Yusnimar Nora, S.Pd

Yusnimar Nora, S.Pd, seorang guru TK di Bukittinggi. Dilahirkan di Batang Toru, Sumatera Utara, 14 Maret 1972. Pendidikan : SD Negeri 1 Panti Pasama...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERTEMU GURUKU (09)

BERTEMU GURUKU (09)

Bertemu Guruku

Oleh Yusnimar Nora

Salah satu kebaikan media sosial adalah menghubungkan silaturrahim yang terputus. Karib kerabat, saudara, dan teman yang telah lama tidak bertemu, dapat berjumpa kembali.

Dua minggu yang lalu aku bertemu dengan Uni Asni. Atas bantuan sahabatku putih abu-abu; Hasri Yanti, yang juga hanya bertemu di dunia maya. Alhamdulillah, silaturrahim kembali terjalin.

Beberapa hari yang lalu, aku mengomentari postingan Bapak Asril Thaib, aku melihat ada nama guruku; Bapak Nuzirwan. Aku pun menghubungi beliau.

Alhamdulillah, beliau merespon dan masih ingat padaku. Aku senang sekali. Guru Agamaku yang aku kagumi.

Beliau selalu berpakaian rapi. Orangnya tenang, murah senyum dan ramah. Berbicara atau mengajar dengan suara pelan dan lembut. Tidak pernah keras apalagi marah. Itu yang aku suka. Aku takut pada guru yang suka marah, walaupun bukan aku yang dimarahi. Apakah efek usiaku yang terlalu cepat masuk sekolah? Entahlah.

Beliau hebat. Jika mengajar masuk kelas, beliau membawa beberapa buku. Namun, buku-buku tersebut hanya disusun rapi di meja guru di dalam kelas. Sampai jam pelajaran berakhir, beliau telah selesai menjelaskan materi tanpa membuka satu pun buku yang telah beliau bawa.

Aku tak pernah puas belajar dengan beliau. Ada saja yang harus kutanyakan. Apalagi masalah agama, yang aku mulai tertarik mendalaminya. Jika aku belum puas bertanya, tiba-tiba bel berbunyi, aku akan sangat kecewa.

Aku ingat waktu itu belajar bab nikah. Beliau menjelaskan tentang Wali Mujbir, yang paling berhak menikahkan putrinya. Dan kita tidak boleh melawannya. Aku bertanya pada beliau.

"Pak, bagaimana kalau orang yang dinikahkan dengan kita itu ternyata orang yang tidak baik akhlaknya atau agamanya? Dan ayah kita tidak mengetahui karena orangnya pandai mengambil hati. Bolehkah kita melawannya?"

Pak Guru pun tersenyum. Entah karena bingung mau menjawab apa pada bocah yang baru duduk di SMP, atau karena waktunya sudah habis. Beliau mendekatiku lalu menjawab sambil terus tersenyum.

"Apa Yus ndak bantuak itu do." (Ayahmu ndak bakalan gitu)

Aku pun terpana mendengar jawaban Pak Guru. Walaupun masih belum puas, tapi melihat senyum Pak Guru, aku mengangguk saja sambil mengaminkan dalam hati.

Semoga Pak Guruku; Bapak Nuzirwan, selalu sehat selalu dan bahagia menikmati masa purnabakti.

Demikian juga dengan semua guruku. Semoga Allah membalas jasamu. Jazaakumullaahu khairan.

Bukittinggi, 29 Juni 2022.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiiin....

29 Jun
Balas



search

New Post