat sikap bu Yati, perlahan mengambil uang di atas meja, sambil menatap bu Yati, ia berkata,

“Bu Yati, kamu datang ke rumah saya sambil menangis memohon agar dibantu, uang yang saya berikan kepadamu adalah hasil tetes keringat yang kami kumpulkan selama bertahun tahun, janjimu akan mengembalikan dalam waktu seminggu. Tapi ini sudah 2 tahun dan saya memang sangat membutuhkankan. Inikah balasan yang kamu berikan?”

“Saya hanya datang mengambil hak saya yang kamu abaikan. Tapi kamu buat saya seperti pengemis yang meminta minta. Baiklah, mulai saat ini saya tak akan menagih lagi. Saya serahkan semuanya kepada Allah, silahkan berurusan langsung kepadaNya. Assalamualaikum,”

Bu Ani berlalu dengan langkah lebar, meninggalkan Bu Yati yang tercenung, dadanya berdebar keras ketika mendengar Bu Ani mengucapkan nama tuhan.

Selesai

*****

Meral, Kamis 060521

#H95T98

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa. Cerpen keren bun. Sukses ya.

06 May
Balas

Terimakasih apresiasinya Pak, semoga sukses bersama

06 May

Luar biasa

06 May
Balas

Terimakasih apresiasinya bunda, semoga sukses selalu

06 May

Keren menewen... Asli buk Yus... Nendang banget.... Jadi pelajaran bagi kita semua,, untuk menghindari berhutang... Sukses selalu

06 May
Balas

Terimakasih apresiasinya Pak semoga kita dijauhkan dari hutang, semoga sukses dan sehat selalu

06 May

Keren banget Bunda. Semoga sehat dan sukses selalu. Salam literasi dari Grobogan.

07 May
Balas

Luar biasa...closingnya mantap..perlu jiwa ikhlas... terima kasih sudah berbagi cerita indah tentang kehidupan... salam semangat.

08 May
Balas

Cerpen yang sangat menarik bunda cantik. Izin follow ya....

07 May
Balas

Mantap bun, semoga orang orang yang berhutang nyadar diri

06 May
Balas

Terimakasih apresiasinya bunda, aamiin ya Rabb

06 May

Keren,sukses selalu bu

06 May
Balas

Terimakasih kunjungannya bu Eva, semoga kita sukses bersama.

06 May

Keren Bun, sdh ku folback y Bun

06 May
Balas

Terimakasih apresiasinya bunda, Terimakasih sudah berkunjung, semoga sukses dan sehat selalu

06 May

Keren Bun, sdh ku folback y Bun

06 May
Balas

Keren Bun, sdh ku folback y Bun

06 May
Balas

Keren Bun, sdh ku folback y Bun

06 May
Balas

Keren Bun, sdh ku folback y Bun

06 May
Balas

Kasusnya sama dengan yang aku alami dua lebaran dia tidak nongol sama sekali mengembalikan uangnya

06 May
Balas

Semua yang berhutang dibukakan hati dan dipermudah untuk membayar hutangnya ya bun

07 May

Keren banget Bun. Hal ini banyak sekali dilingkungan kita. Saya juga merasakan sampai saat ini. Saat kita butuh, mereka beralasan. Saat mereka dapat rezeki, hutang tak diangsur. Ya.., biarlah Allah yang menyelesaikan.

06 May
Balas

Alhamdulillah terimakasih apresiasinya bunda.ya bun miris sekali semoga dibukakan pintu hatinya untuk membayar hutang

07 May

Semoga harapan selalu menjadi kenyataan.Aamin.

07 May
Balas

Keren bun...

06 May
Balas

Terimakasih apresiasinya bunda, semoga sukses dan sehat selalu

06 May

Keren

06 May
Balas

Terimakasih apresiasinya Pak,

06 May

Keren bun cerpennya. Salam sukses

06 May
Balas

Terimakasih apresiasinya bunda, semoga kita sukses bersama

06 May

Keren ceritanya ada pesan moral : Jangan mengabaikan hutang dan menganggap remeh. Hutang belum terbayar akan ditagih di akhirat. Jangan sampai kita mewariskan hutang ke anak cucu. Salam sehat selalu Bu Yusmanita.

06 May
Balas

Terimakasih apresiasinya Pak Isak, semoga sehat dan sukses selalu

07 May

Cerpen yang menarik bunda. Sukses selalu

07 May
Balas

Keren ceritanya Kak...seandainya "mereka" membaca tulisan ini, mereka akan malu pada perbuatannya...

06 May
Balas

Semoga mereka membacanya dik, sering kasihan melihat orang yang memberi hutang.

06 May

mantul semoga Bu yati cepat sadar

07 May
Balas

Good...

06 May
Balas

Thanks kawan, sukses selalu

06 May

Keren bund... semoga yang berhutang..Allah mudahkn untuk membayarnya

06 May
Balas

Terimakasih apresiasinya bunda, aamiin ya Rabb

06 May



search

New Post