Yus Neni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ruang menulis Pak Cah 14

MENULIS BERORIENTASI MASA DEPAN 30 Maret 2021

.

Writing for Wellness – 87

Oleh : Cahyadi Takariawan

.

Susan Biali Haas menulis di Psychology Today (2019), “Saya menemukan bahwa menulis jurnal selalu menyenangkan dan memberikan efek terapeutik. Menulis adalah jendela yang sangat membantu cara kerja pikiran, hati, dan kehidupan saya. Saya merekomendasikannya kepada hampir semua pasien dan klien, terutama jika mereka merasa mandek atau kewalahan”.

Susan mengamati hasil studi James Pennebaker tentang dampak menulis ekspresif 15 – 20 menit, selama beberapa hari, terhadap kesehatan. Menuliskan peristiwa traumatis masa lalu, atau masalah yang menekan, mampu meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Model intervensi ini telah direplikasi pada pasien dengan berbagai kondisi, termasuk asma, artritis, kanker payudara, dan HIV. Bahkan penelitian selanjutnya menemukan bahwa ketika orang melakukan intervensi menulis ekspresif jangka pendek, mampu mempercepat penyembuhan luka di kulit.

Beberapa temuan dari penelitian Pennebaker dan para ahli lainnya terkait dampak menulis ekspresif bagi kesehatan mental dan fisik, memberikan pelajaran sangat berharga dalam kehidupan manusia.

Menulis ekspresif, artinya mengeluarkan berbagai hal yang mengganjal di pikiran dan perasaan. Jangan membiarkan pikiran dan emosi Anda terpenuhi oleh pengalaman traumatis. Menekan dan membiarkan berkembangnya pikiran dan perasaan negatif, dapat membahayakan fungsi kekebalan.

Namun, menulis ekspresif juga bukan hanya soal melepas beban. Jika hanya berfokus pada pelampiasan emosi negatif, justru memungkinkan mendapatkan kondisi kesehatan yang memburuk. Untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari menulis ekspresif, hendaknya tidak terfokus pada mengingat peristiwa traumatis (Susan, 2019).

Pennebaker menemukan pola penulisan yang memberikan perbaikan kondisi kesehatan. Yaitu, tidak berfokus pada ‘aku’, namun lebih berfokus kepada ‘karena’.

Anda harus berupaya memberikan makna positif atau menafsirkan pengalaman traumatis yang pernah terjadi, dengan cara yang positif. Pennebaker menemukan pola penulisan yang memberikan perbaikan kondisi kesehatan. Yaitu, tidak berfokus pada ‘aku’, namun lebih berfokus kepada ‘karena’.

Proses menulis ekspresif yang menggunakan lebih banyak pendekatan “karena”, “menyadari”, atau “memahami”, memiliki lebih banyak manfaat kesehatan dari tulisan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa penulis secara aktif tengah menafsirkan apa yang terjadi dengan cara yang positif (Susan, 2019).

Menulis Ekspresif Berorientasi Masa Depan

Menulis ekspresif yang hanya menceritakan kejadian masa lalu dan masa kini, kurang memiliki manfaat yang optimal bagi kesehatan. Namun, ketika mampu memberikan makna yang positif, atau menafsirkan kejadian tarumatis dengan perspektif yang positif di masa depan, lebih memberikan dampak kesehatan.

“Future orientation is related to a person’s ability to initiate and sustain goal-directed action. It is not sufficient to have goals; one must also have the general belief that these goals can be attained”.

Future orientation (orientasi masa depan) melibatkan dua sisi keterampilan yang berbeda tetapi saling terkait erat. Pertama adalah kemampuan untuk menetapkan tujuan dan memantau kemajuan menuju pencapaiannya. Kedua adalah harapan serta optimisme tentang potensi, sasaran, dan pilihan masa depan.

Orientasi masa depan terkait dengan kemampuan seseorang untuk memulai dan mempertahankan tindakan yang diarahkan pada tujuan. Tidak cukup hanya memiliki tujuan; seseorang juga harus memiliki keyakinan umum bahwa tujuan-tujuan ini dapat dicapai.

Hal ini sejalan dengan teori harapan CR Snyder, di mana harapan dipahami sebagai “sistem motivasi dinamis” yang terdiri dari tujuan, motivasi untuk mengejar tujuan tersebut dan kemampuan untuk menyusun rencana untuk mencapainya. Orientasi masa depan yang positif mampu memperbaiki penyesuaian sosial dan emosional, dan dapat membantu memediasi efek stres.

“Positive future orientation also predicts better social and emotional adjustment, and can help to mediate the effects of stress in youth”.

Nixon dan Kling (2009) melakukan penelitian untuk menguji intervensi menulis ekspresif yang berorientasi masa depan terhadap gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Penilaian dilakukan sebelum dan sesudah perawatan. Partisipan juga menyelesaikan penilaian tindak lanjut 3 bulan.

Hasil penelitian menunjukkan penurunan yang signifikan dalam keparahan PTSD pasca intervensi menulis ekspresif, dan pada tindak lanjut 3 bulan. Disimpulkan bahwa tulisan ekspresif dengan fokus pada pencapaian tujuan masa depan dan perubahan pribadi memiliki kemanfaatan dalam mengurangi stres pasca-trauma.

Selamat menulis, selamat menikmati kesehatan dan kebahagiaan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post