Masjid Jami' Air Tiris Yang Unik
#Tantangan Gurusiana Hari Ke-68
Sebagai daerah yang dijuluki sebagai "Serambi Mekkah"nya Riau, Kabupaten Kampar dikenal wilayah yang kuat nuansa ke-Islamannya. Banyak pesantren-pesantren di Kampar yang melahirkan ulama-ulama besar di Riau, seperti pondok pesantren Thawalib Darun Nahdhah Bangkinang, PP Islamic Al-Hidayah Kampar, PP. Darussakinah di Kecamatan XIII Kampar dan lain-lain.
Kemudian salah satu ciri dari daerah yang kuat nuansa ke-Islamannya adalah bangunan masjid atau surau. Di setiap desa akan kita jumpai masjid-masjid yang indah dan megah, baik bangunan lama maupun bangunan baru.
Satu diantaranya adalah Masjid Jami' yang berada di desa Pasar Usang, Air Tiris, Kecamatan Kampar. Jarak sekitar 15 Km dari kota Bangkinang dan 50 Km dari Pekanbaru dan dapat ditempuh dalam waktu 1 jam perjalanan.
Masjid Jami' ini merupakan masjid bersejarah dan salah satu tempat wisata religi sekaligus cagar budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Kampar. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Riau yang terletak di Kabupaten Kampar dan dibangun pada tahun 1901 dan diresmikan pada tahun 1904.
Keunikan masjid ini karena seluruh bagian bangunan terbuat dari kayu dan dibangun tanpa paku, tapi hanya menggunakan pasak. Arsitektur bangunan masjid ini menunjukkan adanya perpaduan budaya Melayu dan China, dengan atap tiga tingkat berbentuk limas. Sedangkan pada bagian dinding terdapat ornamen ukiran yang menyerupai ukiran di masjid Pahang, Malaysia. Seluruh bangunannya terbuat dari kayu, termasuk atapnya juga kayu. Tapi sekarang sudah diganti dengan atap seng. Setiap dinding masjid terdapat ukiran yang memiliki makna.
Berdasarkan informasi dari gharim masjid tersebut, Amiruddin Khatib (56) atau akrab disapa Pak Udin, mengatakan bahwa :" Dulunya Masjid Jami' ini dibangun tahun 1881M, di Pasar Kenegerian Air Tiris yang berada di dekat Sungai Kampar yang berjarak sekitar 200 meter. Waktu itu belum ada jalan raya dan belum ada mobil. Angkutan saat itu perahu dan sampan-sampan besar. Dua puluh tahun setelah itu, lokasinya dipindahkan ke lokasi bangunan sekarang lanjut dia, "Masjid ini dibangun 1901 M pada hari Jumat tanpa paku sebatangpun, hanya menggunakan pasak kayu. Pembangunan dikerjakan secara bergotong royong oleh masyarakat Kenegerian Air Tiris,"
Cerita unik lain dalam pembangunan masjid ini adalah adanya dua tiang kayu penyangga didalam masjid yang memiliki kisah misteri. Di mana kayu tersebut bisa menghilang sebelum ditebang masyarakat.
"Jadi orang kampung saat itu pergilah ke hutan ambil kayu besar yang berusia ratusan tahun. Setelah didekati, kayu itu menghilang," ucap Pak Udin yang sudah 10 tahun menjadi garim Masjid Jami'.
Lantaran kayu itu menghilang secara misterius, lanjut dia, masyarakat melaporkan ke Datuok Ongku Mudo Songkal. Lalu Datuok Ongku Mudo Songkal membaca 'Subhanallah'. Keesokan harinya, datuk meminta seorang pemuda untuk adzan.
Setelah adzan, Datuok Ongku Mudo Songkal baca doa dan dua batang kayu yang hilang tadi muncul. "Jadi kekuatan adzan itu ada tiga. Yang pertama, apabila masuk waktu shalat boleh kita adzan. Kedua apabila benda-benda penting hilang dengan adzan juga lalu bisa timbul lagi. Ketiga apabila ada kebakaran besar-besaran dulu, itu mengumpulkan orang-orang dengan adzan," kata Pak Udin. Dua tiang itu sekarang berada dibagian dalam masjid. Kedua tiang tersebut diukir dengan kalimat Basmalah. Masjid Jami' yang dibangun pada masa penjajahan Belanda itu memiliki dua keistimewaan, yaitu keramat dan bertuah.
Keramat adalah, dulu pernah disiram dengan minyak lalu dibakar oleh orang Belanda. Namun, setelah itu tidak ada tanda-tanda terbakar. Setelah dibakar orang Belanda, tidak ada sedikitpun ada tanda kebakaran.
Kemudian Bertuah, lanjut dia, di kawasan masjid sering kali dilanda banjir yang hampir menenggelamkan rumah warga, tapi anehnya air tidak bisa naik di kawasan masjid, sedangkan rumah warga di sekitarnya hampir tenggelam.
Keunikan lain adalah terdapat batu yang berbentuk kepala kerbau di sebuah bak air dibagian timur Masjid Jami'. Batu itu disebut keramat, karena bisa pindah dari bak satu ke bak air yang lainnya.
Menurut cerita Pak Udin, sejarah batu itu awalnya dari pembangunan Masjid. Jadi warga kampung pergilah ke sungai mencari 40 buah batu sondi untuk bantalan tiang. Kemudian semua batu itu dipasang, tapi ada satu batu yang tidak bisa ditegakkan tiang diatasnya. Tiap ditaruh kayunya, batunya ngelak," cerita Pak Udin.
Melihat keanehan batu itu, kata dia, warga melapor lagi ke Datuk Ongku Mudo Songkal. Setelah dilihat oleh datuk, kemudian meminta warga untuk mengasingkan batu tersebut. Dulunya batu mirip kepala itu sering berpindah-pindah tempat tanpa diangkat oleh orang. Namun sejak beberapa tahun terakhir, batu tersebut hanya bisa berputar di dalam bak air saja.
Masjid Jami' ramai dikunjungi seperti Singapura, Malaysia dan Brunai Darussalam, terutama pada perayaan hari besar Islam, seperti Israj Mi'raj, Maulud Nabi, menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kami pernah mmpir kalau ke pku
Alhamdulillah
Subhanallah.Membaca artikel Pak Yusrin begitu detil seperti melihat secara langsung bangunan Masjid itu. Senang saya membacanya,Pak.
Terima kasih pak Tri. Ada waktu jalan-jalan lah ke Kampar
Jadi pengin ke sana, Pak...Keren banget deskripsinya.
Mari Bu...Terima kasih Bu Emi
Wow, reportase yang keren Pak. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terima kasih Bu Siti. Wa iyyakum
Masyaallah. Benar-benar masjid yang unik ya, Pak. Dengan segala hal yang bernuansa keramat dan bertuah. Entah saya bisa berkunjung atau tidak, Alhamdulilah, dengan membaca tulisan Pak Yusrin, saya serasa tengah berada di masjid itu. Jazakallahu khair, Pak.
Terima kasih Bu Teti. Semoga ada kesempatan untuk berkunjung
Informasi yang keren, mesjid Jamiek memang sangat indah. Semakin sukses Pak
Terima kasih Bu Elvina . Aamiin
Tulisan yang penuh informasi.. mantap pak
Terima kasih Bu Erria
Mantap pak..udah di follow pak.
Terima kasih Bu Magrina
Mantap pak Yusrin, salam literasi ya
Terima kasih Bu Susi. Salam kembali
Reportase yang keren
Terima kasih bu Sofia
Mesjid yang indah dan unik. Keren pak. Semoga sukses
Terima kasih Bu Yessy. Aamiin
Jadi pengen kesana.Insyaallah suatu hari nanti bisa kesana
Aamiin. Ditunggu Bu Nopita
informasi yg lengkap uiyy ha..ha..salut
Terima kasih pak Eko
Ingin rasa nya mau kesini
Silakan mampir Bu. Terima kasih
Keren Pak tulisannya... sukses selalu...
Terima kasih bu. Aamiin
Tulisan yang Informatif dan bermakna. salam literasi.
Semoga bermanfaat pak Edi
Kereeen bangeet informasi bersejarah dan keramat..salam sukses dan barakallah Pak
Aaamiin, Terima kasih bu Rozi
Masyaa Allah... Reportase yg keren pak... Ber tambah wawasan....apalagi masjidnya hy menggunakan pasak tanpa paku... Kayunya pasti kualitas terbaik....jazakallahu
Sekrang sudah sulit mencari kayu yang baik Bu... Karya orang-orang dulu juga hebat-hebat. Terima kasih Bu Siti.
Tulisan yang detail seolah saya melihat masjidnya. Barakallah pak Yusrin.
Terima kasih bu Wigati. Wa iyyakum
subhanaloh inadah sekali...
Alhamdulillah
Jadi pengen kesitu..Tulisan yang informatif
Silakan mampir Bu Ida
Subhanallah.... reportase yang keren bang.
Berizin dinda...
Subhanallah mesjid yang indah. Reportase yang keren bang.
Waw .. mesjid yang keren dan unik... terimakasih informasinya pak...moga sukses selalu
Terima kasih Bu Solvai. Aamiin
Bagus sekali mesjidnya pak, pingin kesitu..
Silakan mampir Bu Herlina
Silakan mampir Bu Herlina
Cakep, jadi penasaran ingin liat batunya h..h..h..
Silakan mampir Bu, siapa tau dapat jodohnya. He..he..he.
Sudah lama tak ke pekanbaru, seakan sampai ke sana baca tulisan pak Yusrin ini..
Terima kasih Bu Sri
keren pak ulsannya.., salam literasi
Terima kasih Bu Habibah, salam kembali
Keren pak penuturan dan tulisannya lengkap. semoga makin sukses
Terima kasih Bu Laily
Sebuah tulisan yang keren pak...Salam literasi
Terima kasih Bu Isma. Salam kembali
Mantap pak salam literasi
Terima kasih pak Sukrisno