Matematika dan Pengantin Baru
Matematika dan Pengantin Baru
By: Kang Zae
Ini kisah nyata, sekali lagi tokoh kusamarkan. Supaya tidak menyinggung siapapun, biarlah aku aktor utamanya. Secara kebetulan, aku guru matematika. Kuingin pelaku istri di cerita ini nama bunga. Anggrek, bunga paling disukai istriku. Biar agak klop sedikit. Kenapa tidak memakai nama istri secara langsung? Ah, itu kan urusanku. Aku penulis ceritanya. Pembaca jangan ikut campur dung! Tulis saja cerita sendiri dengan nama istri Anda. Gitu aja kok repot. Hahaha….
Kang Zae dan Anggrek sedang hangat-hangatnya. Ijab kabul pernikahan baru dilaksanakan dua minggu yang lalu. Ke sana ke mari dempet terus. Volume posisi di kamar lebih banyak dari tempat favorit lainnya. Buku-buku berbagai tip dan trik haha hi he, ludes dibaca. Koleksi parfum aroma pembangkit juga tidak luput dari uji coba. Doa-doa, jopa-japu agar terlahir anak sholeh sholehah, jadi incaran juga.
Sebagai kepala keluarga baru, Kang Zae menerapkan aturan keuangan super ketat. Jangan sampai terjadi pailit. Pergerakan ekonomi keluarga harus surplus.
Anggrek dipersilahkan membeli buku kas umum dan kalkulator. Setiap pemasukan, pengeluaran sekecil apapun harus tercatat di buku kas. Setiap akhir bulan ada laporan pertanggung jawaban.
Patuh, jujur, akuntabel dan dicatat dengan rapi oleh Anggrek. Setiap pemasukan tertulis. Begitu juga dengan pengeluaran. Setiap saat Anggrek menghitung ulang dan terus menghitung. Mengingat-ingat apa yang belum tercatat. Kenapa jumlah uang di buku kas dan di dompet tidak sama?
Pusing tujuh keliling jika terjadi selip jumlah uang. Makan tidak nikmat, tidurpun tak nyenyak. Gairah berhaha hi he pun sirna seketika. Pengantin baru yang harusnya banyak eksperimen, justru disibukkan hitung menghitung ulang nominal uang. Kitab Kamasutra tiada manfaatnya, nyaris akan dibuang. Kejadian ini hampir tiga bulan berlangsung.
Presiden keluarga, Kang Zae melihat gelagat tidak baik. Strategi dirubah 180°. “Ok sudah, sekarang tidak perlu dicatat total. Pengeluaran yang nilainya besar saja harus disisihkan.” Kata Kang Zae. “Siap bosku,” Anggrek pun langsung semangat.
Ilmu kanuragan segera disiapkan. Kitab sakti Kamasutra jadi rujukan. Telur ayam kampung tetangga jadi sasaran. Seperempat gelas madu murni ditambahkan. Pada setiap penampilan. Siang malam silih berganti. Anggrek, Sang istri pun berbunga.
Harumnya mulai tercium. Ada tanda dua garis merah. Tanda positif, disambut senyum bahagia. Keduanya saling tatap. Saling mengerti, ini hasil kerja kita berdua.(*)
#Kang Zae dan Anggrek.
20 Maret 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kesimpulannya pengantin baru tak boleh berhitung dulu ya Pak Zae biar berbunga dulu he..he..he
Hehehe.... Nikmati saja. Tidak usah itung-itungan.