Yusnani

Bertugas di TK/SD Swasta Qurrata A'yun Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara....

Selengkapnya
Navigasi Web
Bergandengan Tangan Menjadi Guru Penggerak (Tantangan hari ke 44)

Bergandengan Tangan Menjadi Guru Penggerak (Tantangan hari ke 44)

Setelah peringatan HUT Guru Tahun 2019, sebutan guru penggerak begitu popular. Hampir semua guru membicarakan tentang guru penggerak, media massa, media elektronik dan media sosial semuanya membicarakan tentang guru penggerak. Berbagai pertanyaan tentang guru penggerakpun bermunculan, diantaranya adalah: Apa yang dimaksud dengan guru penggerak?, apa yang dilakukan oleh guru penggerak?, mengapa harus menjadi guru penggerak, dan pertanyaan lain yang seputar guru penggerak.

Sebagai Kepala Sekolah aku berharap semua guru yang ada di TK Swasta Qurrata A’yun Tebing Tinggi menjadi guru penggerak. Hal ini juga pasti menjadi harapan semua Kepala Sekolah yang ada di Republik ini. Aku mulai berpikir, upaya apa yang harus kulakukan sehingga semua guru-guruku menjadi guru penggerak. Berbagai artikel, buku-buku, bahkan mengikuti TOT tentang guru penggerakpun kuikuti sehingga aku faham apa yang dimaksud dengan guru penggerak dan dapat kami terapkan di TK Swasta Qurrata A’yun Tebing Tinggi.

Semua guru juga tidak mau ketinggalan untuk memperluas wawasan tentang guru penggerak. Mereka berusaha mencari informasi sehingga dapat memahami apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus programkan dalam rangka menjadi guru penggerak.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam rangka menyebarkan virus guru penggerak, diantaranya adalah:

1. Merubah Pola Pikir

Sesuatu yang sudah lama dilakukan, biasanya akan sulit untuk diubah. Apalagi jika sesuatu yang dianggap benar. Hal ini dapat diubah kalau argumentasi yang dikemukakan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan masuk akal. Tentu saja ini bukan hal yang mudah untuk melakukannya, butuh kesabaran, dan keterbukaan sehingga apa yang disampaikan dapat mengena kepada sasaran. Pola pikir guru terhadap kegiatan yang sudah biasa dilakukan harus diubah. Yang biasanya hanya menunggu perintah, dan pembelajaran yang dilakukan hanya terpokus pada pengembangan yang biasa dilakukan. Sekarang pola pikir tersebut harus dilakukan perubahan. Pola pikir bahwa anak yang sedang dididik sekarang sama dengan anak lima atau 10 tahun yang lalu harus diubah. Guru penggerak harus menyadari bahwa anak yang dididik sekarang akan dipersiapkan untuk hidup pada zamannya yaitu pada era revolusi industri 4.0.

2. Menyamakan Persepsi

Tidak semua guru memiliki persepsi yang sama dalam memandang suatu hal. Persepsi semua guru dalam mengartikan guru penggerak harus sama, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat terlaksana. Kepala sekolah harus mampu memberi penertian kepada guru-guru sehingga semuanya memiliki persepsi yang sama tentang guru penggerak.

3. Memberikan Informasi

Setelah semua guru memiliki persepsi yang sama tentang guru penggerak langkah berikutnya adalah memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang apa yang harus dilakukan guru penggerak. Guru penggerak harus mampu membuat perubahan-perubahan di dalam kelasnya masing –masing. Dengan banyaknya informasi yang diberikan tentu saja akan membuat guru mudah dalam melaksanakan perubahan.

4. Menyusun Program Kegiatan

Secara bersama-sama semua guru menyusun program yang akan dilaksankan. Dengan cara bersama-sama maka setiap guru memiliki kesempatan untuk saling mengemukan pendapat. Dengan demikian program kegiatan main yang akan dilaksanakan merupakan pemikiran dari banyak orang. Program kegiatan disusun berdasarkan kondisi dan kemajuan setiap peserta didik. Awalnya memang agak berat, tetapi kalau sudah terbiasa akan menjadi menyenangkan.

5. Melaksanakan Program Kegiatan

Semua program kegiatan yang sudah disusun, dilaksanakan sesuai dengan apa yang diprogramkan. Semuanya saling bergandengan tangan untuk melaksanakan apa yang sudah dirancang.

6. Merencanakan Evaluasi

Untuk mengetahui apakah program yang sudah dibuat benar-benar sesuai, dan sampai dimana ketercapaiannya maka perlu dilakukan evaluasi yang berguna untuk merancang program berikutnya.

7. Merencanakan Perbaikan

Setelah mengetahui kekurangan maka langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah merencanakan kegiatan perbaikan. Tujuan yang ingin dicapai dapat diperoleh dengan cara memperbaiki kelemahan yang ada.

Langkah-langkah di atas adalah suatu upaya yang kami lakukan di TK Swasta Qurrat A’yun Tebing Tinggi dalam upaya menjadi guru penggerak. Dengan bergandengan tangan, menyadari bahwa semuanya harus menjadi guru penggerak yang dapat mengantarkan calon pemimpin masa depan siap menghadapi kehidupan era abad 21.

TantanganGurusiana hari ke 44

Tebing Tinggi, 02 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap.. Sekolah yang kreatif ya Bu bila semua guru jadi oenggerak.. Selamat Bu Kepala Sekolah penggerak

04 Apr
Balas

Aamiin...semoga bu.Terima kasih bu sudah mau mampir

04 Apr



search

New Post