Mengenal Permainan FACE OF CHANGE Dalam Outbound Training (Bagian 26)
Potensi dalam individu dapat menjadi penyelaras kepentingan bersama. Alasannya, bila potensi individu itu dapat dipetakan dan menggabungkan antara daya pikir, kepedulian hati, dan ketajaman insting, maka mampu meminimalisir resiko yang akan dihadapi dalam sebuah kelompok.
Mengingat, selama ini kita terbiasa menggunakan pikiran dan hati tetapi kurang maksimal dalam memberdayakan insting yang kita miliki. Khususnya dalam penyelesaian masalah atau bahkan mengantisipasi masalah yang akan timbul.
Dalam permainan bernama Face of Change ini, seseorang akan dilatih untuk melakukan beberapa hal. Diantaranya adalah ketajaman panca indera, pola pikir prestatif, dan insting yang akurat dengan dilandasi kepercayaan. Termasuk didalamnya dituntut adanya kecermatan dan terstrukturnya seseorang dalam berkomunikasi. Memang terlihat rumit. Namun sejatinya hal itu akan terasa mudah bila semua berjalan sesuai dengan daya potensi pribadi masing-masing orang.
Guna memahami bagaimana cara membuat sekaligus melakukan permainan ini, dapat disimak penjelasan teknisnya sebagai berikut :
Bahan/Alat :
Kertas bergambar, kertas kosong, spidol whiteboard warna-warni, dan slayer/scraff (penutup mata).
Waktu :
15 - 30 menit
Sasaran Peserta :
usia 10 tahun – orang dewasa 55 tahun.
Sifat Permainan :
Kelompok
Instruksi :
Peserta dipersilahkan mengamati gambar yang sudah disediakan trainer/instruktur. Kertas bergambar berada tepat di sebelah kertas kosong yang akan dijadikan sebagai media permainan. Pimpinan dari kelompok peserta dipersilahkan membagi tugas pada anggota kelompoknya dalam hal tanggung-jawab melukis satu bagian atau lebih sesuai gambar yang sudah dicontohkan. Bilamana pembagian tugas sudah selesai, maka pimpinan kelompok segera mengkondisikan anggotanya. Tugas utama pimpinan kelompok adalah memberikan aba-aba atau petunjuk kepada anggota kelompoknya ketika menjalankan tugas untuk melukis atau meng-gambar bagian yang menjadi tanggungjawabnya. Peserta yang bertugas menggambar di kertas kosong, matanya harus ditutup dengan slayer. Setiap gerakan spidol yang dipegangnya dijalankan sesuai dengan instruksi atau petunjuk dari pimpinan kelompok. Anggota kelompok yang sudah menyelesaikan tugasnya kembali ke tempat semula dan dilarang memberikan petunjuk kepada anggota kelompok yang sedang menjalankan tugas. Target permainan ini adalah menggambar di kertas kosong sesuai dengan gambar contoh yang berada di sebelahnya dan atau yang sudah ditunjukkan instruktur. Selesai atau tidak selesai, bila waktunya sudah habis, maka seluruh aktivitas peserta dihentikan. Penilaian permainan ini secara statistik diberikan dalam bentuk tingkatan ketepatan dan kecermatan petunjuk dan hasil yang dicapai ketika mencontoh gambar yang sudah disediakan sebelumnya.Tujuan :
Meningkatkan daya ingat, ketelitian, kecermatan, dan kestabilan pikir peserta dalam merespon petunjuk dengan tetap mengeksplorasi daya instingnya. Melatih daya komunikasi, kerja tim dan kepemimpinan peserta dalam sebuah tim. Melatih alur pemanfaatan otak kanan dan otak kiri agar berimbang dalam proses konseptual maupun aplikasi. Melatih peserta untuk menggunakan daya insting-nya dalam penyelesaian suatu pekerjaan, disamping menggunakan otak maupun daya pendengarannya. Memberikan pengalaman hidup dan pemaknaan filosofis kehidupan : Bahwa gaya komunikasi itu penting dan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman orang yang diajak berkomunikasi. Hanya saja dalam penyelesaian suatu pekerjaan disamping menggunakan rasionalitas diri, terkadang juga dibutuhkan insting atau perkiraan tertentu agar dapat maksimal dalam upaya pencapaian target pekerjaan.Permainan ini, secara langsung maupun tidak langsung, sejatinya membutuhkan penggabungan antara daya otak kanan dan otak kiri. Disitulah akan ada pemikiran pasti sekaligus insting seseorang. Lebih dalam lagi, bahwa dalam permainan ini menguji daya dan gaya komunikasi seseorang untuk memberikan petunjuk kepada orang lain.
Permainan yang masuk kategori manajerial game ini, memang asyik untuk digunakan sebagai permainan penguji daya kebersamaan pikir sebuah team work. Bahkan permainan ini dapat diterapkan di kelas dalam proses belajar mengajar. Tinggal bagaimana seorang pendidik melakukan modifikasi atas permainan ini. Tentunya akan memberikan nilai tambah pada pengembangan karakter peserta didik.
Satu hal yang perlu penulis ingatkan, bila modifikasi permainan ini dilakukan di dalam proses belajar mengajar. Seorang pendidik harus memahami konsep dasar, teknik pelaksanaan, hingga mampu memberikan penjelasan akurat proporsional dan rasional kepada peserta didik. Pastinya hal itu akan berkesan dan memberi makna tersendiri. Selamat mencoba dan semoga berhasil. (BERSAMBUNG)
#Yuswanto Raider – GuruSiana H.41 (25.02.2020)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar