Mawar dan Rembulan
Mawar meratap sesali diri,
terdiam saja dalam tangkainya.
Terlalu biru dia merindu.
***************
Rembulan bermimpi tapaki bumi,
bisikkan kerinduan kian menekan,
agar bulir-bulir kesedihan tak jatuh lagi.
****************
Andai saja derai menyapa,
akan luruh segala keluh,
hawa dingin pupuskan ingin.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang indah ibu cantik.. Salam santun
Terima kasih, Bunda. Salam santun juga...
Mantab. keren Bu. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu.
Terima kasih. Amin. Salam literasi.
Muantapppp
Terima kasih....
Kereen bu, suka
Hehehehe, terima kasih, Bu Hesti.
Keren Bu
Terima kasih, Bunda. Salam...m