Tentangmu
Ini sekali sekian aku menjengukmu
Duduk bersandar pada tiang bambu
Sambil menghisap satu batang cerutu
Bukan rokok kenamaan kelas satu
Atau rokok kesukaan anak muda se-zaman ku
Aku melihatmu dengan mata sayu
Pandangan yang jauh cukup mewakili perasaanku
Itu pikirku tentangmu
Sesekali bibirmu berdecap
Mendesah menyebut satu kata
Barangkali nama yang telah membuatmu bermandi lara
Terdengar lirih suaramu beku
Ditelan angin hembusan asap cerutu
Kau menunggu?
Nama yang kini buta
Nama yang telah tuli termakan waktu
Dia tak akan pulang
Dia mati dalam kepungan waktu
Biarlah dia mengembara ka rantau jauh
Berkelana di deretan naskah yang berserakan
Sementara engkau, bangkitlah
Tinggalkan batang bampu yang menjadi tiang asamu
Dia telah jauh
Kau menunggu?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi dg diksi2 yang sangat indah.... semangat berkarya, Bpk, salam literasi