YUSMAN,S.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pagi Hitam Ceria

Pagi Hitam Ceria

Penulis Yusman

Asap putih menggepul di atas lingkaran bening berdiameter tak lebih dari 15 centimeter. Dua lapis warna: hitam dan putih berbanding 8:2 menggenang di dalamnya. Sendok stainless kecil bersandar miring. Kuaduk searah dari kiri ke kanan dua larutan warna itu sambil melirik barista yang tengah menghapuskeringat permukaan kening lebarnya. Sesekali ia menarik letak jeansnya yang melorot tak betah berada di pinggangnya. Gerakan tangannya sangat cepat menuangkan larutan hitam di atas gelas sembari memberikan sedikit susu kental dalam larutan . Beberapa pelanggan pria mendekat membisikkan jumlah pesanan yang mereka inginkan.

Pandangan kualihkan ke larutan hitam putih yang telah berubah warna menjadi kecoklatan. Bibir kesentuhkan pada pinggiran gelas dengan perlahan. Ssruutttt .... larutan mengalir manja dalam rongga mulutku. Mengalir dan memulai proses penyerapan. Rasa pahit manis tercampur dengan sempurna berkat barista itu.

Tiga orang pelanggan duduk tepat di hadapanku berbatas wadah kaca berisi kue tradisional. Mereka sepertinya menikmati suasana dapur tradisional yang menjadi interior ruangan. Asap tungku barbahan bakar arang turut menyemarakkannya.

Tak lama berselang sepasang muda-mudi memasuki warung. Semua kursi telah terisi. Dua lelaki di hadapanku berdiri dan mempersilahkan sepasang muda-mudi itu duduk di tempat mereka. “ Silahkan...!” sambil mengangguk pasti ke pasangan itu. Ia kemudian membawa gelas ke teras depan warung. Pasangan muda-mudi itu pun duduk dengan rasa diterima sebagai bagian dari suatu kelompok.

Hmmmm...ternyata masyarakat Belitong telah menempatkan diri sebagai tuan rumah yang baik. Tuan rumah yang memberikan ruang aman bagi para pendatang. Pendatang yang ingin menikmati lukisan indah di negeri ini.

Ternyata larutan hitam pahit dan sentuhan susu cair putih sebagai pemanis itu memberikan beberapa pertanda. Pertama, warung kopi yang dulu dikuasai para lelaki kini menjadi warna indikator karakter. Karakter yang mengisyaratkan telah ikut sertanya masyarakat dalam mendukung wisata Belitong ini. Kedua, rasa kopi yang pahit ternyata memberikan efek ceria pagi ini. Selamat pagi.

Penulis adalah peserta kelas sagusabu Belitung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak. Kopi adalah puisi, kopi adalah jati diri, mari mengopi pak Yus ! serupuuutttt....:)

11 Dec
Balas



search

New Post