Dirimu yang selalu kurindu.ayahku tercinta
Ayah..hari ini kurindu sekali.rindu dengan kata kata bijakmu, rindu dengan kekwatiranmu disaat aku terlambat pulang.andaikan dengan menangis rindu ini bisa terobati ingin rasanya aku menangis setiap saat
Aku masih merasakan apa yang ada didalam hatimu dikala itu, disaat aku memakai toga tanpa kamu sadari air matamu mengalir, aku tau kamu bangga saat itu, aku yang tadi tampil dihadapan ribuan orang membacakan sepatah kata dari perwakilan wisudawan/Wati, kulihat kamu tersenyum. Kutahu kamu bangga sekali.aku bisa sarjana, sarjana pertama di keluarga kita, kupeluk dirimu kita sama sama menangis.kamu ambil saputangan dikantong celanamu.kamu hapus air mata diwajahmu.kamu tertawa dan tersenyum.sekali lagi kamu peluk aku.Dan kita nggak ngomong apa apa.
Masih ingat ketika aku merengek minta kuliah, kamu yang selalu mengabulkan apa yang aku minta, walaupun kala itu ekonomi keluarga kita masih pas Pasan.Alhamdulillah dengan kerja keras dan doa mu aku selesai pada waktunya.kamu bisa dampingi aku sampai sarjana dan tidak menunggu lama 6 bulan berikutnya aku sudah bekerja.Aku jadi pegawai negeri. Seorang pegawai negeri untuk ukuran kampung kita saat itu sudah hebat luar biasa.sehingga waktu itu kita syukuran nya rame sekali karena memang nazarmu luarbiasa ternyata.
Sering kerinduan padamu muncul, kamu lelaki hebat yang pernah aku temui, rindu kepadamu yang tak akan pernah habis, Alhamdulillah aku baik baik saja ayah, aku masih jagain ibu, aku selalu berusaha setiap saat ntuk bahagiakan ibu, Ndak usah kwatir ayah ibu masih sering cerita tentang ayah, tentang kehebatanmu bahkan cerita lucu tentang kamu, dan ibu masih cerita tentang ayah yang kadang marah. Senyum ibu selalu merekah .alhamdulillah ibu baik baik saja ayah, apalagi sejak beliau pulang dari tanah suci.,cucumu sekarang lucu lucu ayah, cucumu kembar, andaikan dirimu disini ku ingin cerita banyak kuingin ceritakan semua yang kualami setiap hari seperti dulu yang selalu aku lakukan.
Minum teh manis sisamu sepertinya sudah wajib hukumnya setiap aku pulang kerumah, sisa sisa teh manis buatanmu rasanya beda, dengan adukan gula yang sedikit sehingga agak terasa pahit, dengan gelas khusus yang dibelikan ibu, terletak diatas meja yang didampingi satu buah termos kala itu.dan dirimu bikin teh manis sendiri.
Ayah.aku semakin dewasa dan menua, umur yang udah kepala 4 mungkin tak pantas lagi untuk merengek perihal kepergianmu, aku harus ikhlas dan yakin kalau ayah sudah bahagia disana.Semoga ayah dinegeri abadi senantiasa tersenyum seperti senyum ayah yang selalu kutemui, semoga Allah senantiasa selalu melimpahkan cintanya seperti cinta ayah yang mengisi setiap lembar lembar kehidupanku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar