PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMUDA
PENDAHULUAN
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari besarnya peran pemuda. Kiprah pemuda terlihat jelas pada setiap momentum perubahan yang terjadi di Indonesia.
Pada tahun 1998 kita telah menyaksikan sendiri bagaimana pemuda bergerak menggulirkan perubahan ketatanegaraan yang kita sebut sebagai reformasi. pemuda dengan serentak mengepung gedung MPR yang pada saat itu seakan-akan sulit dilakukan.
Jika kita melihat lebih jauh ke belakang, peran pemuda sebenarnya sudah tampak sejak pergerakan nasional tahun 1908, yaitu pada momen kebangkitan nasional. Pada tahun Kebangkitan Nasional, kaum muda berada di depan untuk mendeklarasikan sebuah organisasi bernama ‘Budi Utomo”. Memang benar organisasi ini buah ide dr. Wahidin Sudirohusodo, seorang pensiunan dokter, tetapi yang memimpin Budi Utomo adalah seorang pemuda yang masih berusia 20 tahun, yaitu dr. Sutomo (B.A. Saleh, 2007:9).
Pada tahun 1928, Pemuda mengadakan kongress pemuda sebanyak 2 kali yang pada akhirnya menghasilkan kebulatan tekat untuk mendeklarasikan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah pemuda ini dihadiri oleh hampir semua organisasi pemuda dari daerah, antara lain jong java, jong sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Sukun, Pemuda Kaum Betawi. Semua sepakat untuk bersatu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.
Pada tahun 1945, pemuda kembali berkiprah dengan semangatnya yang berkobar agar kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan. Rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh pada tanggal 15 Agustus 1945 menghasilkan keputusan salas satunya agar segala ikatan hubungan, dan janji kemerdekaan Jepang harus diputus. Tetapi usaha yang akhirnya gagal tersebut berlanjut pada upaya mengamankan dan membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok agar keduanya tidak dipengaruhi oleh Jepang. Langkah yang dilakukan pemuda ini membuat Ahmad Subardjo prihatin atas kondisi bangsa Indonesia yang terpanggil untuk mengusahakan agar proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat mungkin. Sehingga ia meyakinkan pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Atas upaya kaum muda ini pada 17 Agustus 1945 Soekarno dan Hatta membacakan Teks Proklamasi kemerdekaan Jepang (Sanusi Fatah, 2008:238-239). Dengan upaya kaum muda ini menjadi jelas bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah dari Jepang.
Pada saat dengung reformasi tahun 1998, pemuda tidak hanya memberikan ide perubahan tetapi juga berada pada barisan terdepan. Mereka diwakili oleh Mahasiswa Tri Sakti, Mahasiswa UI dan mahasiswa dari hampir seluruh perguruan Tinggi di Indonesia ikut bergerak menyerukan reformasi. Apabila kita menghitung korban reformasi, kita tahu mereka adalah kaum muda yang berkeinginan gigih membebaskan Indonesia dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) sebagai agenda besar reformasi yang sampai sekarang belum tuntas.
Pembangunan Nasional yang pada hakekatnya merupakan sebuah upaya atau usaha perubahan menuju Indonesia yang lebih baik dengan tujuan sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 membutuhkan peran aktif dari pemuda. Pemuda yang memiliki kekuatan dan tenaga yang lebih harus tersalurkan dalam peran dan tanggung jawabnya dalam pembangunan nasional.
Sejarah peran pemuda yang telah diuraiankan di atas menunjukkan bahwa pemuda memegang peranan penting dalam perubahan bangsa Indonesia menuju lebih baik. Bila pemuda diberi peran penting dalam pembangunan, niscaya pembangunan akan berjalan dengan cepat karena pemuda memang agen perubahan itu sendiri.
Oleh karena itu, pada karya ilmiah ini penulis mengangkat judul “Peran dan Tanggung Jawab Pemuda dalam Pembangunan Nasional”. Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sumbangan ide tentang perlunya pemberdayaan pemuda dalam mempercepat pembangunan nasional.
TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan sumbangan ide tentang pentingnya peran dan tanggung jawab pemuda dalam pembangunan nasional, dengan penuh harapan dapat berguna untuk kemajuan Bangsa dan Negara yang tercinta ini.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis ini adalah Deskriptif, yaitu sebuah metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiono, 2002: 11).
Pada karya ilmiah ini penulis ingin menggambarkan tentang variabel mandiri berupa peran dan tanggung jawab pemuda dalam pembangunan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kita seringkali rancu dalam memahami maksud dari istilah pemuda, karena ahli psikologi hampir tidak pernah menggunakan istilah ‘pemuda’ dalam mengklasifikasikan usia. Mereka menggunakan istilah anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Sementara ahli sosial politik lebih banyak menggunakan istilah pemuda, khususnya ketika membicarakan tentang peran pergerakan pemuda.
Oleh karena itu, sebelum kita masuk pada pembahasan tentang peran dan tanggung jawab pemuda dalam pembangunan, ada baiknya kita mengupas sedikit tentang siapa yang dimaksud dengan pemuda. Muhammad Rifa’i (2010: 42) mengategorikan pemuda melalui 3 karakteristik yang melekat pada pemuda, yaitu:
- Berusia 15 sampai 40 tahun;
- Perilaku cendrung revolusioner, radikal, suka memberontak, sarat dengan emosi, semangat meluap-luap, sifat keingintahuannya besar, dan masih dalam pencarian jati diri;
- Mereka lebih perhatian pada persoalan di depannya yang penuh dengan keprihatinan moral, segala pertimbangannya terhadap suatu masalah cenderung kurang matang dan pendek, gaya bicaranya cenderung lugas dan blak-blakkan.
Melalui kutipan di atas, kita sepakat bahwa apabila disebutkan kata pemuda. maka yang dimaksud adalah mereka yang berusia antara 15 sampai 40 tahun.
Setiap negara pasti mempunyai tujuan dan sasaran pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan ini masih abstrak apabila belum menyebutkan siapa yang harus ada di depan untuk merealisasikannya dalam kehidupan bangsa dan Negara.
Sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia sebagaimana diuraikan pada latar belakang di atas telah membuktikan begitu besar peran pemuda untuk mempelopori gerakan kemerdekaan tersebut. Kita dapat melihat peran Soekarno sejak usia 27 tahun menjadi pimpinan PNI, Dr. Sutomo memimpin Budi Utomo sejak usia 20 tahun, Jenderal Sudirman memimpin pasukan TKR sejak usia 29 tahun, dan masih banyak lagi pejuang bangsa Indonesia yang berangkat dari angkatan muda (Barus, 2010: 40-45).
Bukti sejarah ini menunjukkan bahwa pemuda harus berada di depan untuk melakukan segala perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. Selain itu, data statistik yang menunjukkan 40% penduduk Indonesia adalah pemuda dapat diartikan bahwa 40% sasaran pembangunan Indonesia adalah pemuda itu sendiri (Sugiarto, 2010: 69)
Pada era pembangunan tentunya sangat tidak tepat jika pemuda mengambil posisi atau diposisikan di belakang, atau kita biarkan mereka menjadi bagian masyarakat yang terbelakang. Mereka harus tetap berada di depan karena peran dan tanggung jawabnya sangat besar. Pemuda mempunyai peran dan potensi penting, serta punya tanggung jawab yang besar untuk mendorong pembangunan Negara ini.
Sugiarto (2010: 68-72) menyatakan ada 5 potensi besar pemuda bangsa Indonesia:
- Jumlah pemuda sangat besar dan tersebar dimana-mana
Menurut data BPS tahun 2007, jumlah kaum muda 40% dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini menunjukkan besarnya jumlah pemuda yang ada di Indonesia. Jika dari jumlah yang ada ini diperankan dalam pembangunan, niscaya pembangunan Negara kita akan berjalan dengan cepat.
- Potensi sumber daya manusia terdidik melimpah
BPS tahun 2012 mencatat bahwa 52,13% Penduduk usia 15 tahun ke atas sudah menyelesaikan pendidikan wajar dikdas 9 tahun. Dari jumlah tersebut 23,97% sudah lulus SMA atau sederajat, dan 7,16% lulus perguruan tinggi. Jumlah yang besar ini menggambarkan kepada mereka bahwa pemuda Indonesia minimal 50% sudah terdidik. Jika mereka terlibat dalam pembangunan, mereka mampu menggerakkan laju pembangunan nasional dengan cepat.
- Potensi hubungan dan jaringan yang luas
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, mudah bagi pemuda untuk melakukan hubungan dan jaringan yang luas. Peristiwa reformasi yang terjadi pada tahun 1998 telah membuktikan efektifitas jaringan pemuda yang dalam waktu cepat dapat berkomunikasi melalui bantuan selular dan internet. Sehingga dengan serentak mereka membuat gerakan dan menggulirkan reformasi. Lebih-lebih pada masa sekarang yang dapat kita saksikan besarnya pengaruh media sosial elektronik dalam pergaulan pemuda.
- Potensi Komitmen yang teruji
Peristiwa sumpah pemuda, rengasdengklok, dan gerakan reformasi sudah cukup menjadi gamabaran bahwa bila pemuda berada pada barisan depan pembangunan, mereka punya komitmen yang tidak perlu diragukan lagi
- Potensi sebagai agen perubahan
Siapapun akan mengakui pemuda sebagai asset penting bangsa. Mereka sebagai agen perubahan sosial pada saat Negara mengalami kebekuan dan mengalami disorientasi tujuan nasional. Dan bahkan mereka mampu sebagai pelestari nilai budaya, pelopor, perintis pembaharuan melalui Karsa, karya, dan dedikasinya. Tanpa peran mereka, Indonesia tidak akan pernah berubah dan sulit melakukan perubahan yang cepat dan tepat.
Selain kelima potensi tersebut, pemuda juga memiliki idealisme yang tinggi, cenderung dinamis dan kreatif, memiliki optimisme dan gairah yang penuh semangat, dan ksatria.
Namun demikian, di era globalisasi seperti sekarang ini tantangan besar menghadang kaum muda. Sugiarto (2010: 17-23) menyatakan bahwa terdapat pengaruh globalisasi melanda masyarakat, khususnya pemuda, yaitu: 1) Banyak pemuda melupakan sejarah; 2) Banyak kaum muda malu dengan budayanya, sehingga banyak dari mereka menjadi tidak percaya diri ketika identitas budayanya terlihat oleh orang asing; 3) Merosotnya nasionalisme kaum muda; 4) Pemuda yang asal-asalan; 5) Fenomena anak gaul; dan 6) Generasi bermentalitas Instant.
Tantangan besar ini jika tidak dilawan dengan kuat dan tidak dibendung dengan cara memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada pemuda untuk berkiprah dalam pembangunan. Mereka lebih banyak berkesempatan untuk secara tidak sengaja merusak dirinya melalui kegiatan yang negatif karena potensi mereka yang luar biasa tersebut.
Adapun peran yang dapat dilakukan oleh pemuda dalam pembangunan adalah sebagai berikut:
- Agen perubahan
Sebagai agen pembaharuan, pemuda harus mampu melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar ada, dan harus selalu berkreasi dan berinovasi menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan lebih bermanfaat guna mempercepat pembangunan.
- Penjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Dalam hal ini pemuda harus menjadi contoh bagi masyarakat untuk tidak melakukan tawuran, tidak terlibat dalam konflik, dan mampu memberikan mediasi bagi kelompok, suku atau individu yang sedang terlibat dalam konflik.
- Pemupuk semangat Nasionalisme generasi muda
Kita dapat melihat gerakan radikal yang terjadi di negara kita banyak diikuti oleh generasi muda. Kampus seringkali menjadi sasaran gerakan radikalisme pemuda ini, mereka merekrut generasi muda untuk digemleng dan meragukan ideologi Pancasila. Tugas dan tanggung jawab kita sebagai generasi muda adalah memberikan pemahaman kepada mereka bahwa cinta tanah air (nasionalisme) adalah sebagian dari iman.
- Penggerak Masyarakat
Menurut Alm. KH. Abdurrahman Wahid, mantan presiden kita menyatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang memiliki jiwa penakut untuk menyerukan kebenaran. Oleh Karen itu, pemuda yang cenderung lebih memiliki keberanian harus mampu menggerakkan masyarakat agar mereka berani bersuara untuk menyampaikan aspirasinya. Karena jika masyarakat dibiarkan tidak mampu atau tidak berani melakukan gerakan, setidaknya menyampaikan aspirasinya, pemimpin atau pengelola Negara tidak akan memiliki gambaran yang pasti apa yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, pemuda harus menjadi penggerak masyarakat.
- Penghadang terhadap arus negatif globalisasi
Globalisasi tanpa terasa sudah masuk ke pelosok-pelosok negara kita. Melalui media seluler dan media internet informasi dari luar dapat diakses langsung tanpa ada saringan yang dapat dilakukan. Akibatnya sekarang sudah banyak kasus-kasus asusila, penggunaan narkoba, dan konsumsi minuman keras menjadi trend generasi muda kita. Kondisi seperti ini justru membuat generasi muda tidak maju, mundur, dan menjadi terbelakang. Mereka belum menyadari bahwa dampak negatif dari kegiatan seperti ini akan kembali pada mereka sendiri, mereka akan kehilangan masa depan, menjadi generasi yang teller dan pemabuk. Dampak negatif ini dapat dicegah olehe generasi muda sendiri, minimal ia dapat menjaga dirinya dari arus negative globalisasi, dan lebih jauh lagi pemuda dapat menjaga dan mencegah lingkungan dari arus negatif globalisasi ini.
Apabila kelima peran ini benar-benar dilakukan oleh pemuda, maka pemuda Indonesia akan menjadi pemuda yang berkualitas, cerdas, tanggap terhadap masalah sosial masyarakat, dan mampu membawa masyarakat untuk bergerak setahap demi setahap terus maju menuju masyarakat yang dicita-citakan sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemuda memiliki potensi yang besar. Potensi tersebut adalah: 1) Pemuda adalah 40% dari jumlah penduduk; 2) 52,13 % pemuda sudah terdidik dan lulus pendidikan dasar; 3) memiliki potensi hubungan dan jaringan yang luas; 4) memiliki komitmen yang teruji; 5) Potensi sebagai agen perubahan; 6) memiliki idelisme yang tinggi; 7) Dinamis dan kreatif; 8) memiliki optimisme yang semangat, bergairah dan skatria.
Potensi tersebut harus dapat disalurkan dan diperankan dalam pembangunan nasional, yaitu; 1) sebagai agen pembaharuan; 2) Penjaga persatuan dan kesatuan bangsa; 3) pemupuk semangat nasionalisme generasi muda; 4) penggerak masyarakat; dan 5) penghadang terhadap arus negatif globalisasi.
Apabila kelima peran ini benar-benar dilakukan oleh pemuda, maka pemuda Indonesia akan menjadi pemuda yang berkualitas, cerdas, tanggap terhadap masalah sosial masyarakat, dan mampu membawa masyarakat untuk bergerak setahap demi setahap terus maju menuju masyarakat yang dicita-citakan sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
B.A. Saleh.2007. Dr. Sutomo. Seri Pahlawan Nasional. Bandung: CV. Citra Praya
---------------------. HOS. Tjokroaminoto. Seri Pahlawan Nasional. Bandung. CV. Citra Praya
Barus, Valentino, Drs.Dkk. 2010. Tokoh dan Pahlawan, Seri Pejuang Kemerdekaan. Jakarta: PT. Lestari Kiranatama
Fatah, Sanusi. Dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depatemen Pendidikan Nasional.
Kurniawan, Budi.2009. Mereka yang Menulis dari Balik Penjara. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani
Muhammad Rifa’i. 2010. Menggali Spirit Sumpah Pemuda.Yogyakarta. Penerbit: Cempaka Putih
Sholehuddin, Saefullah. 2010. Bangsaku Bangsa yang Besar. Dirjen Dikdasmen Kemdiknas
Sugiyarto.2010. Memberdayakan Potensi Kaum Muda. Yogyakarta: Penerbit Cempaka Putih
Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. 2010. Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda. Jakarta: Balai Pustaka
www.bps.go.id. Persentase Penduduk Berumur 15 tahun Ke Atas menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Jenjang Pendidikan tertinggi Yang Ditamatkan, 2009-2012.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Contoh upload nya sukses pak Zainul, tinggal kontennya belum ada.... :)
Alhamdulillah.... pak instruktur referensinya sangat banyak. Kapan2 saya pinjam