Zainul Abidin

Pengajar yang masih mencari jati diri...

Selengkapnya
Navigasi Web
Trauma Nency Yang Tak Kunjung Hilang

Trauma Nency Yang Tak Kunjung Hilang

Tantangan hari ke-14

#tantangangurusiana

Hidup bersama ibu dan satu anak perempuannya selama tujuh tahun membuat Nency menjadi pekerja keras karena kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, membayar tagihan rekening listrik dan air, biaya sekolah anaknya dan ditambah dengan cicilan sepeda motor menjadi tanggung jawabnya. Masih ada satu lagi yang menjadi beban dia dan belum bisa membayar sama sekali yaitu hutang kepada temannya untuk membayar biaya pengobatan anaknya di rumah sakit.

Jualan es dan pulsa di depan rumahnya adalah pekerjaan sehari-hari yang dia jalankan agar bisa bertahan hidup, onlineshop juga menjadi penghasilan tambahannya. Paras cantik dan tubuh seksi membuat banyak orang tertarik dengannya, tidak sedikit laki-laki yang berniat untuk meminangnya untuk dijadikan istri, tapi Nency menolak karena trauma dengan kehidupan rumah tangga sebelumnya apalagi kebanyakan orang yang akan melamarnya adalah pria yang sudah beristri. Bukan kebahagiaan tapi sakit lahir dan batin yang selama ini dirasakan oleh Nency saat masih berumah tangga.

Meskipun dalam keadaan kesulitan ekonomi dia lebih bahagia hidup sebagai single parent dibandingkan hidup bersuami tapi tersiksa. “Ma... besok ada acara outbound di sekolah, kata Bu Asih harus membayar seratus ribu untuk kegiatan tersebut” Nency mendengarkan apa yang dikatakan oleh Nina anak perempuan satu-satunya yang saat ini berada di kelas 5. “Iya.... gampang besok mama bayar langsung ke Bu Asih ya..” Nency langsung mengiyakan permintaan dari anaknya. Kembali ia harus mengurangi uang yang selama ini ditabung guna bayar biaya outbound anaknya padahal uang tabungannya tersebut mestinya untuk membayar hutang kepada Rudi guna pengobatan anaknya.

Wanita umur sekitar 53 tahun mendengarkan percakapan antara Nency dan Nina, dia adalah Erma nenek dari Nina atau ibu dari Nency. Nina tampak bahagia dan meninggalkan mamanya setelah Nency mengatakan akan membayar biaya outbound langsung ke Bu Asih. Bu Erma memandang cucunya yang berlari kecil meninggalkan mereka berdua lalu tangan kanannya memegang pundak sebelah kanan Nency sambil berkata “Nen..... cobalah untuk menikah lagi biar ada yang membantu kehidupanmu, kamu sudah tujuh tahun hidup sendiri”. “Males bu kapok, punya suami kayak gak punya suami, makan tetap cari sendiri, apa-apa sendiri ibu aja yang kawin” Nency menjawab apa yang disampaikan ibunya dengan nada ketus. Selama ini memang ada beberapa orang yang mendatangi Bu Erma menanyakan tentang anaknya Nency.

Di kios kecil yang dimiliki Nency tampak deretan buah segar sebagai bahan es jus dagangannya. Sebelah tembok kiri kiosnya terlihat rentengan serbuk bahan membuat minuman berbagai rasa, minuman ini laris manis karena disukai anak-anak disekeliling rumah Nency. Dua blender listrik tampak di atas meja disiapkan untuk pembuatan es jus maupun es barbagai rasa. Nency tampak duduk menunggu pembeli sambil memainkan HP nya, aplikasi WA dibukanya lalu dicari daftar kontak bernama Rudi, jemari bersih Nency tampak dengan lincahnya mengetik huruf demi huruf yang akan ditujukan kepada Rudi teman yang selama ini sering membantunya. “Hai... ” kata pembuka singkat ciri khas Nency bila akan chat dengan Rudi, tanda centang biru dua tampak langsung muncul di samping kata yang baru dikirimkan. “Yup” jawaban singkat dari Rudi. “ Sorry ya blm bs byr hutang” Nency melanjutkan percakapan kepada Rudi. “gpp santai aja kayak sm siapa aja..” Rudi menjawab permintaan maaf dari Nency. “Sebenarnya aku mau nyicil rud.... tp Nina mau outbound akhirnya kubuat bayar outbound dulu uangnya” Nina berusaha menjelaskan kepada Rudi. “sedang apa nih km?” Rudi berusaha mengalihkan percakapan ke lain topik dengan nengirim pesan kepada Nency yang ditambahi emot sedikit menggoda. Nency tampak semakin asik dengan jemarinya yang terus bergerak cepat menjelajahi layar androidnya. Ditengah-tengah asiknya chatting, Nency harus meletakkan Hpnya karena ada yang mau beli es jus.

Waktu berjalan terus, Nina saat ini sudah menginjak kelas enam, kebutuhan pendidikan Nina juga semakin banyak apalagi bila nantinya sudah masuk SMP. Nency merasakan semakin berat beban hidupn sebagai wanita single parent. Nency pagi itu menghubungi Rudi melalui chat WA. Nency mengajak ketemuan Rudi untuk membicarakan sesuatu. “Rud bisa ketemu Ndak skr” Nency mengirimkan pesan ke Rudi. “Skrg?” Rudi menjawab sekaligus bertanya kepada Nency. “Iy skrng kalo gk bisa ya gpp” Nency membalas lagi dengan lebih tegas yang menunjukkan Nency benar-benar ingin bertemu pada hari itu. “iya iya bisa, dmn” Rudi tidak bisa menolak diajak ketemu dengan wanita yang masih terlihat cantik walau umurnya sudah sudah diatas 30 tahun. Sebagai laki-laki normal sebenarnya Rudi juga merasa tertarik pada paras Nency, namun ia sadar bahwa ia telah beristri.

Rudi menentukan tempat untuk bertemu yaitu di rumah makan yang cukup santai digunakan ngobrol sambil santai, rumah makan tersebut adalah rumah makan Apung Rahmawati. Seperempat jam kemudian mereka pun bertemu. Gurami bakar dipesan mereka berdua, sambil menunggu makanan Nency mulai membuka perbincangan. “Rud kamu jangan marah ya?” Nency tampak penuh ragu dan takut untuk berterus terang kepada Rudi. “Gak papa aku gak akan marah, cerita saja ke aku” Rudi meyakinkan kepada Nency, Rudi memang selama ini tidak pernah marah kepada Nency, sedangkan Nency saat ini takut bila berterus terang kepada Rudi, takut bila Rudi tidak mau membantu lagi walau sebenarnya Nency tahu bahwa selama ini Rudi tidak pernah meminta imbalan atas semua bantuan yang ia berikan.

Dengan tatapan mata yang sedikit kosong, Nency mulai mengatakan apa yang sebenarnya ada di dalam hatinya ”Rud.. aku mau diajak nikah sama orang”. “Baguslah kalau ada yang mau nikah sama kamu” ucap Rudi kepada Nency dengan raut muka yang biasa saja. “Tapi aku takut kamu tidak mau lagi membantu aku lagi Rud..” Nency kembali menyampaikan kekhawatirannya. “Dari dulu kan udah aku bilang kamu itu harus segera cari suami biar ada yang membantu meringankan beban hidupmu” Rudi meyakinkan kepada Nency bahwa dia benar-benar tidak apa-apa. “Rud..... tapi dia udah tua, jelek lagi” Nency menjelaskan kepada Rudi kenapa dia agak ragu untuk menikah dengan laki-laki itu. “Gak masalah yang penting dia punya penghasilan tetap sehingga bisa menopang kehidupan kamu” kembali Rudi berusaha untuk meyakinkan Nency yang tampak masih ragu, “emangnya kerja apa dia? Dan umur berapa?” Tanya Rudi kepada Nency. Dengan menarik nafas panjang yang dilanjutkan dengan minum jus apokat yang dipesan Nency menjawab pertanyaan Rudi dengan jujur “Dia seorang PNS umurnya sekitar 54 tapi belum punya istri, dia sekarang jadi Kasi kalau gak Kabid di kantornya”. Rudi mendengarkan apa yang keluar dari bibir seksi Nency. “Ya bagus lah... jelas gajinya udah banyak dan cukup untuk hidup denganmu, udah berapa lama kamu kenal?” Tanya Rudi kepada Nency penasaran tentang hubungan temannya tersebut.

“Aku mengenalnya udah dua minggu ini, bermula saat aku tidak sengaja menabraknya saat aku berjalan keluar dari pasar, telor yang aku bawa jatuh dan pecah saat aku menabraknya, tapi dia malah mohon maaf dan memberi uang aku sebagai ganti telor yang pecah” Nency menceritakan kisah pertemuannya dengan sosok laki-laki yang ingin menikahinya, tapi Nency belum mau memberitahu siapa nama laki-laki tersebut.

“Saran aku kamu harus cepat-cepat menikah sebelum laki-laki tersebut berubah pikiran lo...” Rudi menggoda Nency sambil tangannya mencicipi gurami bakar yang barusaja diantar petugas rumah makan. “Iya Rud aku akan mendesak agar dia segera mau menikahi aku, tapi bener ya Rud kamu tidak apa-apa kan?? Kamu tidak marah kan???” Nency mencoba lagi menegaskan kepada Rudi. “Ya gak apa-apalah.... aku kan bukan apa-apa kamu, aku kan hanya teman SMA mu dulu...” Jawab Rudi. “Makasih ya Rud?? Kamu memang teman yang paling baik”. Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantapp

19 Feb
Balas

Baru belajar nulis bu

19 Feb



search

New Post