Memori Daun Pisang
Tantangan hari ke-165
#TantanganGurusiana
Imah memandangi tumpeng di depannya. Anak-anak dan suaminya duduk bersila mengelilingi sajian istimewa itu. Rasa letih seharian terbayar sudah oleh wajah ceria anak-anaknya, terutama kakak kedua. Hari itu kakak genap berusia 10 tahun.
Ditengah lahapnya menikmati hidangan, mata Imah tanpa sengaja mengarah pada daun pisang, alas tumpeng itu. Karena terburu-buru Imah tak sempat membuang tulangnya. Detak jantung Imah tiba-tiba berdegup kencang. Teringat kembali kisahnya tentang lonjoran-lonjoran daun pisang. Sejuta memori tersimpan rapi. Belum pernah sekalipun dia bercerita pada suami dan anak-anaknya. Tiba-tiba matanya panas. Kenangan itu membuat pipinya basah. Suaminya mulai curiga, dan memintanya berterus terang. Anak-anaknya diam. Mereka takut ayah ibunya akan bertengkar. Wajah-wajah tak berdosa itu saling pandang. Selera makannya hilang.
"Ingat Mbah Kung dan Mbah Uti," kata Imah mulai cerita. Setiap sore mereka mengambil daun pisang. Pagi-pagi sekali dijual ke pasar. Imah menunggu uang hasil jualan daun pisang itu untuk transport dan uang saku. Setiap hari seperti itu. Suaminya menarik nafas lega. Tersenyum. Wajah ceria anak-anaknya hadir lagi. Tak terjadi pertengkaran yang memang tak pernah ia saksikan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat bu Zaim luar biasa. Tulisan terus mengalir. Semoga saya tertulari semangat itu.
Terima kasih. Saling menyemangati ya, Bu.
Daun pisang dan segala kenangan yang menyertainya...keren sekali bu
Terima kasih, Bunda. Sehat dan sukses selalu, ya....
Keren bu.. memori daun pisang
Terima kasih, Ibu. Salam literasi....
Keren Bu.....salam kenal
Terima kasih. Salam kenal juga. Terima kasih atas kunjungannya.
Kembali ingatan ke orangtua tersayang. Doa terbaik untuk Beliau.
Iya, Ibu. Tak kan terlupakan.
Saya jadi larut terbawa emosi bun. Ingat Mbah uti. Memori daun pisang. Sebuah perjalanan dan perjuangan. Sukses selalu bunda.
Terima kasih, sehat dan sukses juga untuk Bunda. Terima kasih atas kunjungannya.
Saya jadi larut terbawa emosi bun. Ingat Mbah uti. Memori daun pisang. Sebuah perjalanan dan perjuangan. Sukses selalu bunda.
Saya jadi larut terbawa emosi bun. Ingat Mbah uti. Memori daun pisang. Sebuah perjalanan dan perjuangan. Sukses selalu bunda.
Saya jadi larut terbawa emosi bun. Ingat Mbah uti. Memori daun pisang. Sebuah perjalanan dan perjuangan. Sukses selalu bunda.
Saya jadi larut terbawa emosi bun. Ingat Mbah uti. Memori daun pisang. Sebuah perjalanan dan perjuangan. Sukses selalu bunda.
Memorii daun pisang....ohh..perjuangan bpk ibu
Terima kasih, Bu Gesti. Sehat dan sukses selalu, ya....
Subhanalloh... Tulusnya perjuangan orang tua... Keren bu... Salam literasi...
Terima kasih kunjungannya, Bapak. Salam literasi.
dikira apa??? suami aja ikut bingung. hehehe. keren.
Terima kasih, Bapak. Sehat dan sukses untuk Bapak...
Daun pisang yg mnjdi sejarah hidup y bu..
Sejarah hidup yang tak kan terlupakan. Terima kasih, Ibu. Salam literasi...
Daun pisang yg mnjdi sejarah hidup y bu..
Andai mbh uti dan mbh kung bisa baca itu ,pasti senang ya...lanjut terusss...
Mbah Kungnya sudah menghadap Allah. Tinggal Mbah Uti aja. Terima kasih, Bu Henny...
lanjuuuttttttt
Ayo......