Yusmanita, S.Pd.SD

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
NEK SITI
By.LobakMerah

NEK SITI

Nek Siti seorang janda yang telah ditinggalkan oleh suami tercinta, meninggal karena kecelakaan di jalan raya saat truk bermuatan sayur yang dibawa bersama sang menantu beradu dengan mobil yang dibawa oleh beberapa anak muda secara ugal – ugalan. Kini dia tinggal bersama anak perempuan dan dua orang cucunya. Untuk membantu beban anak perempuannya yang bekerja sebagai art, Nek Siti berinisiatif membuat nasi lemak dan menjual di depan rumahnya yang bersebelahan dengan sekolah. Walaupun keuntungan yang di dapat Nek Siti tidak seberapa, cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dengan menu sederhana menjelang si anak mendapatkan gaji.

Pagi ini, Nek Siti menggelar dagangannya dengan dibantu cucu cucunya, tak lama kemudian beberapa orang mulai berdatangan membeli, yang dilayani Nek Siti dengan ramah. Selang sejam kemudian datanglah seorang pemuda dengan rambut gondrong dan menggunakan motor dengan bunyi berisik menghampiri. “Berapa harga nasinya sebungkus nek?” tanya si pemuda. “lima ribu saja, nak” jawab Nek Siti. “Saya beli semua, cepat ya nek,” ujar si pemuda, matanya bergerak - gerak nampak gelisah sambil menyodorkan uang seratus ribuan. Bergegas Nek Siti memasukkan empat bungkus nasi terakhir ke dalam plastik dan menerima uang lalu memberikan kembaliannya. Setelah menerima kembalian, si pemuda langsung tancap gas. Nek Siti tampak bahagia hari ini dagangan habis, laris manis.

Nek Siti segera mengemasi tempat jualannya dan mengajak kedua cucunya ke kedai Pak Danu yang menjual kebutuhan sehari hari. “Bang Supri nanti mau ice cream rasa apa?” tanya Nek Siti kepada cucu sulungnya sambil berjalan menuju kedai. “Ice cream rasa coklat”, jawab Supri sambil menatap heran kepada neneknya. “Memangnya nenek lagi banyak duit ya, mau belikan kami ice cream?” lanjut Supri, selama ini setiap Supri dan Yono merengek minta dibelikan jajan, nenek selalu menjawab, “tunggu nenek ada duit lebih ya cu, sekarang hanya cukup untuk makan saja”, “Hari ini ada lebih rezki, jadi nenek akan belikan ice cream yang sudah lama Supri dan Yono inginkan,” jawab Nek Siti sumringah. Supri dan Yono pun ikut tersenyum bahagia, sambil membayangkan nikmatnya makan ice cream yang selama ini diinginkan.

Setelah sampai ke kedai, Nek Siti segera mengambil sebatang tempe, seikat sayur kangkung, beberapa ekor ikan asin kembung dan bumbu yang dibutuhkan untuk berjualan besok. Tak lupa ice cream untuk kedua cucunya. Nek Siti tersenyum haru melihat mereka begitu menikmatinya, dan bergegas membayar belanjaannya.

Anto sang pelayan kedai Pak Danu memandang tak biasa, merasa ada yang janggal Nek Siti segera mendekati, “ada apa Anto?” “ada masalah?”, kembali Nek Siti bertanya. “Maaf nek, uang yang nenek berikan ini adalah uang palsu,” ujar Anto antara sungkan dan kasihan. Nek Siti memandang dan memegangi uang seratus ribu itu, tangannya bergetar tak percaya, buliran bening mulai membasahi pipinya. “Ya Allah, tega benar pemuda itu,” gumamnya hampir tak terdengar.

Akhirnya Nek Siti pulang membawa belanjaan yang sekarang dicatat sebagai hutang di kedai Pak Danu. Berjalan gontai dengan wajah yang tidak secerah tadi, sambil menggamit tangan sang cucu ia berdoa, “Ya Allah, kalau memang pemuda tadi lebih membutuhkan uangku, aku ikhlaskan, berikan ia petunjuk kembali ke jalan yang benar. Dan berilah aku kelapangan untuk membayar hutang dan cukupkan aku dengan rizki yang halal, aamiin,”. Belajar ikhlas dan berlapang dada bahwa itu cobaan dan bukan rizkinya, Nek Siti percaya Allah akan memberi balasan yang lebih baik, akhirnya ia pun mencoba kembali tersenyum.

******

Meral, Selasa 040521

#H93T96

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

04 May
Balas

Ya Allah, teganya. Tapi Mak Siti luar biasa. Bukannya mengumpat, malah mendoakan pemuda itu. Keren, Bun

05 May
Balas

Luar biasa cerpennya. Semangat dan sukses selalu. Aamiin.

05 May
Balas

Kisah nan menawan hati. terharu membacanya. Sehat dan sukses selalu Bu cantik

05 May
Balas

Terimakasih apresiasinya bunda semoga sukses dan sehat selalu

06 May

Subhanallah...cerpen yang menarik...semoga sang nenek mendapatkan keberkahan yang melimpah ..aamiiin ya robbal'alamin.. salam hormat.. terima kasih sudah berkunjung di blog saya...

05 May
Balas

Keren cerpennya Bu, sukses selalu untuk Ibu

05 May
Balas

Keren Bu.Sukses selalu

05 May
Balas

Keren Adindaku ...cerpen yg sangat bagus ...sukses selalu Adindaku ... Baarokallah.

05 May
Balas

Cerpen yang menarik bunda. Sukses selalu

04 May
Balas

Terimakasih apresiasinya bunda semoga sukses dan sehat selalu

06 May

Waiiii.... dah buat cerpen. saluuutttt.

04 May
Balas

Baru mencoba kawan, thanks support nya

06 May



search

New Post