Guruku dimana saja
Ada seorang pengemis, kutemui di trotoar. Emperan toko angkuh, dan sombong. Diam, dengan kaleng menganga di depannya. Tidak ada kata iba meminta.
Aku perhatikan, pandangannya tajam ke depan. Tertuju pada satu titik. Entah apa?
Cuek, Dia tidak perduli lalu lalang orang di sekitarnya. Apalagi mobil mewah di jalanan. Kedua tangan tersembunyidi balik baju lusuhnya.
Sarung kumal menyembunyikan kedua kaki kecil Sang Pengemis. Aku taruh uang lima ribuan. Kembalian sisa pembayaran obat panas, pilek anak bungsuku.
Pelan, kutaruh pelan, nyaris tidak terdengar. Sang Pengemis tetap asyik dengan dirinya.
Masya Allah, Subhanallah, Allahu Akbar!
Dia mendesis, seperti ular. Seperti musik jazz. Mengalunkan lagu. Ya lagu spiritual. Lagu menghanyutkan dirinya.
Ya Allah! zikir. Dia berzikir. Hanya zikir. Pelan namun pasti terdengar zikir dari kedua bibirnya. "La Ilaha Illallah, la Ilaha Illallah, la Ilaha Illallah,...."
Dia asyik berzikir, asyik dengan bacaannya, asyik dengan Tuhannya.
Ya Allah, apa aku ini? Tiada apa-apanya. Dibandingkan Sang Pengemis.
Mulia, Dia mulia, Dialah guru sebenarnya. Aku bukan guru. Aku sekedar seonggok daging berjalan.
Aku? Angkat aku sebagai muridmu Suhu!
Angkat aku! Aku mohon angkat aku! Sebagai muridmu. Apapun yang terjadi, akulah muridmu. Kaulah guruku.
#Guru gila dan Pengemis waras
18 Maret 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar