BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK
RESOLUSI 2021
BERUBAH MENJADI YANG LEBIH BAIK
Oleh : Zahruddin
Setiap akhir tahun, baik Masehi atau Hijriah biasanya seseorang yang cerdas selalu bermuhasabah diri, mana yang lebih banyak Ia lakukan, kebaikan atau keburukan. Tentunya setiap orang menginginkan adanya perubahan dari yang tidak baik menjadi baik atau dari baik menjadi lebih baik lagi.
Waktu adalah suatu rangkaian saat dimana terjadi peristiwa yang dapat dialami dari masa lalu melalui masa kini ke masa depan. Kita sadari atau tidak waktu itu tidak akan berhenti walaupun sedetik, apalagi terulang. Pagi hari ini bukan pagi hari kemaren dan bukan pula pagi hari esok. Dalam peribahasa orang barat “the time is money” waktu adalah uang, orang-orang Arab sendiri mengibaratkan “al-waqtu kas-saif” waktu itu ibarat pedang. Nampaknya dari pengibaratan waktu di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, orang-orang barat yang selalu mengejar kehidupan duniawi mangibaratkan waktu adalah uang karena mereka merasa jika kehilangan satu detik saja maka uang akan melayang, sedangkan orang arab yang memang dari sebelum Islam datangpun sudah amat suka bersya’ir, maka lahirlah peribahasa waktu yang diibaratkan seperti pedang, karena pedang satu sisi bisa menyelamatkan nyawa seseorang, tapi di lain waktu ia bisa sangat berbahaya bahkan bisa mengakibatkan kematian itu sendiri, ada juga pepatah yang mengatakan bahwa waktu lebih berharga daripada uang, karena sejatinya uang adalah harta dunia yang bisa dicari, sedangkan waktu adalah karunia Allah SWT. yang tidak bisa dicari bahkan untuk mengembalikan satu detik yang telah kita lewati pun adalah sesuatu yang sangat musatahil bisa terjadi.
Kehidupan duniawi memang dihiasi berbagai kesenangan sehingga dengan kesenangan yang bersifat sementara tersebut manusai sering terlena dan lupa waktu, bahkan tidak jarang banyak waktu yang terbuang hanya untuk menikmati kehidupan duniawi semata tanpa berpikir bahwa dirinya akan mati dan menghadap ke hadirat sang Maha Pencipta untuk mempertanggung jawabkan semua amalan perbuatannya selama hidup di dunia. Maka kenapa kita harus terlena dengan kehidupan dunia?
Salah satu yang sering dilalaikan oleh manusia adalah waktu luang, dimana manusia memiliki jeda dalam rumitnya aktivitas sehari-sehari, orang sesibuk apapun bekerja baik di kantor, sekolah, pabrik, pasar, ladang, sawah dan sebagainya, pastilah mempunyai waktu luang ditengah-tengah kesibukannya. Dan dari waktu luangnyalah manusia membangun kerangka sejati mengenai dirinya.
Orang-orang yang tidak punya kegiatan dalam hidupnya berpotensi sekali untuk melakukan pergunjingan dan gosip. Kosong tanpa kegiatan sama saja dengan mobil yang didorong, jalan sendiri di sebuah jalan menurun. Jadilah mobil itu menabrak kesana kemari tanpa tujuan. Manakala suatu hari kita mengalami kekosongan dalam hidup, bersiap-siaplah untuk menyambut datangnya kesedihan, kesusahan, dan ketakutan. Sesungguhnya kekosongan kita akan membuka semua arsip masa lalu, masa kini, dan masa depan dari panggung kehidupan sehingga kita berada dalam kondisi yang ruwet.
Maka mari kita isi kekosongan yang mematikan ini dengan melakukan kegiatan yang membuahkan hasil dan bermanfa’at. Kekosongan itu ibarat seorang pencopet yang sedang menunggu mangsanya, begitu kita mengalami kekosongan, maka saat itu juga kita akan diserang gempuran ilusi dari angan-angan dan saat itu hilanglah seluruh diri kita. Oleh Karena itu marilah kita bangkit mulai dari sekarang untuk melakukan kegiatan, seperti shalat sunnah, membaca, bertasbih, menelaah sebuah buku, menulis, merapikan meja kerja, memperbaiki rumah atau memberi hal yang berguna bagi orang lain. Maka insya Allah 50% kebahagiaan akan kita peroleh. Apa yang harus dilakukan? Membaca merupakan salah satu jawabannya, baik itu membaca Al-Qur’an, kitab-kitab hadits, buku-buku ilmu pegetahuan dan motivasi, sampai membaca situasi kehidupan di sekeliling kita. Sehingga dengan begitu waktu luang tidak akan terlewati dengan percuma.
Abu Ubaidah mengatakan bahwa Al-Muhallab pernah mengatakan kepada anak-anaknya dalam wasiatnya, “Wahai anka-anakku, janganlah kalian berada di pasar-pasar kecuali membawa buku untuk dibaca." Al-Hasan Al-Lu’lu mengatakan, “Aku telah menjalani masa 40 tahun tidak pernah tidur siang, tak banyak tidur malam hari, dengan buku yang kuletakkan di dadaku.” Renungkanlah saudara-saudaraku, orang-orang yang telah mendahului kita, begitu antusiasnya terhadap buku, dan begitu efektifnya mereka memanfaatkan waktu, maka sudah sepantasnyalah kita yang hidup di dunia serba modern ini dimana buku-buku sudah tersebar merata bahkan di internet pun dengan mudah kita bisa mengakses berbagai ilmu pengetahuan, maka patutkah kita berdiam diri membiarkan waktu luang kita berlalu begitu saja?
Oleh karenanya marilah di tahun 2021 ini kita mulai rubah diri kita dari belum baik menjadi baik atau dari baik menjadi lebih baik lagi. Karena kalau bukan kita siapa lagi yang merubah keadaan kita, dengan kesadran diri sendirilah kita dapat merubah diri kita menjadi lebih baik lagi. Bahkan dalam Q.S Ar-Ra’d : 11 Allah Swt. berfirman yang artinya “ Sesungguhnya Allah Swt. tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”.
Begitu pula halnya dengan penulis resolusi di tahun 2021 ini tentunya ingin berubah kepada keadaan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Berubah keadaan dari yang baik menjadi lebih baik ini meliputi keadaan ekonomi, wawasan, pergaulan, keilmuan dan tak kalah pentingnya adalah dalam melaksanakan segala asfek ibadah kepada Allah Swt. Karena diumur yang sudah kepala lima (5) tentunya kita lebih fokus untuk mempersiapan diri menghadapi kehidupan yang lebih lama atau kehidupan yang kekal abadi, yaitu kehidupan alam akhirat.
Di tahun 2021 ini ada resolusi baru yaitu ingin menerbitkan buku setelah penulis mulai mengikuti pelatihan SaguSabu kelas Jawa Timur yang dilaksanakan tanggal 22-24 Januari 2021 secara daring lewat zoom meeting, yang dilanjutkan dengan pendampingan selama satu bulan. Dimana buku ini adalah merupakan salah satu bentuk karya ilmiah yang merupakan paktor pendukung penilaian kenaikan pangkat dan golongan bagi ASN.
Semoga resolusi tahun 2021 ini dapat terwujud melalui bimbingan para senior dari MediaGuru.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bang Haji tulisan perdananya. Terus menulis hingga jadi buku. Semangat bang
Terima kasih Pak H. Wahyu
Kereeen resensinya, Pak. Salam literasi
Terima kasih Pak Dede
Terus berkarya dan berbagi Pak Zahruddin
keren dan bijaksana.
Terima kasih Pak Samsul
Terima kasih Pak Samsul
mantap ini,,,sudah bisa mengembangkan. saya sering berheti di tengah jalan.
Berusaha utk mengembangkan Pak Samsul
Keren
Terima kasih Bu Salma
Resensinya mantul pak. Sukses slalu
Aamiin..semoga sukses, tetap semangat dan salam literasi.
Terima kasih. Salam kembali Bu Siti Nurohmah
Mantap pak
Terima kasih Bu Aria Mardiah
Keren. Pemaparannya detail dan sangat memotivasi.
Terima kasih Bu Sri Mulyani. Semoga bermanfaat
Terima kasih Bu Sri Mulyani. Semoga bermanfaat