Literasi Sebagai Titik Tumpu Merdeka Belajar
Tantangan hari ke-28
#tantangangurusiana
Gebrakan Merdeka Belajar yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju terus disosialisasikan oleh Nadiem Anwar Makarim. Pada tanggal 11 Desember 2019 Mas Nadiem (panggilan dari Mendiknas) telah menyampaikan konsep Merdeka Belajar dihadapan kepala dinas pendidikan se Indonesia. Memang konsep Merdeka Belajar ini belum sepenuhnya dipahami oleh jutaan guru yang ada di Nusantara ini. Perlu banyak waktu dan biaya guna mensosialisasikan serta mengadakan diklat-diklat tentang implementasi Merdeka Belajar.
Tapi secara sekilas pengambilan istilah Merdeka Belajar oleh Mas Nadiem bisa dianggap bisa mencuri hati dari guru-guru. RPP satu lembar, penghapusan ujian nasional, USBN yang diserahkan kepada sekolah adalah hal-hal yang mampu mengambil hati dari para pendidik dan orang tua. Guru mendengar RPP hanya cukup satu lembar langsung merasa lega walaupun nantinya dimungkinkan tetap ada berlembar-lembar lampiran yang harus menyertai satu lembar RPP tersebut.
Ujian nasional yang nantinya akan dihapus pada tahun 2021 juga ditanggapi dengan senang hati oleh para pendidik saat ini. Walaupun sebagian besar guru belum sepenuhnya memahami tentang penggati ujian nasional yaitu Asessmen Kompetensi Minimum (AKM) mereka juga menyatakan lega dengan dihapusnya ujian nasional.
Sebenarnya nantinya yang paling menjadi perhatian dalam sekala nasional adalah pelaksanaan AKM sebagai pengganti ujian nasional (UN). AKM bisa dimaknai sebagai jawaban adanya krisis literasi yang dialami pelajar Indonesia saat ini. Minat baca anak sekolah saat ini harus segera ditingkatkan dan guru harus menjadi ujung tombak sebagai motivator peningkatan minat literasi siswa.
AKM disini menuntut siswa untuk mempunyai kompetensi literasi dan numerasi, ini bisa dilihat dari gladi UNBK pada 3 Maret 2020 kemarin dimana peserta sudah diberi beberapa soal AKM, tampak soal-soal yang ada penuh dengan teks bacaan dan juga sebagian soal ada numerasinya (hitungan). Peserta dituntut untuk bisa melakukan perhitungan yang ditanyakan pada soal tersebut (semacam soal cerita) disini kemampuan analisis siswa untuk memecahkan masalah akan diuji.
Dari AKM yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 ini berarti mulai saat ini guru harus meubah pola mengajarnya yang mungkin belum menerapkan pemanfaatan penalaran siswa, soal dengan kata tanya apa, siapa tidaklah cukup. Pemberian masalah yang diwujudkan dalam soal yang menuntut siswa berpikir/menganalisis itulah yang dibutuhkan saat ini.
Menilik soal yang ada pada AKM saat gladi UNBK 2020 siswa harus mempunyai minat membaca yang tinggi, bila siswa kurang suka membaca maka siswa tersebut akan kurang maksimal dalam mengerjakan soal-soal AKM yang harus dikerjakan dalam waktu yang terbatas. Untuk itu sudah waktunya setiap hari siswa harus dibiasakan untuk gemar membaca. Literasi menjadi hal yang sangat penting dalam AKM jika kemampuan literasi siswa masih rendah maka pendidik mempunyai tugas guna menggugah minat literasi anak didiknya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Benar, bu, literat dlm segala hal
Indonesia krisis literasi, kita harus bisa jadi motivator
Salam literasi
Literasi harus membumi di dunia pelajar