DI SIMPANG JALAN
Deru napas bagai sekarat
Digandul rasa yang menghambat
Naluri selalu menolak
Namun raga tak mampu mengelak
***
Mata elang setajam belati
Menatap lekat isyarat merekat
Lewat seuntai goresan tangan
Hanya dua pilihan terluka atau terpenjara
***
Langkah kaku ikut seruan
Maka hidup nyaman dalam bayang
Atau tak bergeming?
Aksara terkungkung dalam jeruji
***
Segumpal daging ini
Tak bisa dikhianati
Bila ingkar perintah sang pencipta
Ia takkan lena
***
Kemana rasa takut?
Dengan apatis menantang tuhan
Pongah membenarkan kebatilan
Mampukah kau pertanggung jawabkan?
***
Lelah dalam ketidak berdayaan
Benci lidah terkunci mengucap aksara
Namun terus dan terus mencoba
Walau hanya menjadi serpihan luka
*****
Dengan senang hati menerima kritik dan saran dari teman - teman
Meral, Sabtu 100421
#H69T71
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
kerennn, salam literasi
Bukan kritik, Bu, tapi salut. Keren paten.
Terimakasih apresiasinya Pak, semoga sukses selalu
Puisi yang keren. Salam literasi.
Keren puisinya. Salam literasi
Terimakasih apresiasinya bun, semoga sukses selalu
Wow...puisi yang sangat indah. Ketegaran dan jiwa besar untuk menerima dengan lapang dada. Sukses Bunda
Segumpal daging yang tak bisa dihianati...Puisi yang dahsyat, ibu.Saya mau kritik apa?Salam literasi bu
Terimakasih bun, salam sukses dan literasi
Keren banget puisinya...
Alhamdulillah Terimakasih dek, kasih saran dong
Mantap