Perih Tak Terlihat

Oleh Yusnimar Nora

*

Berpisah dengan orang yang disayangi. Perih, walau tak tergores. Sakit, walau tak terlihat.

Berharap pelangi sesudah hujan, menghias langit menutupi mendung.

Melupakan lara yang masih membekas.

Tak tertutupi oleh waktu. Cinta ini begitu kuat. Sekuat aliran darahnya yang mengalir di tubuhku.

Pada situasi yang sama, kembali teringat semua. Tempat mengadukan segala masalah, tempat berbagi suka dan duka.

Rindu kembali membuncah, memenuhi relung kalbu.

Kemana 'kan dicari. Jauh. Takkan kembali.

اللهم اغفر لأبي

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النار.

آمين... آمين... آمين يا الله يا رب العالمين

Bukittinggi, 08 September 2022.