Zaenal Arifin

Praktisi pendidikan matematika di SMPN 1 Bangorejo-Banyuwangi. Hidup di https://www.facebook.com/zaenal.math IG: @zaenal.math TW: @Arifna2014...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kecewa AKM
Google Photos, AKM Guru.

Kecewa AKM

Rabu, 4 Maret 2020 hari mendebarkan. Bapak Ibu guru SMP se-Indonesia deg-degan. Ada tes, ujian, survei, simulasi, seperti tes UKG, tak jauh dengan postest PKB, soal-soal sesulit tes akhir PKP, dan berbagai macam yang berkecamuk di mbun-mbunan.

"Jangan khawatir, soal tidak sulit. Tidak jauh beda dengan try out, simulasi UNBK para peserta didik." Kepala sekolah menenangkan para guru. "Aktivitas belajar mengajar dimohon tetap berlangsung seperti hari biasa. Bapak ibu guru tidak memerlukan persiapan khusus." Kepala sekolah menegaskan, melihat beberapa guru senior ada perubahan ekspresi raut muka.

Tetap saja, meskipun Kepala sekolah berusaha menenangkan, para guru tidak kendor usahanya mempersiapkan diri menghadapi AKM.

Berbagai literatur disiapkan. Teori pendidikan, materi profesional, berbagai studi kasus menyelesaikan masalah peserta didik di sekolah, kelas, dan sebagainya. Soal-soal internasional, PISA, TIMSS, tak luput dilihat dan diselesaikan. Guru bahasa Inggris pun sibuk menerjemahkan soal. Walhasil, sudah fix persiapan. Tinggal fight, di hari AKM pertama kali.

45 menit lebihnya dari pukul 6, ini bahasa jebakan tikus. Bel untuk para peserta didik berbaris di halaman sekolah. Pembiasaan baik, "Menyanyikan Lagu Indonesia Raya."

Tepat pukul tujuh kurang lima menit, peserta didik diberikan informasi. Kegiatan hari ini merapikan kelas. Lingkungan kelas, depan dan belakang harus bersih. Sapu bersih, ditanami bunga nan indah. Kadas, kurap, dan teman-temannya yang tampak tertawa lepas di bangku dan kursi harus dibasmi. Pukul 9.50 WIB, bapak ibu guru wali kelas akan memeriksa pekerjaan kelas hari ini.

Pukul 07.15 WIB, semua bapak dan ibu guru diharapkan berkumpul di ruangan, ada pertemuan, rapat. Pembinaan dari kepala sekolah. Untuk ke sekian kalinya, kepala sekolah menyampaikan tentang AKM. Tidak perlu risau, kerjakan sebisa bapak ibu guru. Jika tidak bisa, merasa sulit, dilewati, atau ditawur. Tidak akan berpengaruh pada gaji bulanan, atau berbagai tunjangan.

****

Degup jantung semakin cepat tak karuan. 30 menit pertama mengerjakan 10 soal. Matematika, cocok. Literasi numerasi. 5 soal pertama analisa kejadian dalam kehidupan sehari-hari. SPLDV, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Tentang untung rugi juga, alias aritmatika sosial. Sebenarnya tidak terlalu sulit, karena dibatasi waktu jadinya ingin terburu-buru.

Lima soal berikutnya, tentang kesehatan. Berhubungan dengan sains, kepekaan sosial. Analisa informasi yang tercantum dalam cerita atau kalimat. Lebih tepatnya literasi baca tulis. Bacaannya yang panjang, membuat peserta berulang kali naik turunkan scroll layar. Buh! Keringat bercucuran. Seolah tak ada AC dalam ruangan.

Ada yang cukup waktunya. Ada yang tiba-tiba kehabisan waktu. Otomatis terkumpul. Alamaakk! Bagaimana ini? Aku, lumayan. Masih tersisa waktu setengah menit untuk klik selesai. Meski tak sempat meneliti jawaban kembali. Biarlah, ditunggu hasilnya nanti. Pasrah Coyy!

Etape berikutnya, 33 soal. Waktu, tetap 30 menit. Lho?

Tenang, ternyata hanya survei pendapat para guru. Ada sih soal yang menanyakan jumlah peserta didik. Gampang, kan sudah biasa melihat presensi. Tinggal ingat-ingat sedikit. Kalau lupa, tinggal tanyakan pada yang bersangkutan.

Diakhir tes berharap ada laporan. Dredek, semakin dredek dan grogi. Ingin mengetahui benar berapa, salah berapa. Lulus apa tidak. Remidi lagi, ikut AKM sebulan lagi.

La! Dalah! Tidak terekam. Benar nol, salah nol. Kecewa, sudah susah-susah menghitung. Habis beberapa lembar kertas. Persiapan sana-sini, tanya Si A dan Si B. Bergadang, semalam. Ah, tidak apa-apa. Biarkan saja, tidak ada ruginya belajar. Iya kan?

****

Sebenarnya kecewa. Soal kurang tantangan. Tidak sesulit yang dibayangkan. Tapi lumayan. Gambaran yang diinginkan Menteri Muda Pendidikan.

Berharap peserta didik berpikir luas seperti cakrawala. Setinggi tujuh langit tak bertiang. Sedalam palung samudera. Tiada sekat bernama mata pelajaran.

Zaman sekarang, hidup harus berbaur. Kolaborasi antar lini. Pantang hidup individu. Tidak ada yang paling hebat sendiri. Hebat bersama-sama. Sukses bersama-sama. Tiada yang lebih penting daripada persatuan. Tak ada yang lebih hebat selain super tim antar pelajaran. Selamat. [*]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tapi tetap lega kan Pak

05 Mar
Balas

Ya Bu, sudah terlewati satu agenda.

05 Mar



search

New Post