Yusnimar Nora, S.Pd

Yusnimar Nora, S.Pd, seorang guru TK di Bukittinggi. Dilahirkan di Batang Toru, Sumatera Utara, 14 Maret 1972. Pendidikan : SD Negeri 1 Panti Pasama...

Selengkapnya
Navigasi Web
SI KEMBAR YANG TERPISAH (224)

SI KEMBAR YANG TERPISAH (224)

Si Kembar yang Terpisah.

Oleh Yusnimar Nora

"Cantiklah aku, kalau tak percaya tanyalah sama mamak sama bapakku," kata Ainun dengan pedenya.

Itu perdebatannya dengan kakakku. Si kembar Ainun dan Aini, yang berbeda. Beda wajah, satu mirip ayahnya dan satu mirip ibunya. Beda warna kesukaan, satu suka pink dan satunya suka biru. Beda sifat, satu ceria, suka bercerita, dan berani, sementara satunya lagi pendiam.

Aku baru pertama kali bertemu, di rumah kakakku tertua. Mereka datang dari Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Lalu aku mengajaknya asal, kebetulan Ainun yang agak dekat berdirinya denganku. Mereka memanggilku Bouk (saudara perempuan ayah; Tapanuli).

"Ikut sama Bouk? Besok kita ke sekolah, melihat anak TK latihan menari," ucapku.

"Ndak," jawabnya singkat.

"Ikutlah, besok kan ndak ada acara. Pulang sekolah Bouk antar lagi," lanjutku.

"Ndak," katanya tegas.

Sudah, aku diam saja dan aku pun pergi. Tak lama setelah itu, aku mendengar ia bicara sama ibunya. Katanya dia mau ikut tapi takut besoknya aku tidak datang dan dia tidak diantar. Dia hanya mau semalam saja.

"Kalau Ainun ikut, tentu besok Bouk ke sini lagi. Pulang sekolah, kita ke sini lagi," ucapku.

"Aku ikut Bouk ya, Mak?"

"Nantik kau nangis, minta antar kau, Bouk kau kerja," kata mamaknya.

"Nggaklah, Mak. Ya, Mak. Ya?" rayunya.

"Baik-baik kau, ya," pesan mamaknya.

Lalu aku sibuk membereskan barang-barang dan tas karena hari hujan. Tiba-tiba aku dipanggil adikku dari dalam.

"Uni, tanggung jawab ya, tu si Kembar lagi nangis. Katanya mau ikut Bouk yang pakai jilbab merah, karena aku yang memakai jilbab merah di antara banyak saudara perempuan ayahnya.

Aku masuk dan melihat Aini menangis, sementara Ainun ngotot minta diizinkan ikut. Akhirnya mamak dan bapaknya mengizinkan.

Aini tidak mau ikut tapi menangis dan menyembunyikan wajahnya di balik bantal. Aku takut membawa Ainun sendiri karena mereka tidak pernah berpisah. Aku memastikan pada ayah dan ibunya, apakah tidak apa-apa nanti jika pergi salah satu. Mereka menjawab tidak apa-apa.

"Bagaimana dengan Aini yang menangis?"tanyaku.

"Nanti bisa dibujuk bapaknya itu, Kak. Dia dekat dengan bapaknya, kalaupun Kakak bawa nanti dia nangis. Kalau Ainun nggak pa pa," jawab ibunya sambil mengambilkan baju ganti Ainun.

"Ainun, besok pagi Bapak antar berdua ke sekolah Bouk ya, Nak. Kasihan adek tinggal," bujuk sang ayah sama Ainun.

Ainun langsung merajuk dan melompat kesal di atas kasur. Aku segera memeluknya dan mengatakan, jika tidak mau bilang saja tapi tidak boleh menangis.

Ainun pun memelukku dan tersenyum sambil mengambil baju ganti dari tangan ibunya. Kemudian aku membujuk Aini lagi tapi Aini tetap tidak mau dan terus menangis. Aku jadi serba salah.

Kemudian kami keluar dan bersiap berangkat karena sudah semakin malam. Hujan pun turun dengan lebatnya, sehingga kami harus memakai jas hujan. Suamiku memberikan jas hujannya pada Ainun.

"Jaket ini nggak tembus air, paling celana yang basah," kata suamiku.

Aku memasang mantel dan memasangkan pula untuk Ainun. Sebelum berangkat, ditawari sama adikku yang akan berangkat ke Pasaman.

"Ainun naik mobil aja sama Tante sama bapak, yuk. Biar ndak kena hujan," ajak adikku.

Ainun tidak mau dan menggeleng, kemudian berlari ke motor kami. Berangkatlah kami hujan-hujan mengingat hari sudah malam. Ibuku menertawakanku.

"Enak, ya, dapat anak gadis," kata ibuku sambil tertawa.

"Iyaaa," jawabku sambil melambaikan tangan pada semua.

Bersambung

Bukittinggi, 19 Juni 2022.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillaah...

19 Jun
Balas



search

New Post