Zaenal Arifin

Praktisi pendidikan matematika di SMPN 1 Bangorejo-Banyuwangi. Hidup di https://www.facebook.com/zaenal.math IG: @zaenal.math TW: @Arifna2014...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sosial atau Profesional (Dilematis Sikap Guru)

Guru adalah profesi mulia. Banyak orang ingin menggapainya. Apalagi sejak keberadaan Tunjangan Profesi Pendidik (TPP). Dahulu saat saya kuliah, Fakultas Keguruan dan Pendidikan termasuk kelas tiga. Mahasiswa fakultas ini minder, tidak percaya diri. Bahkan ada semacam kesepakatan bersama, Jika cari suami, jangan pilih alumni fakultas keguruan.” Ke.re. Me.la.rat. Cari yang bisa nyuntik dung!

Beda dahulu, lain sekarang. Pepatah jawa mengatakan, “Klemben-klemben, roti-roti. Biyen-biyen, saiki-saiki.” Dahulu-dahulu, sekarang-sekarang. Alumni Fakultas Keguruan jadi rebutan. Mencari menantu, kalau bisa guru, pendidik. “Mendidik banyak siswa di sekolah/ madrasah saja bisa, apalagi hanya seorang istri.” Yes! Hidup Guru! Ciee, ciee.

Begitu jadi rebutan, terdapat permasalahan baru. Perhatian masyarakat umum terhadap guru, luar biasa. Terkadang dirasakan melewati batas. Laksana mata-mata. The Spy.

Apapun yang dilakukan langsung viral. Mereka seakan berhak dinilai, diatur sesuai keinginan. Beberapa kasus menyangkut guru langsung banyak like, dan komentar.

Guru dikejar-kejar finger print, check lock, karena kurang dipercaya memakai presensi manual. Seakan sudah tidak amanah, presensi ditingkatkan menggunakan retina mata.

Tidak hanya itu saja, untuk mencegah hal tidak diinginkan, presensi dilakukan tiga kali (pagi, siang, dan sore hari). Tiap-tiap waktu hanya terdapat kesempatan setengah jam. Pagi, setengah tujuh sampai jam tujuh. Siang hari, pukul setengah satu hingga pukul satu siang. Dan sore hari, jam tiga sampai setengah empat.

Luar biasa, akses keluarnya betul-betul dibatasi mirip tahanan kota. Ah maaf, tahanan sekolah. Hehehe….

Hal tersebut sah, boleh, dan afdhol. Demi salah satu bentuk pertanggungjawaban. Atas berbagai fasilitas, gaji, atau tambahan pemasukan di luar fee bulanan. Demi meningkatkan profesionalisme. Guru itu salah satu profesi, jabatan profesi, maka harus profesional.

****

Rata-rata guru, dalam kehidupan bermasyarakat, difungsikan. Ada yang menjabat RT, RW, Kiai, atau apapun. Sekedar mengumpulkan warga kampung kerja bakti, atau rok an, "Tidak ada Sampean, tidak enak Pak Guru.”

Acara hajatan, pernikahan, mulai lamaran, hingga walimatul 'ursy, "Tanpa Jenengan Pak Guru, ada yang kurang, pokoknya tidak enak."

Ribut-ribut pilpres, pileg, pilbup, pilwali, pilgub, pilkades, hingga pilkasun. Guru, pegawai BUMN, ASN tidak diperbolehkan jadi panitia. Cukup sebagai kontestan, pemilih. Bingung administrasi, ada ketidakcocokan, hingga menghitung ulang, lembur. Panitia memanggil Pak Guru, “Bantu ya! Bantu ya! Mau jadi apa prok prok prok!”

Ada kematian, takjiyah, “Pak Guru tolong ya! Minta tolong segala sesuatunya, supaya acara lancar hingga jenazah dimakamkan.”

Masya Allah, anak-anak muda bergerombol di Pos Kamling, perempatan, gondrong, sangar, urakan. Cangkrukan, teriak-teriak, minum-minuman keras. “Pak guru minta tolong! Itu para pemuda desa!”

"Kalau bukan Anda siapa lagi? Kalau bukan Pak Guru, siapa yang disungkani mereka?"

Subhanallah! Antara profesional sebagai guru atau tenaga sosial. Sebagai bagian dari masyarakat. Ikut andil dalam segala hal. Mengayomi, mempermudah segala urusan di masyarakat. Bermanfaat bagi kehidupan.

Sulit? Tentu.

Pilih yang mana? Tidak tahu.

Dijalani saja. Ikhlaskan semuanya. Semakin banyak manfaat, tentu semakin baik. “Sebaik-baik kamu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”

Lelah? Tidak apa-apa.

Selama sehat wal afiat.

Senyampang kuat.

Apapun, dimanapun, dalam keadaan bagaimanapun, selama bisa. Mengapa harus berat hati.

Untuk apa tangan menggenggam, jika bisa dibuka.

Haruskah pikiran ditutup, selagi mampu terbuka. (*)

#Kang Guru, Edan Cinta

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yah, itu resiko profesi mas. Kalo dulu tuntutan sih tidak kayak sekarang, namun salary yah segitu.

29 Mar
Balas

Terima kasih, salam sehat selalu.

29 Mar

Sekarang mah saat paling nikmat adalah ketika punggung ini bertemu dengan permukaan kasur.

29 Mar
Balas

Joss, semoga nikmat.

29 Mar

Motivasi yang berguna bagi guru. Tetapi perasaan akhir akhir ini mau lihat kondisi kampung saja rasanya susah. Kalau pulang rasanya capai ingin tidur.

29 Mar
Balas

Selamat istirahat, mimpi yang indah.

29 Mar

Warbiasya hebatnya guru sang multitalenta di tengah masyarakat kita. Sehat sukses selalu Pak. Barakallah

29 Mar
Balas

Bukan saya. Orang lain yang saya ceritakan, almarhum, Al-fatihah...amin.

01 Apr



search

New Post