BIAR TUHAN YANG MENYELESAIKAN 2
“Bu, besok masak nasi ya, kan sudah dua hari makan singkong rebus terus,” ujar Supri anak sulung Bu Ani yang berumur 8 tahun.
“Nak, sekarang adanya singkong, kita makan apa yang ada ya,” jawab bu Ani.
“Tapi abang bosan bu, masak iya dua hari makan singkong melulu, abang tetap merasa lapar kalau tidak ada nasinya,”
“Iya bu, adek juga pingin makan nasi sama telor dadar, sudah lama ibu tak masak telor, boleh ya bu,” Yono anak kedua Bu Ani ikut menimpali.
“Nanti ya, kalau bapak dan ibu ada rizkinya, abang dan adek jangan lupa berdoa agar bapak dan ibu dapat kerja lagi, sekarang kita makan singkong dulu ya,”
Kedua anak itupun melanjutkan sarapan pagi dengan singkong rebus, nampak mereka makan dipaksakan karena tidak berselera. Bu Ani menatap sedih, kedua anaknya tidak cerewet dalam hal makanan, hanya harus ada nasi sebagai makanan pokok karena sudah dibiasakan dari kecil agar kenyang dan tidak selalu minta jajan.
“Hm, sebaiknya aku ke rumah Bu Yati, semoga kali ini dapat,” bu Ani bergumam sendiri.
Ia pun bergegas pergi menuju rumah Bu Yati yang terletak di gang sebelah rumahnya.
“Assalamualaikum, Bu Yati,”
“Assalamualaikum,”
“Assalamualaikum,”
Setelah memberikan salam untuk ketiga kalinya baru ada jawaban dari dalam rumah.
“Waalaikumsalam, ada apa Bu Ani ?”
Bu Yati muncul dari pintu dengan muka kurang bersahabat.
“Maaf mengganggu Bu Yati, tapi bolehkah saya masuk sebelum bicara ?“
Setelah duduk, bu Ani menjelaskan keperluannya kepada bu Yati.
“Begini bu, saya datang untuk meminta uang saya yang dipinjam ibu dua tahun yang lalu,”
“Hutang yang mana, kamu jangan mengada ada Bu Ani,”
“Dulu saat meminjam Bu Yati bilang, untuk angsuran kredit motor Andi yang sudah jatuh tempo, ingat?”
“Saya juga pernah minta setahun yang lalu, tapi bu Yati bilang belum ada uang, nah ini sudah yang kedua kalinya saya ke sini, saya benar benar lagi butuh bu,” Bu Ani menjelaskan panjang lebar.
“Halah, uang 2 juta aja, kapan-kapan saya bayar, sudah saya mau pergi dulu,”
Bu Yati segera beranjak dari duduknya hendak berlalu, namun tangan bu Ani segera menahannya.
“Tolonglah bu, saya benar benar lagi butuh,”
“Iya iya, sebentar saya ambil,” bu Yati segera masuk ke dalam kamar kemudian kembali dan meletakkan 3 lembar uang seratus ribu di atas meja dengan kasar.
“Nih ambil, sekarang kamu cepat pulang, saya mau pergi ada keperluan,”
Bu Ani terpaku melihat sikap bu Yati, perlahan mengambil uang di atas meja, sambil menatap bu Yati, ia berkata,
“Bu Yati, kamu datang ke rumah saya sambil menangis memohon agar dibantu, uang yang saya berikan kepadamu adalah hasil tetes keringat yang kami kumpulkan selama bertahun tahun, janjimu akan mengembalikan dalam waktu seminggu. Tapi ini sudah 2 tahun dan saya memang sangat membutuhkankan. Inikah balasan yang kamu berikan?”
“Saya hanya datang mengambil hak saya yang kamu abaikan. Tapi kamu buat saya seperti pengemis yang meminta minta. Baiklah, mulai saat ini saya tak akan menagih lagi. Saya serahkan semuanya kepada Allah, silahkan berurusan langsung kepadaNya. Assalamualaikum,”
Bu Ani berlalu dengan langkah lebar, meninggalkan Bu Yati yang tercenung, dadanya berdebar keras ketika mendengar Bu Ani mengucapkan nama tuhan.
Selesai
*****
Meral, Kamis 060521
#H95T98
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa. Cerpen keren bun. Sukses ya.
Terimakasih apresiasinya Pak, semoga sukses bersama
Luar biasa
Terimakasih apresiasinya bunda, semoga sukses selalu
Keren menewen... Asli buk Yus... Nendang banget.... Jadi pelajaran bagi kita semua,, untuk menghindari berhutang... Sukses selalu
Terimakasih apresiasinya Pak semoga kita dijauhkan dari hutang, semoga sukses dan sehat selalu
Keren banget Bunda. Semoga sehat dan sukses selalu. Salam literasi dari Grobogan.
Luar biasa...closingnya mantap..perlu jiwa ikhlas... terima kasih sudah berbagi cerita indah tentang kehidupan... salam semangat.
Cerpen yang sangat menarik bunda cantik. Izin follow ya....
Mantap bun, semoga orang orang yang berhutang nyadar diri
Terimakasih apresiasinya bunda, aamiin ya Rabb
Keren,sukses selalu bu
Terimakasih kunjungannya bu Eva, semoga kita sukses bersama.
Keren Bun, sdh ku folback y Bun
Terimakasih apresiasinya bunda, Terimakasih sudah berkunjung, semoga sukses dan sehat selalu
Keren Bun, sdh ku folback y Bun
Keren Bun, sdh ku folback y Bun
Keren Bun, sdh ku folback y Bun
Keren Bun, sdh ku folback y Bun
Kasusnya sama dengan yang aku alami dua lebaran dia tidak nongol sama sekali mengembalikan uangnya
Semua yang berhutang dibukakan hati dan dipermudah untuk membayar hutangnya ya bun
Keren banget Bun. Hal ini banyak sekali dilingkungan kita. Saya juga merasakan sampai saat ini. Saat kita butuh, mereka beralasan. Saat mereka dapat rezeki, hutang tak diangsur. Ya.., biarlah Allah yang menyelesaikan.
Alhamdulillah terimakasih apresiasinya bunda.ya bun miris sekali semoga dibukakan pintu hatinya untuk membayar hutang
Semoga harapan selalu menjadi kenyataan.Aamin.
Keren bun...
Terimakasih apresiasinya bunda, semoga sukses dan sehat selalu
Keren
Terimakasih apresiasinya Pak,
Keren bun cerpennya. Salam sukses
Terimakasih apresiasinya bunda, semoga kita sukses bersama
Keren ceritanya ada pesan moral : Jangan mengabaikan hutang dan menganggap remeh. Hutang belum terbayar akan ditagih di akhirat. Jangan sampai kita mewariskan hutang ke anak cucu. Salam sehat selalu Bu Yusmanita.
Terimakasih apresiasinya Pak Isak, semoga sehat dan sukses selalu
Cerpen yang menarik bunda. Sukses selalu
Keren ceritanya Kak...seandainya "mereka" membaca tulisan ini, mereka akan malu pada perbuatannya...
Semoga mereka membacanya dik, sering kasihan melihat orang yang memberi hutang.
mantul semoga Bu yati cepat sadar
Good...
Thanks kawan, sukses selalu
Keren bund... semoga yang berhutang..Allah mudahkn untuk membayarnya
Terimakasih apresiasinya bunda, aamiin ya Rabb