Menanti Shubuh. Nonton TV, ada siaran kriminal. Kelakuan orang-orang nakal. Kasus penculikan. Tentu anak kecil, dicari anak terpisah dengan orang tua. Keasyikan belanja, ibu lupa bawa anaknya.

Sudah biasa, ibu lupa. Shoping memang mengasyikkan, lupa dengan siapa. Anak ditinggalkan, bapak ketiduran. Terlalu lama, menunggu langganan, maklum ojol gratisan. Hahaha… ibu pasti gak terima kan.

Raja culik, ibu-ibu. Wa bil khusus zaman dahulu. Terburu-buru. Tutup buka, belum.

Bapak sudah tak tahan, buka tutup, sebentar lagi.

Anak-anak bisa terlambat sekolah, buka tutup, ambil piring. Dua. Bapak dan anak. Secukupnya saja, yang penting perut diganjal. Tutup kembali. Lanjutkan masak nasi hingga tanak.

Ibu. Memang ratu. Jagoan culik nasi setengah matang. Terpaksa, keburu sekolah, keburu berangkat kerja. Culik mengenyangkan. Lumayan. Membahagiakan.

Culik sekarang mengkhawatirkan. Banyak orang tua resah tak karuan. Guru pun ikutan. Jadi satpam 24 jam. Jaga sekolah, hingga semua siswa terima jemputan.

Status penjemput harus jelas. Benar-benar waras. Bukan orang butuh beras. Apalagi perlu penuhi isi tas.

Mirip iklan TV zaman sembilan puluhan.

Waspadalah! Kejahatan terjadi karena ada kesempatan. Jaga diri sendiri, anak, dan keluarga, supaya aman tenteram.

Tak lupa mohon perlindungan, pada Dzat Maha Mengamankan, Maha Memberi Keamanan. Semua orang, di segala zaman dan keadaan. Tidak lain dan tak bukan. Hanya Satu, Maha Tunggal, Tuhan. Amin. [*]