MENUNGGU WAKTU (196)
Menunggu Waktu
Oleh Yusnimar Nora
Pertemuan yang diharapkan hanya sekali seminggu. Untuk ukuran usiamu itu sudah lumayan menguras emosi. Disaat sedang dekat-dekatnya dengan ibumu, kau harus berjuang sendiri.
Memang ini keinginanmu dan untuk akhirat kita. Namun, tidak harus membuat kita menderita, bukan? Juga tidak membuatku lantas mengabaikanmu, bukan?
Kita saling membutuhkan sayang. Aku membutuhkan sayang, cinta, dan pelukanmu. Kau juga membutuhkan kasih sayang, cinta, dan perhatian dariku. Aku kangen sekali, Sayangku.
Waktu yang satu kali seminggu ini bagiku sangat berharga dan paling kutunggu. Namun, hari ini harus kulewatkan tanpa bersemuka denganmu. Bahkan, telepon darimu pun tidak bisa kujawab, karena aku masih dalam antrean untuk berwudu dan salat.
Aku harus bersabar menunggu minggu depan? Ya Allah, aku rasanya tidak kuat, Sayang. Aku harus kerja keras untuk bisa bersabar menunggu hari itu tiba. Apakah kau juga? Semoga kau kuat ya, Sayang. Kita sama-sama berdoa.
Untuk Duo Permataku. Semoga sehat dan sukses selalu, dalam lindungan, berkah, dan ridho Allah SWT. Amin.
Bukittinggi, 22 Mei 2022.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga kita kuat ya, Sayang...
Semoga kita kuat ya, Sayang...