Zainuddin Lamari

Zainuddin lahir dari Ibu Apida dan Ayah Lamari di Pinrang Sulawesi Selatan, 16-11-1974. Pendidikan S1 Jurusan Ilmu Sejarah Fak. Sastra Univ. Hasanuddin. Pendidi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berdamai dengan Masa Lalu (2)

Berdamai dengan Masa Lalu (2)

Naik ke kelas 3 dengan sekolah baru memberikan semangat kepada Salika dan teman-temannya. Guru pun bertambah. Sekolah sudah memiliki 1 kepala sekolah, 3 orang guru dan 1 orang penjaga sekolah. Guru yang tadinya mengajar sendiri selama bertahun-tahun kemudian diangkat sebagai kepala sekolah di sekolah yang baru ditemani oleh beberapa guru muda yang baru diangkat oleh pemerintah. Usia mereka sekitar 20-an tahun. Murid-murid jadi begitu bersemangat untuk sekolah.

Sekolah ini dibangun melalui bantuan pemerintah dalam program Inpres. Dibangun di atas tanah dengan luas kurang lebih 1 hektar. Sekolah baru ini memiliki 4 ruang kelas dan 2 bangunan perumahan untuk guru. Bangun perumahan guru itu ditempat salah satunya oleh penjaga sekolah dan lainnya oleh seorang guru wanita muda dan masih gadis yang untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di kampung itu.

Tiga dari empat ruang kelas yang ada digunakan untuk pembelajaran, sedangkan satu ruang lainnya digunakan sebagai ruang kantor. Tiga guru baru berasal dari daerah lain, hanya kepala sekolah dan penjaga sekolah yang berasal dari kampung itu sendiri.

Guru yang diangkat sebagai kepala sekolah di sekolah baru tidak lain adalah guru yang telah merintis pendidikan di kampung itu puluhan tahun sebelumnya. Bermodalkan ijazah pendidikan Sekolah Rakyat (SR) Tuan Guru (demikian warga kampung memanggilnya) mengajar anak-anak seorang diri. Tuan guru kemudian menikah dengan salah seorang mantan muridnya dan dikarunia 4 orang putra dan 1 orang putri.

Pengalaman hidup Salika berlanjut di kelas 3 SD pada sekolah baru tersebut. Jarak rumah ke sekolah yang baru tidak lebih dari 1/2 kilometer. Ia termasuk murid yang tinggal dekat sekolah. Olehnya, ketika ibu guru baru yang tinggal di perumahan sekolah membutuhkan teman, Salika jadi salah satu anak yang diajak untuk menemani ibu gurunya. Tentu saja sangat senang mendapat ajakan dari ibu guru. Anak-anak seusia itu sangat ingin dekat dengan gurunya. Selain itu, ia dapat belajar tambahan dari guru diluar jam pelajaran sekolah. Salika bersama teman-temannya yang diajak menemani ibu guru tentu saja merasa bangga. Orang tua pun tidak keberatan anaknya menemani ibu gurunya asal pada malam hari saja, sebab siang hingga sore hari, anak-anak harus membantu orang tua utamanya mengurus ternak.

Suasana kampung dengan penerangan berupa lampu minyak (teplok). Malam hari, hampir tidak ada lagi aktivitas di luar rumah. Bagi orang-orang baru, suasana di kampung ini memang sangat sepi. Kendaraan utama untuk keluar-masuk kampung yakni bendi. Kondisi jalan tanah yang berlubang dan sangat sulit dilalui pada musim hujan menambah sulitnya akses keluar-masuk kampung. Dalam sepekan, ada pasar rakyat yang dipusatkan di dusun sebelah yang memiliki populasi penduduk lebih banyak. Jaraknya kurang lebih 2 kilometer. Pasar lainnya ada di pusat kecamatan yang berjarak kurang lebih 8 kilometer. Pasar induk di kecamatan itu berlangsung 2 kali dalam sepekan. Warga kampung yang memiliki barang dan atau hewan ternak seperti bebek dan ayam bila ingin menjualnya, biasanya memilih ke pasar induk kecamatan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Pak. Sukses selalu. Salam literasi

13 Aug
Balas

trima kasih pak. Salam literasi

13 Aug

Mantap Pak

13 Aug
Balas

trima kasih bu

13 Aug

Keren pak, hampir sama dengan pengalaman saya mengajar pertama kali masih menggunakan lampu teplok. Salam Literasi.

13 Aug
Balas

Trima kasih bu Hunaifah. Salam literasi

13 Aug

Asyik ceritanya,pak. Lanjuutt...

13 Aug
Balas

Siaapp...

14 Aug

Mantap Pak Zai, saya follow dan ditunggu follow baliknya.Salam

14 Aug
Balas



search

New Post