Zainuddin Lamari

Zainuddin lahir dari Ibu Apida dan Ayah Lamari di Pinrang Sulawesi Selatan, 16-11-1974. Pendidikan S1 Jurusan Ilmu Sejarah Fak. Sastra Univ. Hasanuddin. Pendidi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Berdamai dengan Masa Lalu (9)

Jarak rumah keluarga ke rumah bibi yang ditempati Salika kurang lebih 8 Km. Jarak yang sesungguhnya tidak terlampau jauh ini terkendala karena harus menyeberangi sungai besar. Sungai yang setiap saat dapat meluap itu diseberangi dengan menggunakan perahu. Terdapat dua usaha penyeberangan yang jadi alternatif bagi Salika untuk menyeberangi sungai. Usaha penyeberangan yang pertama berada di desanya sendiri. Usaha penyeberangan ini hanyalah usaha kecil, namun jadi sangat penting keberadaanya bagi warga desa yang hendak bepergian ke tetangga kecamatan.

Menggunakan jasa perahu yang tersedia kadang tidak sesuai harapan. Perahu yang dimiliki hanya satu buah. Mesin yang sudah termakan usia menambah ketegangan ketika menggunakan jasa perahu tersebut. Meskipun demikian, jasa penyeberangan satu-satunya di desa tersebut tetap jadi pilihan utama untuk menyeberangi sungai.

Usaha penyeberangan yang kedua berada di bagian sebelah sungai. Tepatnya berada di kecamatan tetangga yang terpisah oleh sungai besar. Menggunakan jasa penyeberangan di tempat itu harus bisa bersabar karena menunggu perahu yang membawa penumpang. Bila tidak ada penumpang dari seberang sungai maka, Salika harus berteriak dan atau melambaikan tangan sebagai isyarat untuk memanggil operator perahu yang berada diseberang sungai. Bukan itu saja tantangan menggunakan jasa penyeberangan di tempat yang kedua ini, jarak tempuh yang dilalui oleh Salika untuk menuju ke rumah bibinya akan mencapai 10 Km atau berbeda kurang lebih 2 Km bila ia menggunakan jasa penyeberangan di desanya sendiri.

Perjalanan menuju rumah bibi setelah menyeberangi sungai dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih 6 Km. Sesekali Salika mendapat boncengan bila ada warga kampung yang hendak bepergian yang searah dengan tujuannya. Angkutan umum yang biasa digunakan warga hanya ada satu mobil yang biasanya sudah memiliki muatan penuh ketika hendak keluar dari kampung. Angkutan umum ini beroperasi hanya sekali dalam sehari. Keluar pada pagi hari dan kembali ke kampung pada sore hari.

Perjalanan kembali ke rumah orang tua pada akhir pekan pun dilalui Salika dengan kondisi yang sama. Pulang sekolah pada siang hari, Salika menyempatkan diri makan siang di rumah bibinya dan kemudian membawa pakaian sekolah dan buku yang diperlukan. Menempuh perjalanan dengan berjalan kaki melewati areal persawahan. Sesekali berpapasan dengan petani yang juga berjalan kaki dari sawahnya. Bila beruntung, Salika kadang dibonceng oleh orang yang menuju kampung yang di lewati untuk menuju ke tempat penyeberangan. Khawatir atau takut tidak terpikirkan ketika menerima tawaran orang yang akan memboncengnya. Baginya, mendapat pertolongan orang sudah sangat menyenangkan.

Menuju ke tempat penyeberangan, lagi-lagi Salika harus lalui dengan penuh kesabaran. Penyeberangan yang terdekat menuju rumah, yakni yang terletak di seberang sungai, tepatnya yang berada di desanya. Lebar aliran air sungai yang dapat mencapai seratus meter ketika sungai meluap sangat menyulitkan untuk memanggil operator perahu yang berada di seberang sungai. Dalam kondisi seperti itu, maka pilihannya harus segera meneruskan perjalan sejauh 2 Km lagi untuk sampai ke penyeberangan lainnya sebelum matahari terbenam.    

 

Palu, 21 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sungguh memprihatinkan..

21 Aug
Balas

Terima kasih bu

22 Aug

Tulisan keren Pak Zainuddin. Salam literasi, sukses selalu.

22 Aug
Balas

Terima kasih pak Edi. Salam sukses pak

24 Aug

Sebuah perjuangan luar biasa,Salika.

21 Aug
Balas

Gambaran anak Indonesia tahun 80 bu.

22 Aug

Luar biasa...salam.literasi

22 Aug
Balas

Terima kasih. Salam

22 Aug



search

New Post