Zaenal Arifin

Praktisi pendidikan matematika di SMPN 1 Bangorejo-Banyuwangi. Hidup di https://www.facebook.com/zaenal.math IG: @zaenal.math TW: @Arifna2014...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mendadak ada Pelaminan

Namanya kusamarkan anggap saja Kenanga, kakak sepupuku. Single parent sejak anak-anaknya kecil. Suami pertama meninggalkan Kenanga. Alasannya? Aku tidak tahu mengapa. Apakah ketemu janda? Atau perawan tua? Ah, sama enaknya. Mungkin ketemu Bunga, Mawar, atau Kantil yang ini tentunya lebih enak. Dasar, Setan! Aku kasih kambing betinapun, Kamu pasti bilang ueenyak tuenan! Apalagi dibakar arang dan pakai kipas manual, hahaha….

Suami keduapun bernasib tragis. Maksudku, nikah keduapun Kenanga bernasib tragis. Anak ketiga, atau tepatnya anak kedua dari suami kedua. Semoga Pembaca mafhum maksudku. Anak tersebut masih kecil, ibu bapaknya sudah bercerai. Inipun aku tidak tahu penyebabnya. Apalagi Anda Pembaca? Anda tidak usah bertanya! Baca saja! Jika tidak suka, buang saja HP atau laptop Anda! Penulis kurang ajar! Suit, suit, suit…

Tidak perlu kuceritakan jatuh bangunnya Kenanga merawat, mencukupi, membiayai ketiga anaknya. Nanti Anda baper. Tidak jadi membaca.

Yup, siang tadi. Anak keduanya ijab kabul, menikah. Ini bagaimana tho? Penulis macam apa ini? Membuat tulisan saja tidak runut. Prasyarat kalimat anak ketiga, jawabannya anak kedua.

Baca saja Bleh! Tidak usah memikirkan logika kalimat. Jika tidak paham maksudnya, toh Anda sudah baca. Anda baca Al Quran saja tidak paham maksudnya.

Heh! Ya beda tho. Apakah membaca tulisanmu dapat pahala? Ayo! Ya mboh tidak tahu. Memangnya yang memberi pahala aku? Tanya Tuhan sana! Sok menanyakan pahala.

Inti ceritanya, Kenanga berharap prosesi pernikahan berlangsung S.S.S.S.S.S. [Sangat Sederhana Sekali Sedikit Saja Saksi] Tidak punya uang. Yang penting sah sesuai agama maupun pemerintah. Hanya menyebar undangan 50 orang. Harapannya setelah ijab kabul tidak ada acara apapun. Bubar! Selesai!

Tiba-tiba! Tarop (tenda acara) datang, ada yang masang. Kursi meja secukupnya datang. Perlengkapan piring, sendok, garbu, dan kawan-kawannya datang. Kuwade (pelaminan) datang. Siapa yang ngundang? Siapa menyuruh? Siapa yang Membayar? Siapa yang...? Siapa yang…? Siapa yang…?

Akupun tidak tahu. Kakakku, Kenanga juga tidak tahu. Keluarga ditanya, jawabannya juga tidak tahu.

Ternyata, tamu datang berduyun-duyun. Tanpa undangan, tanpa tonjokan (hantaran nasi/ kue). Acara pun sukses digelar.

Menyisakan satu tanda tanya besar, Siapa Dia?

[*]

Banyuwangi, 7 Maret 2019

Pukul: 23.09

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post