PSIKOSOMATIS (210)
Psikosomatis
Oleh Yusnimar Nora
Saya ingin membagikan sebuah informasi kesehatan dan psikologi, yang saya baca dan sumbernya di www.halodoc.com, 27 Juni 2019. Informasi yang perlu diketahui mengenai psikosomatis.
Penyakit psikosomatis adalah kondisi atau penyakit fisik yang disebabkan oleh kondisi mental. Seperti gangguan kecemasan dan stres.
"Secara etimologi, psikosomatis terdiri dari dua kata, yaitu pikiran (psyche) dan tubuh (soma)."
Psikosomatis adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh. Dalam banyak kasus, kondisi mental yang kurang baik dapat memengaruhi tubuh, sehingga dapat memicu penyakit atau bahkan memperparah penyakit yang sudah ada.
Dilihat dari sisi psikologi, psikosomatis adalah kondisi yang menyebabkan pengidapnya merasa sakit dan mengalami gangguan fungsi tubuh. Namun, saat diperiksa secara fisik, tidak ada kelainan di dalam tubuh.
Gejala Psikosomatis
Gejala psikosomatis berbeda antara seseorang dengan orang lain. Gejala bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi psikologis masing-masing.
Beberapa gejala sering dirasakan, antara lain:
1. Jantung berdebar-debar. 2. Sesak napas. 3. Lemas atau tidak dapat menggerakkan anggota tubuh. 4. Nyeri ulu hati. 5. Tidak ada nafsu makan. 6. Susah tidur. 7. Merasa nyeri kepala. 8. Nyeri seluruh tubuh.
Di antara gejala tersebut, ada ciri lain yang bisa dikenali, yaitu penderita sering berganti-ganti dokter. Ia membutuhkan dokter mau mengerti dan mendengarkan setiap keluhannya. Ia tidak terima jika dokter mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja. Karena itu, ia terus mencari dokter yang dapat memahami kondisinya.
Penyebab Psikosomatis
Saat seseorang merasa cemas atau takut, maka fisiknya akan merespon dengan memunculkan tanda-tanda. Seperti, jantung berdebar-debar (palpitasi), denyut jantung menjadi cepat, mual atau ingin muntah, gemetaran (tremor), berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, sakit perut, napas menjadi cepat, nyeri otot, atau nyeri punggung.
Gejala fisik tersebut muncul karena meningkatnya aktivitas impuls saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh.
"Pelepasan hormon adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah bisa menyebabkan gejala fisik di atas. Selain itu, beberapa bukti mengatakan bahwa otak mampu memengaruhi sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh, yang terlibat dalam berbagai penyakit fisik."
Sebenarnya, belum diketahui bagaimana pikiran bisa memunculkan gejala dan penyakit fisik. Namun, stres diduga menjadi salah satu kondisi yang merusak kesehatan seseorang. Tidak hanya mental, tetapi juga fisik. Hal ini memungkinkan seseorang jatuh sakit, atau sakitnya semakin parah.
Kiat Mengatasi Psikosomatis
Gejala dari penyakit ini bisa diatasi atau diringankan dengan beberapa metode terapi dan pengobatan, seperti:
1. Psikoterapi, seperti dengan terapi kognitif perilaku. 2. Latihan relaksasi atau meditasi. 3. Teknik pengalihan. 4. Akupunktur. 5. Hipnosis atau hipnoterapi. 6. Terapi listrik, yaitu dengan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). 7. Fisioterapi. 8. Obat-obatan, seperti antidepresan atau obat penghilang rasa sakit yang diresepkan dokter.
Jika mengalami gejala tersebut, maka segera memeriksakan diri ke dokter. Semoga bermanfaat. Amin.
Bukittinggi, 05 Juni 2022.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiiin....
Aamiiin....
Aamiiin....
Aamiiin....
Aamiiin....